NovelToon NovelToon
Pacar Suamiku!

Pacar Suamiku!

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahkontrak / Patahhati / Kriminal dan Bidadari
Popularitas:4.9M
Nilai: 4.8
Nama Author: Lemari Kertas

Nilam rela meninggalkan panggung hiburan demi Indra, suaminya yang seorang manager di sebuah pusat perbelanjaan terkenal. Sayangnya, memasuki usia dua tahun pernikahan, sang suami berulah dengan berselingkuh. Suaminya punya kekasih!

Nilam yang kecewa kepada suaminya memutuskan untuk kembali lagi ke panggung hiburan yang membesarkan namanya dulu. Namun, dia belum mampu melepaskan Indra. Di tengah badai rumah tangga itu, datang lelaki tampan misterius bernama Tommy Orlando. Terbesit untuk balas dendam dengan memanfaatkan Tommy agar membuat Indra cemburu.

Siapa yang menyangka bahwa lelaki itu adalah seorang pengusaha sukses dengan masalalu kelam, mantan pemakai narkoba. Mampukah Tommy meraih hati Nilam yang terlanjur sakit hati dengan lelaki dan bisakah Nilam membuat Tommy percaya bahwa masih ada cinta yang tulus di dunia ini untuk lelaki dengan masa lalu kelam seperti dirinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lemari Kertas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sang Bintang

"Bagaimana dengan Mbak Nilam sendiri, apa sudah siap kembali berakting di layar lebar lagi?" tanya seorang awak media ketika ia baru saja keluar bersama Yuki dan beberapa management artis yang terlibat produksi film yang akan segera digarap tiga bulan lagi.

Nilam memakai dress selutut dengan luaran blazzer berwarna putih. Ia menyapa para awak media dengan ramah dan hangat. Bahkan bersedia meluangkan waktu untuk diwawancarai.

"Ya, saya sudah siap. Setelah cukup lama vakum dari panggung hiburan."

"Siapa saja yang mendukung dan membuat Mbak Nilam semakin yakin untuk kembali lagi ke panggung hiburan?"

"Tentu dukungan orang-orang terdekat, manager saya, Mbak Yuki, juga keluarga saya di kampung, semua mendukung."

"Bagaimana dengan suami Mbak sendiri?"

Kali ini, Nilam diam cukup lama. Yuki bergegas mengambil alih bicara.

"Teman-teman, mungkin sampai di sini dulu, Nilam masih ada jadwal ..."

"Tak apa, Mbak. Biarkan mereka bertanya banyak hal." Nilam menenangkan Yuki yang akhirnya kembali memberi akses bagi para wartawan untuk kembali wawancara. "Saya kembali atas inisiatif saya sendiri. Dukungan orangtua juga manager saya yang paling saya utamakan di sini."

"Jadi, apa Mbak Nilam menjadikan ini sebagai pelarian karena masalah rumahtangga dengan suami Mbak kemarin?"

"Tentu tidak, memang sebelum menikah juga saya sudah berkecimpung di panggung hiburan. Saya merangkak dari sangat bawah, teman-teman. Dari menjadi asisten artis terkenal dulunya, hingga sampai di puncak karir sebagai artis sukses. Tentu akan sangat sayang jika saya meninggalkan sesuatu yang sudah membesarkan nama saya begitu saja. Ini tentu bukan pelarian, tapi bukti bahwa saya mencintai dunia akting dan memang ingin kembali."

Menjawab dengan begitu tenang setiap detail pertanyaan dari wartawan, membuat Yuki tersenyum kepada Nilam. Di tempat lain, Tommy yang menyaksikan dari layar kaca pun merasa hal yang sama.

"Tuan, sudah lama berada di sini, kondisi Tuan sudah membaik. Apa belum ingin kembali ke Jakarta?" tanya Desta, asisten setianya.

"Tidak, nanti saja, Des. Aku tak mau nanti menemui Nilam dalam kondisi belum stabil begini."

"Baiklah, Tuan. Apa Tuan ingin memberikan sesuatu kepada nona Nilam? Biar saya yang membawakan untuknya."

"Ya, ada. Sudah kupersiapkan."

Desta meraih sebuah benda di dalam sebuah kotak yang nanti akan dia berikan kepada Nilam. Sementara ini, Tommy memang tak bisa menemui Nilam, dia sedang dalam kondisi pemulihan.

Dan di tempat lain, kegusaran melanda hati Nilam. Sudah dua minggu tak melihat Tommy. Lelaki itu juga tidak memberi kabar apapun kepadanya.

"Kenapa juga aku memikirkannya ya?" tanya Nilam sembari menyesap sari lemonnya.

"Hayo, kau memikirkan apa?"

Yuki mengagetkan Nilam. Nilam menggeleng, tak mau ketahuan dan mengakui bahwa dia sedang cemas saat ini.

"Gak ada, Mbak."

"Bohong, pasti mikir Tommy kan?"

"Eh?"

"Tuh, kan ketahuan. Giliran orangnya ada malah dicuekin, gak ada baru nyari."

Nilam melempar tisu ke wajah Yuki yang mengejeknya itu. Tapi memang diakui olehnya, bahwa dia memang sedang terpikir Tommy.

"Cuma heran aja, Mbak. Biasanya dia ada terus. Kayak hantu."

"Iya, sekarang hantu gantengnya lagi ngilang," timpal Yuki ringan.

Keduanya tertawa, mereka memang sedang bersantai dan sebentar lagi akan pulang. Nilam memang bebas sekarang, dia juga belum melayangkan surat gugatan. Belum sempat mengurus perceraian. Meski sebenarnya sudah begitu muak dengan keberadaan dua orang di rumah itu.

"Kita balik yuk, besok mau tinjau lokasi syuting sama kru," ujar Yuki sembari melihat jadwal mereka. Nilam mengangguk dan segera melangkah bersama Yuki menuju ke mobil. Yuki menyetir mobil Nilam karena Nilam yang memintanya untuk membawa mobilnya itu.

"Besok jam delapan udah mesti siap ya, Lam." Yuki mengingatkan sebelum ia melajukan lagi kendaraan itu.

"Oke, Mbak, beres deh."

Keduanya berpisah, Nilam masuk lagi ke dalam rumah.

Saat masuk, dia sudah disambut Marissa yang sedang duduk sambil membaca majalah.

"Baru jadi artis aja udah sok-sokan wawancara segala!" sindir perempuan itu.

Nilam tertawa singkat, sembari melihat perut Marissa yang sudah membuncit itu.

"Iri ya?" tanya Nilam sambil tersenyum lebar.

"Sorry, gak sempat!"

"Kok bisa komen begitu, kalo gak iri mestinya pura-pura gak tahu aja."

Marissa meletakkan majalahnya lalu menatap Nilam dengan tangan bersidekap di depan dada.

"Temanku juga banyak kok yang kerja jadi selebriti, tapi gak sok kayak dirimu."

"Oh ya? Temanmu yang mana? Kenalin dong, kan kita sesama artis. Oh teman yang kasih tumpangan rumah waktu itu buatmu kah?" tanya Nilam sembari menebak-nebak.

Wajah Marissa jadi merah padam mendengarnya. "Apa maksudmu? Kau mau menghinaku?!"

"Loh-loh kok marah sih? Kan aku cuma nanya. Tinggal jawab aja susah banget. Lagian inget dong, kau sedang hamil. Nanti anakmu mabuk di dalam sana kalo keseringan ngamuk mamanya."

"Keparaat!" Marissa mendekat, hendak menyerang Nilam tapi Nilam sigap menghindar. Marissa hendak menjambak dan menampar wajahnya tetapi Nilam dengan cepat menangkap tangannya.

"Jangan pernah berani menyentuh tubuhku sedikit saja, Marissa. Sedikit saja ada bekas tanganmu menyentuh tubuhku, maka kupastikan kau akan berada di penjara," bisik Nilam dengan senyum sinisnya. "Kau tak pernah terpikirkan untuk melahirkan di penjara bukan?" tanya Nilam penuh arti lalu melepaskan tangannya sendiri dari Marissa.

Marissa menatapnya dengan kebencian. Mereka saling menatap tajam untuk beberapa saat sampai suara orang laundry yang mengantarkan baju Marissa dan Indra di depan membuyarkan mereka.

"Kau hanya sampah, Nilam! Buktinya, Indra lebih memilih aku daripada kau!"

"Ya, dia memang lebih memilih batu kali daripada berlian. Apa kau pernah mendengar dia ingin bercerai denganku? Tidak bukan? Kau tak tau saja, hampir setiap hari dia mengirimi aku pesan betapa dia merindukan aku berada di bawah tubuhnya. Katanya harumku berbeda denganmu," tambah Nilam.

Marissa mengepalkan jemari, Nilam memandangnya dengan tatapan puas kemudian melangkah ke atas. Perempuan itu terdengar mengumpat di bawah sana lalu segera menuju ke depan untuk mengambil baju yang sudah dilaundry.

Nilam tersenyum puas, ia bersiap akan pergi ke gym jam tujuh malam kelak bersama Yuki. Tubuhnya semakin terbentuk sempurna, kencang, padat berisi di tempat-tempat yang benar. Beberapa pesan masuk ke ponselnya, dari Indra yang sekarang kerap menyatakan kangen kepadanya.

Nilam mengabaikan pesan itu, ia memilih untuk berendam dulu. Ia puas sekali melihat tampang kalah dari Marissa. Sebenarnya, Nilam tak sampai hati mengingat Marissa tengah hamil, tapi tingkah perempuan itu seperti tak mencerminkan seseorang yang tahu diri. Jadi dia masih sangat nyaman dengan sikapnya kepada Marissa. Beberapa kali juga Indra kerap terdengar berdebat dengan Marissa, hal itu sangat dinikmatinya. Sungguh drama rumah tangga yang sangat menyenangkan.

1
Novie Cherly Tololiu
Luar biasa
Novie Cherly Tololiu
Lumayan
Merry Merr
Luar biasa
echa purin
/Good//Good/
Nova Angel
nah gitu donk main cantik
Nova Angel
selidikin dl jgn asal labrak klu udh ada buktiny baru main cantik lah lam
Rere
Kecewa
Rere
Buruk
Rere
laper
Bela Viona
dari kata² nya Kya ny Author org Medan 🤭🤣.
in the Hoy 🤣🤣🤣
Mattea Bee
Luar Biasa
moemoet
Luar biasa
Berlian Nusantara dan Dinda Saraswati
semangat thorr
Sundari Sekariputi
bgs ceritanya thoor 👍👍👍
Pudijo Hermanto
Luar biasa
momy hana
harusnya nilam suruh ob / cs pasang cctv.agar py bukti yg akurat
Mu'rifatul Laili
Luar biasa
Nia Nara
Makanya bingung sama perempuan2 yg mau2 aja disuruh berhenti kerja oleh suami.
Nia Nara
Orang tua ku pernah berpesan sebaik apapun seorang lelaki, jika dia sudah bersentuhan dengan judi, alkohol, perempuan dan narkoba. Lepaskan karena sudah ada yg rusak dalam sel otaknya. Ketika menghadapi tekanan hidup mereka cenderung kembali ke dunia lama nya untuk mencari ketenangan semu
Mu'rifatul Laili
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!