NovelToon NovelToon
Love Scandal

Love Scandal

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen Angst
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: Sia Masya

Sepasang suami istri yang terlihat memiliki hidup bahagia namun tersimpan banyak teka-teki pada setiap hubungan mereka

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sia Masya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

33

"Permisi nak. Apa bapak boleh duduk di sini?" Tanya sang pastor dan Aletta mengiyakan.

"Siapa nama kamu?"

"Saya Aletta, bapak."

"Oh nak Aletta. Maaf jika bapak lancang. Tapi melihat nak Aletta yang berdoa di sini berjam-jam, sepertinya nak Aletta sedang terkena masalah."

Aletta diam dan tidak menjawab apapun.

"Bapak tahu mungkin masalah nak Aletta ini tidak ingin diceritakan. Masalah yang diderita tidak baik di pendam sendiri. Itu justru dapat menyiksa kamu. Tapi bapak merasa sangat senang karena nak Aletta sudah datang dan mengaduh pada Tuhan. Bapak harap beban yang nak Aletta miliki segera diangkat."

"Maaf bapak saya tidak bisa menceritakan nya."

Bapak Pastor menggangguk mengerti. Ia tidak ingin memaksa Aletta. Dia hanya ingin memberi saran kepada gadis itu serta menyemangati nya karena dari raut wajah Aletta tersirat beban yang berat sedang dipikulnya.

Aletta izin pamit pada Pastor setelah sadar ia sudah sangat lama di dalam gereja. Ia sama sekali tidak memeriksa jam. Dan sekarang sudah jam 9 malam.

"Maaf bapak Pastor. Saya harus pulang sekarang."

"Iya, hati-hatilah di jalan."

Di tengah perjalanan Aletta menghentikan mobilnya. Ia bingung apakah harus pulang atau mencari tempat lain untuk menginap.

"Sekarang tujuan mana yang akan aku ambil. Apa aku harus pulang hari ini dan tinggal dengan penjahat itu, serta berpura-pura menjadi istri yang baik."

Aletta mengambil handphone nya dari dalam tas. Ternyata ada pesan serta panggilan tak terjawab dari Brian. Aletta membacanya.

13:29

Maaf Aletta, hari ini aku pulang telat. Ada teman kantorku yang meninggal dan kami harus ikut melayatnya. Jika membacanya tolong dibalas ya.

21:30

Maaf sayang aku mungkin akan pulang sekitar jam 9-nan. Bosku mengajak kami makan-makan sekaligus membahas tentang kematian temanku. Jika terlalu lama aku akan pamit duluan.

Aletta melempar handphonenya ke sembarang arah. Ia memukul-mukul setir mobilnya dengan sangat kuat.

"Sial, sial, sialan kamu Brian. Kenapa kamu begitu jahat sama aku. Apa kamu punya niat untuk membuatku gila. Serta mencoba menghilangkan nyawaku perlahan-lahan. Aku harus bilang apa jika aku melaporkan mu ke polisi. Jika itu kekerasan mungkin mereka akan mencari tanda memar di sekujur tubuhku. Jika aku bilang kamu menukar obatku dan membuatku hilang ingatan pun, kamu akan membuat alibi dengan penyakitku ini. Bahkan video yang aku ambil secara diam-diam tidak akan mudah membuktikannya. Aku yakin kamu akan menukar dengan benda lain. Karena video tersebut tidak merekam dengan jelas apa yang kamu pegang. Hanya kotak hitam itu saja. Seandainya waktu itu kamu mengeluarkan obatnya mungkin aku bisa punya bukti kuat."

Brian merasa gelisah. Hatinya tak tenang, seperti ada masalah baru yang akan muncul. Meskipun beberapa karyawan mengajaknya bicara, tapi pikirannya ke tempat lain. Ia hanya memikirkan keadaan Aletta. Pesannya sama sekali tidak dibalas.

Apa yang terjadi dengan Aletta akhir-akhir ini. Sepertinya dia sedang berusaha menghindari ku. Apa mungkin dia mengetahui sesuatu. Aku harus pulang sekarang juga.

"Bro, ada apa? Aku memanggilmu dari tadi tapi sepertinya kamu tidak mendengar. Apa yang sedang kamu pikirkan?"

"Ah, tidak ada. Ada apa kamu memanggilku?"

"Menurutmu, kira-kira apa motif penjahat itu melakukan nya. Kalau aku sih berpikir mungkin saja itu salah satu dari teman kencannya. Kamu tahu sendiri bagaimana Inez pada setiap pria."

"Aku tidak tahu. Lagian aku bukan detektif."

"Ayolah kawan. Aku hanya ingin mendengar pendapatmu. Kita hanya tebak-tebakan saja."

"Tidak baik membuat kematian seseorang jadi bahan candaan atau permainan teka-teki."

"Kau sangat serius Brian. Aku juga tidak punya maksud untuk menghina ataupun mempermainkan kematian seseorang."

Brian tidak menanggapinya.

"Sepertinya aku harus izin pulang duluan. Ada sedikit urusan di rumahku."

"Baiklah, bilang dulu sama pak bos."

Brian mendekati pak Ilham yang masih asik bercerita.

"Permisi pak."

"Ada apa Brian?"

"Saya ingin pamit pulang."

"Baiklah. Pulanglah."

Brian pamit kepada karyawan lain setelah izin pada pak Ilham.

Brian pulang ke apartemen nya. Ia segera memeriksa kamar dan mendapati Aletta tidur dengan nyenyak di atas ranjang. Wajahnya terlihat sangat lelah. Brian menutup kembali kamar dengan pelan. Ia berjalan ke ruang kerjanya memeriksa obat asli yang disimpannya. Ia sudah memindahkan obat tersebut dari dalam peti buku kemarin dan dipindahkan ke belakang bingkai lukisan.

"Sepertinya tidak ada yang aneh."

Brian keluar dari ruang kerja dan masuk kembali ke kamar. Ia mendekat pada istrinya dan berbaring di belakang istrinya itu. Brian memeluk Aletta dengan erat sambil mencium tengkuknya dari belakang.

"Sekarang tidak ada yang akan mengganggu hubungan kita berdua lagi. Durinya telah disingkirkan dari daging ikan jadi aku tidak perlu takut lagi untuk menelannya. Aku janji Aletta, sekarang hidup ini hanya milik kita berdua."

Hari ini Aletta ke rumah sakit setelah menerima kabar dari dokter Gita. Hasilnya telah keluar. Aletta tidak ingin menyia-nyiakan waktunya karena ini adalah berita penting. Ia akan tahu obat apa sebenarnya yang telah Brian berikan padanya.

Tok Tok Tok

Aletta masuk setelah mendengar suara dokter Gita yang memanggil namanya dari dalam.

"Silakan duduk Aletta."

Aletta melihat ekspresi dokter Gita yang berbeda hari ini. Dokter Gita benar-benar serius. Dokter Gita menarik nafas panjang.

"Sepertinya kecurigaan mu itu benar Aletta. Aku telah membaca hasil labnya. Ada kandungan berbahaya dalam obat ini. Saya tidak tahu kenapa resep obat ini bisa ada di apotek kami. Saya akan melaporkan jika ada yang melakukan hal buruk pada pasien. Ini merupakan tanggung jawab besar kami."

"Jangan dok. Itu bukan salah mereka. Ada orang lain yang melakukannya."

"Siapa itu?"

"Hal ini bersifat pribadi dok. Bukan karena saya tidak ingin mengatakan siapa orang nya. Tapi buktinya masih kurang kuat. Saya akan meminta dokter untuk membantu saya dalam hal ini jika saya melaporkannya pada polisi."

"Jadi kamu akan melaporkan nya?"

"Iya. Sampai ada bukti yang benar-benar memberatkannya."

"Jangan terlalu lama menunggu Aletta. Terkadang para penjahat akan selangkah di depan kita. Kita harus mengambil jalan pintas dan memotong langka mereka."

"Aku akan mendengar nasihat dokter. Kalau begitu aku pulang dulu mbak Gita. Terima kasih untuk bantuan mbak Gita."

"Iya. Berhati-hatilah."

Aletta keluar dari ruangan dokter Gita. Ia masuk ke dalam mobil setelah tiba di parkiran. Aletta menangis lagi. Mungkin ia akan terus seperti ini. Menangis dan terus menangis mengingat orang terdekat nya sendiri telah melakukan kejahatan padanya.

Apa mungkin saat Inez itu mengatakan kenapa aku lupa, dia sampai bertindak sejauh ini untuk menghilangkan ingatan ku yang tahu tentang perselingkuhan mereka berdua.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!