Firnika, ataupun biasa di panggil Nika, dia dipaksakan harus menerima kenyataan, jika orang tuanya meninggal tepat, sehari sebelum lamarannya. Dan dihari itu juga, orang tua pasangannya membatalkan rencana tersebut.
Yuk ikuti kisah Firnika, dan ke tiga saudara-saudaranya ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muliana95, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terusir
Kanaya baru tiba dan terkejut kala menatap kakaknya di tampar oleh Nisa. Dan sengan sigapnya, Kanaya langsung menghadang tubuh Nisa yang baru sampai di pintu pagar rumahnya.
"Berani-beraninya kamu menyentuh kakakku." teriak Kanaya balas menampar Nisa. Bahkan tidak segan menarik rambut Nisa.
"Ibu-ibu semua, para warga. Keluar lah ..." teriak Kanaya.
Nika yang melihat aksi adiknya langsung gelagapan. Dan berjalan dengan cepat untuk melerai mereka.
Warga yang mendengar teriakan dari Kanaya berbondong-bondong keluar karena penasaran.
"Ibu, kalian yang penasaran tentang wanita ini, ini aku serahkan kepada kalian dengan suka rela." ujar Kanaya mendorong kepala Nisa yang sebelumnya dijambak oleh Kanaya.
"Kurang ajar ..." teriak Nisa hendak menarik rambut Kanaya. Namun, dengan cepat Kanaya menampar wajah Nisa.
"Oo jadi ini perempuan pemakan harta anak yatim? Hati-hati loh, nanti selain gak berkah di dunia. Di akhirat juga mendapatkan siksaan." cibir seorang wanita paruh baya.
"Iya, gak baik lo mbak, memakan yang bukan haknya. Itu sama aja dengan pencuri." sambung ibu lainnya.
"Kalian tahu apa? Aku memakan harta ibuku, bukan harta kakak dari wanita sialan ini." teriak Nisa sambil menunjuk Kanaya.
Kanaya yang kembali panas, hendak menghampiri Nisa lagi. Namun, di tahan oleh Nika yang menggelengkan kepalanya.
"Tapi ..." protes Kanaya. Namun, tetap di larang oleh Nika.
"Tapi, harta punya hak untuk suaminya Safa, dan bisa diwariskan untuk Fardi." ujar wanita yang menggendong balita.
Karena kalah telak, Nisa melengos pergi. Dia takut jika amarah orang-orang disana semakin memuncak.
Tanpa Nisa sadari, lagi-lagi aksinya direkam oleh remaja-remaja yang ingin trending di media sosialnya.
Dengan tetap memakai masker. Nisa memesan ojek untuk pulang. Dan saat tiba di rumah, dia kembali terkejut, dengan banyaknya Ibu-ibu juga bapak-bapak, seperti orang berdemo.
"Nah, ini nih pelakunya udah pulang ..." seru seorang wanita yang menyadari kepulangan Nisa.
Dengan wajah kebingungan, Nisa menerobos kerumunan. Namun, siapa sangka, dia malah di dorong, bahkan tak jarang mendapatkan cubitan yang membuatkan memekik kesakitan.
"Maaf sebelumnya Bu Nisa. Saya selaku ketua RT disini, ingin menyampaikan keberatan warga, dengan keberadaan kalian disini. Karena dengan keberadaan kalian disini, membuat tempat kita dinilai buruk oleh orang-orang lain. Apalagi, video suami anda juga cukup viral, saat melawan tiga wanita sekaligus." terang lelaki yang mengaku ketua RT.
Sedangkan Satria menunduk malu, di samping pak RT.
"Tapi ini rumah saya, jadi terserah saya dong." balas Nisa.
"Karena dari itu, kami membicarakan langsung pada Nisa, dan memberikan waktu satu minggu, untuk berkemas." sambung pak RT.
"Pak RT, ini ada lagi video mbak Nisa sama ibu-ibu, di rumah kakaknya Safa." teriak salah satu penonton dari arah kerumunan.
"Coba lihat ..." ujar lelaki pendamping rt.
Nisa kembali mendapatkan teriakan dari warga disana. Mereka berteriak kata usir pada Satria dan Nisa.
"Udah diam, jangan begini. Karena disini masih ada anak-anak." ujar seorang lelaki menenangkan.
"Alah anak-anak juga palingan punya sifat sama dengan orang tuanya. Dan biarkan aja mereka melihat semua ini, agar kelak saat dewasa, mereka bisa hati-hati dalam mengambil tindakan." cetus penonton lainnya. Dan langsung di teriaki setuju oleh sebagian warga.
Di kamar, kedua anak Nisa dan Satria saling memeluk untuk menguatkan. Tak jarang, sesekali mereka terisak saat mendengar kata usir dari warga. Padahal, mereka nyaman tinggal disana. Berbeda saat di tempat ayahnya dulu. Mereka dikucilkan, dengan alasan tidak layak akibat miskin.
"Maafkan kami pak Satria, Nisa. Kami harus membersihkan area tempat ini." ujar ketua rt pamit pulang.
Begitu juga para warga, untuk segera meninggalkan rumah tersangka. Dan kembali beraktifitas di dunia nyata.
"Sialan sialan, sialan ..." teriak Nisa saat memasuki rumahnya.
"Kenapa bisa kamu bertengkar dengan wanita sih bang?" tanya Nisa.
"Aku balik nanya, kenapa kamu bisa bertengkar dengan ibu-ibu di area rumah Nika?" tanya Satria.