Mita Diandra Putri adalah gadis berusia 19 tahun, seorang anak tunggal yang terkenal cerdas dan berprestasi. Dia juga terlahir dari orang tua yang kaya raya, namun dia terlalu larut dalam pergaulan bebas yang pada akhirnya ia terpaksa harus menikah diusia muda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mvin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
Di luar gedung kampus, Mita masih berharap jika Raka akan menjemputnya. Namun sudah hampir satu jam menunggu, Raka tidak menunjukkan batang hidungnya.
" Mas Raka kemana ya? Katanya mau jemput tapi ko ga datang-datang juga. Biasanya tanpa di minta pun dia bakal jemput. Hmm ya udah lah pesan ojek online aja, Tasya juga pasti udah pulang kalau jam segini". Mita mengeluarkan telepon genggamnya dari tas yang ia bawa, namun sebelum Mita memesan ojek online, terdengar suara motor berhenti tepat di depan Mita. Mita yang sedang fokus pada telepon genggamnya pun mengalihkan pandangannya pada seseorang yang dengan gagah duduk di motor gedenya tepat di depan Mita. Dan seseorang tersebut adalah Rangga, seorang mahasiswa yang cukup terkenal di kampus karena ketampanannya. Rangga juga bekerja sebagai model yang cukup terkenal dan sudah pasti semua orang di kampus pasti mengenalnya.
" Hai, kamu Mita kan? ".
" Hm hai iya, kamu Rangga kan? "
" Kamu tahu aku? ".
" Tahu lah, semua orang di kampus ini juga pasti tahu siapa kamu".
" Kamu bisa aja".
Walaupun Rangga masih memakai helm nya tapi Mita masih bisa melihat jika Rangga sedang tersenyum padanya. Namun Mita hanya mengerutkan keningnya karena ia merasa heran, mengapa sosok Rangga yang selalu di kejar-kejar cewek-cewek kampus datang kepadanya bahkan ia tahu namanya. Selama ini Rangga terkenal tidak dekat dengan cewek manapun. Jika ada yang berniat mendekatinya dia akan langsung menolaknya. Dia juga jarang bergaul dengan teman-teman yang lain karena ia terkadang sering disibukkan dengan pekerjaannya sebagi model iklan.
" Kamu lagi nunggu seseorang? ".
" Ngga, aku lagi nunggu ojek online".
" Oh, udah pesan ojek online nya? ".
" Belum sih".
" Ya udah biar aku antar aja sekalian aku juga mau pulang".
" Hah ga usah aku pesan ojek online aja". Mita membulatkan matanya sekaan tak percaya seorang Rangga mau mengantarnya pulang.
" Kamu tenang aja aku ga bakal ngapa-ngapain kamu ko, udah sore juga nanti kamu bisa kena macet mending sama aku".
" Hmm gimana ya".
" Nih pake helm nya". Tanpa persetujuan dari Mita, Rangga memberikan helm yang ia bawa kepada Mita dan akhirnya Mita pun menerimanya. Kemudian ia naik ke atas motor Rangga namun Mita tidak ingin berpegangan pada Rangga, akhirnya ia hanya bisa memegang bagian belakang motor.
" Kamu udah siap? Nanti kamu arahin aja ya jalannya".
" Iya".
Perasaan Mita terasa campur aduk, ia takut jika Raka melihat mereka berboncengan akan salah paham padanya. Dan ia juga yakin pasti Rangga tidak tahu jika Mita sudah menikah. Namun Mita bingung bagaimana menjelaskannya. Ia tidak ingin Raka salah paham tapi ia juga tidak ingin pernikahannya di ketahui teman-temannya di kampus. Di sepanjang perjalanan Mita hanya berdoa agar ia tidak bertemu dengan Raka.
...******...
Di apartemen Haura, Raka dan Eko sedang sibuk mengangkat barang-barang berat milik Haura. Setelah berbelanja barang-barang keperluan Haura mereke pergi ke apartemen Haura untuk menata barang-barang yang tadi baru di beli dari mall.
" ini di taruh dimana mba haura?".
" Di meja sana aja mas Eko".
" Oke ".
" Raka, mas Eko istirahat dulu. Ini saya udah buatkan teh".
" Wah makasih loh, mba Haura ini pengertian sekali ga kaya orang yang di sebelah saya ini".
Raka yang merasa di sindir pun hanya mengernyitkan keningnya.
" Sama-sama mas Eko saya yang berterimakasih karena sudah dibantuin. berkat kalian pindahan saya juga jadi ga berat dan Alula juga bisa tenang. Makasih ya mas Eko, Raka".
" Sama-sama mba Haura, saya minum dulu ya teh nya" .
" Iya mas Eko silahkan".
Haura memperhatikan Raka yang sepertinya sedang gelisah, dari tadi ia bolak balik melihat ke arah jam yang terpampang di dinding. Haura yang sudah lama mengenal Raka pun mengerti jika sebenarnya Raka ada keperluan yang lain namun Raka pasti merasa tidak enak untuk mengatakannya, akhirnya Haura memutuskan untuk meminta Raka dan Eko pergi dari apartemennya.
" Mas Eko, Raka sebelumnya saya mengucapkan terimakasih banyak sama kalian yang sudah mengorbankan waktunya untuk membantu saya tapi mohon maaf sekali sepertinya saya dan Lula ingin beristirahat".
" Oh iya mba Haura sama-sama ya sudah saya juga mau pamit ya mba tapi saya habiskan dulu ya teh nya".
" Silahkan mas Eko". Haura tersenyum ramah pada Eko.
" Ya udah Ra, kita pamit dulu ya. Semoga kamu betah tinggal di sini".
" Aamiin, sekali lagi terima kasih Raka, mari saya antar kedepan".
Haura mengantar Raka dan Eko sampai di depan apartemennya kemudian Raka dan Eko pergi ke lantai bawah menggunakan lift yang ada di sana.
Haura menutup pintu apartemennya kemudian ia melihat ke sekeliling ruangan apartemen yang akan menjadi tempat tinggalnya bersama Alula.
" Aku tidak mungkin terus bergantung pada Raka, aku harus bekerja keras agar bisa memenuhi kebutuhan aku sama Lula. Aku juga harus bisa menyisihkan uang untuk membayar sewa apartemen ini dan untuk baby sitter nanti". Gumam Haura meyakinkan dirinya jika ia pasti bisa memenuhi kebutuhannya dengan Alula tanpa bantuan dari Raka. Meskipun ia tahu jika tiga bulan kedepan Raka sudah membayar sewa apartemennya, namun ia harus membayarnya kembali pada Raka.
...*******...
Motor yang membawa Mita tengah berhenti di sebuah mini market. Mita meminta Rangga untuk menghentikan motornya jika ada mini market terdekat. Saat dalam perjalanan Mita merasakan sakit perut dan ia tahu alasannya. Ia sepertinya datang bulan dan harus membeli pembalut ke mini market dan ia turun dari motor Rangga, ia baru sadar jika rok yang ia pakai terkena noda darah menstruasinya. Saat menyadari itu, Mita begitu bingung dan malu pada Rangga. Ia bingung bagaimana cara ia masuk ke mini market dengan rok belakangnya yang terkena noda darah. Ia juga malu pada Rangga jika ia meminta Rangga untuk membelikannya pembalut.
" Kamu kenapa Mita? katanya mau beli sesuatu kenapa ga masuk? Kamu baik-baik aja kan? ".
" Rangga, aku minta maaf banget tapi boleh ga aku minta tolong".
" Minta tolong apa? ".
" Tolong beliin aku pembalut". Mita setengah berbisik pada Rangga, ia juga menutup bagian belakang roknya dengan satu tangannya.
" Hah kamu serius? ".
" Aku ga bisa masuk ke dalam Rangga, aku minta tolong ya".
" Terus kamu mau pakainya dimana?".
" Oh iya ya kenapa ga kepikiran kesitu?". Gumam Mita pelan.
" Gini aja, kamu pakai jaket aku buat nutupin nya. Nanti kamu izin ke kamar mandi. Aku tunggu kamu di sini".
Tanpa bertanya, Rangga mengerti alasan mengapa Mita tidak bisa masuk ke dalam dan tanpa menunggu persetujuan dari Mita, Rangga langsung membuka jaket yang ia pakai kemudian memberikannya pada Mita.
" Ini gapapa jaketnya aku pake? ".
" Gapapa santai aja".
" Makasih ya". Mita pun memakai jaket milik Rangga yang begitu tercium wangi maskulin dari jaketnya. Kemudian ia segera bergegas masuk ke dalam mini market.