Bagaimana perasaanmu selalu dituduh mandul dan selalu diselingkuhi bahkan sang suami terus membawa pulang wanita yang berbeda-beda setiap harinya.
Hingga saat sudah tidak kuat lagi akhirnya Rialina menggugat cerai suaminya, sang suami yang mendengar itu tentu senang bukan main dan tanpa pikir panjang langsung menandatangani surat cerai itu.
Ayo simak kelanjutan ceritanya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon VivianaRV, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 32
'Haduh bagaimana ini, aku tidak menyangka bahwa akan menikah seminggu lagi seharusnya aku tadi tidak menerimanya saja' batin Realina.
"Emang mas Farel enggak papa nikah sama janda?" tanya Realina.
"Tidak papa memang kenapa kalau aku nikah sama janda? janda kan juga wanita yang pantas untuk dicintai?"
"Enggak papa sih mas."
"Kenapa kamu meras minder dan enggak pantas buat aku hanya karena kamu seorang janda?" Realina mengangguk.
"Astaga kenapa sih kamu pakai minder segala, kamu itu cantik kenapa harus minder?"
"Karena orang punya sedangkan aku orang yang tidak punya apa-apa coba saja kalau tidak ada kamu pasti saat ini aku hidup terlunta-lunta."
"Jangan pernah berpikir begitu lagi, saat ini kamu punya aku dan ibu yang selalu berada di sisimu. Benarkan bu?" Sekar mengangguk.
Mata Realina mulai berkaca-kaca, Farel yang melihat Realina akan menangis dengan kesadarannya sendiri dia merentangkan kedua tangannya mempersilahkan Realina untuk memeluknya. Realina yang saat ini membutuhkan pelukan pun menerimanya.
Tangis Realina pecah saat berada di pelukan Farel, Sekar yang melihat mereka berdua berpelukan pun tersenyum senang. Akhirnya keinginan anak pertamanya dapat terwujud kali ini.
"Ya sudah kalian lanjutkan pelukannya ibu mau pulang ke rumah, oh iya kalian jangan tidur satu ranjang lagi nanti takutnya khilaf. Kamu dengar tidak Farel?"
Farel yang masih asik memeluk Realina mendengus pasrah. "Iya bu tapi kalau aku bisa menahannya" ucap Farel enteng.
Pipi Realina langsung blushing, Realina tidak kunjung melepaskan pelukannya karena malu kalau sampai Sekar dan Farel tahu bahwa saat ini dia tengah blushing.
"Susah sekali sih kamu dibilangin kalau sampai ibu tahu kamu memaksa Realina untuk tidur seranjang lagi saat belum sah ibu tidak akan segan-segan membawa Realina pergi."
"Apaan sih ibu main ancam seperti itu, enggak asik banget."
"Sudah enggak usah bantah, sekarang ibu mau pulang kamu jangan berbuat aneh-aneh. Rea ibu mau pulang apakah kamu tidak mau menyalimi ibu? apakah senyaman itu pelukan Farel hingga kamu tidak mau melepaskannya?"
"Sudah ibu kalau mau pulang tinggal pulang biarkan Realina terus memelukku."
Realina yang sangat malu sekali mulai melepaskan pelukannya pada tubuh Farel, lagi-lagi Realina menundukkan kepalanya. "Loh kenapa kamu melepas pelukannya padahal masih nyaman-nyamannya."
Realina diam tidak menanggapi perkataan Farel, dia mendekati Sekar lalu menyalimi tangannya dengan takzim. "Kamu selama di mansion ini hati-hati ya dengan Farel, kalau semisal dia meminta hal aneh jangan kamu turuti begitu saja."
"Iya bu."
"Ya sudah ibu mau pulang karena nanti siang harus membawakan Rinta makanan."
"Apa? ibu nganterin makanan untuk Rinta? apakah Keanu yang menyuruh ibu?" Sekar mengangguk.
"Seharusnya ibu tidak usah mau, mereka bisa masak sendiri lagian sekarang kan sudah sangat mudah kalau malas masak tinggal membeli makanan dan pesanan langsung diantar ke rumah. Kenapa mereka malah merepotkan ibu seperti ini?" ucap Farel tidak terima.
"Sudah tidak papa ibu juga nganterin makanan cuma beberapa kali lagian ini juga keinginan calon cucu ibu jadi ibu tidak masalah."
"Tapi misalnya mereka terlalu sering menyuruh ibu mengantar makanan ibu jangan mau kalau ibu takut untuk menolak bilang saja sama Farel biar Farel yang bilang ke mereka, sekarang ibu sudah tua seharusnya lebih banyak beristirahat."
"Iya sudah kamu jangan terlalu khawatir seperti itu, ibu pulang ya dan ingat jangan berbuat hal aneh-aneh lagi!" Realina dan Farel kompak mengangguk.
Setelah kepergian Sekar, Realina bisa bernafas lega. "Kenapa Rea kok wajahmu seperti lega sekali begitu?"
"Aku lega mas karena ibu sudah pulang, sungguh tadi aku sangat malu sekali berhadapan dengan ibu tadi rasanya aku seperti ketahuan mencuri."
"Iya kamu memang mencuri hatiku" gumam Farel.
"Apa mas?"
"Bukan apa-apa, oh iya kita dari tadi belum sarapan ya padahal saat ini udah mau jam makan siang."
"Iya mas aku juga baru sadar."
"Ya sudah ayo kita makan pasti saat ini koki sudah menyiapkan makan siang untuk kita."
"Iya ayo mas" mereka segera beranjak dari sofa lalu menuju meja makan.
Sampai meja makan memang benar sudah banyak sekali makanan yang tersedia di atas meja. "Rea tolong ambilkan aku makanannya" ucap Farel manja.
"Iya mas sebentar" Realina mengambilkan piring lalu mengambil nasi dan lauk yang diinginkan oleh Farel, baru setelah itu dia mengambil makanan untuk dirinya sendiri.
Selesai makan saat Realina akan membantu mengangkat piring langsung saja dilarang oleh Farel, Farel lalu menggeret tubuh Realina menuju tempat gym.
"Ngapain mas kamu ngajak aku ke sini?"
"Ya buat olahraga, ayo sini kamu ikut olahraga juga."
"Enggak mau mas mending aku lihatin kamu olahraga saja aku lagi malas untuk olahraga pengennya duduk aja."
"Kamu enggak takut gendut? kan biasanya para wanita takut gendut."
"Aku juga takut gendut."
"Terus kenapa enggak mau olahraga? olahraga bagus loh untuk membentuk tubuh."
"Daripada olahraga aku mending diet saja kalau olahraga capek dan sehabis olahraga badanku semuanya pegal-pegal."
"Badan kamu pegal itu karena belum terbiasa coba kalau sudah terbiasa pasti tidak akan sakit malah nanti kamu ketagihan untuk olahraga terus."
"Aku tetap enggak mau mending kamu aja yang olahraga."
"Ya sudahlah terserah kamu saja" Farel pun akhirnya berolahraga sendiri.
Sepertinya percuma dia mengajak Realina yang sedang dalam mode malas itu. Lihatlah sekarang Realina hanya duduk di salah satu kursi sambil mengamati dan melihat Farel dengan kepala yang disangga oleh kedua tangannya.
Ketika keringat Farel mulai keluar dan menetes dengan sigap Realina mengambilkan handuk lalu memberikan ke Farel. "Ini mas handuk menyeka keringat kamu."
Farel menerima dengan senang, "mas Farel kamu haus enggak saat ini?" tanya Realina.
"Haus sih kenapa? kamu mau bikinin aku minum."
"Iya, kamu mau aku buatin minum apa?"
"Sepertinya minum jus jambu segar."
"Ok jus jambu akan segera datang" ucap Realina seperti pelayan restoran.
"Rea kenapa kamu tidak menyuruh pelayan saja?"
"Sudah biar aku saja karena aku juga lagi gabut aja mau melakukan pekerjaan apa, kamu tunggu sini mas sebentar lagi aku ke sini lagi."
Realina segera melesat pergi menuju dapur dengan semangat. Tidak lama kemudian Realina sudah datang kembali membawa jus jambu dan berbagai camilan.
"Ini mas jus jambu sesuai pesanan kamu" Farel menerimanya.
"Terima kasih ya."
"Itu kenapa kamu bawa banyak camilan? mana camilannya mengandung banyak sekali gula, kamu tahu kan kalau terlalu banyak gula tidak baik untuk kesehatan."
"Aku makan cuma sedikit kok mas."
"Sudah sekarang kamu jangan makan makanan yang tidak sehat seperti itu, mulai sekarang kamu harus jaga pola makan agar nanti saat pernikahan kita kamu sehat."
pikiran pun licik ..
walau akibatx nnt merugikan dri x
nama x keburukan gk mungkin
gk kecium ...