" Akh Sakit, lepaskan tanganku pak. "
" Diam! dan jangan pernah memanggil saya dengan sebutan pak karena saya tidak pernah menikah dengan ibumu."
Gadis itu bungkam mendengar bentakan dari pria dewasa yang kini sedang menyeret nya dengan kasar menuju sebuah ruangan bawah tanah yang terlihat gelap dan amat menyeramkan. di ruangan tersebut hanya terdapat sebuah sel dan satu meja lengkap dengan dua kursi yang terlihat usang. Pria itu melempar gadis tersebut ke dalam sel tahan dengan kasar hingga sang gadis jatuh tersungkur kemudian mengunci sel tahanan dari luar.
" Aaaaa... " gadis itu berteriak karena di dalam sel tahanan itu banyak sekali kecoa dan tikus.
" Aaaaaa... lepaskan saya pak, tolong."
Sementara sang pria hanya tersenyum puas sambil memainkan kunci gembok yang ada di tangannya.
" Mengapa anda tega terhadap gadis kecil yang tidak berdosa seperti saya. "
" Hahaha... tidak berdosa katamu? justru semua ini terjadi karena dosa yang telah kau lakukan."
Dosa apakah??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lindasarie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Di neraka
" Hallo tuan, saya sudah berhasil menculik nona Daisy. Harus saya bawa kemana nona ini? "
" Bagus. Kau bawa ke mansionku! 20 menit lagi aku akan kesana "
" Baik tuan "
Siapakah yang sedang melakukan panggilan telpon? Ya, benar sekali. Dia adalah Al dengan Abrisam sang boss yang menyuruhnya menculik Daisy.
Al dan anak buahnya membawa Daisy menuju mansion milik sang bos. Setelah sampai disana ia menidurkan Daisy di kamar tamu yang tersedia di mansion tersebut. Karena Daisy belum sadar akibat pengaruh dari obat bius itu.
***
" Daisy dimana Nazwa? Tante khawatir sama dia " Mama Dinda mulai meneteskan air mata sudah bisa di bayangkan raut cemas yang tergambar di wajah mama Dinda.
" Tante yang sabar ya, aku bantu cari Daisy " Nazwa pun mulai mencemaskan sahabatnya. pasalnya Daisy tidak mengatakan ia akan pergi kemana. Jadi, Nazwa berpikir Daisy pulang ke rumahnya.
Ketika Nazwa tengah memeluk mama Dinda untuk menenangkannya, tiba tiba datang pak Bagus menghampiri mereka.
" Ada apa ini, apa ada sesuatu yang telah terjadi? " Pak Bagus menatap dua wanita yang sedang bersedih itu. Seketika Nazwa mengurai pelukannya.
" Daisy tidak ada di rumah pak " Nazwa menjawab pertanyaan pak Bagus. Sementara mama Dinda memasang wajah datar ketika pak Bagus menghampiri mereka.
" Apa sudah di hubungi? siapa tau Daisy pergi ke suatu tempat " Pak Bagus pun terlihat cemas kepada Daisy.
" Sudah, tapi ponselnya Daisy tidak aktif " Sementara itu hanya Nazwa saja yang menjawab dan mama Dinda hanya diam.
" Kalau begitu saya akan bantu cari Daisy "
" Tidak usah! lebih baik anda urus saja istri anda yang sudah keterlaluan menuduh anak saya " kini mama Dinda membuka suara namun nada bicaranya terdengar tidak bersahabat.
Pak Bagus terkejut mendengar ucapan mama Dinda karena pak Bagus tidak mengetahui kejadian tempo hari saat istrinya melabrak Daisy.
" Ayo Naz kita cari Daisy. Bareng Tante saja, kamu bisa nyetir kan? "
" Bisa Tante. pak, kami permisi dulu " Nazwa pamit kepada pak Bagus yang masih diam mematung.
" Kita ke tempat yang biasa Daisy kunjungi jika sedang sedih " mama Daisy memberi saran.
" Oke Tan "
Akhirnya Mama Dinda dan Nazwa pergi untuk mencari Daisy.
***
* Di mansion milik Sam *
Tepatnya di kamar tamu yang ada di mansion megah itu. Perlahan Daisy mulai membuka matanya, ia menatap sekeliling yang terasa asing dalam penglihatannya. Daisy mulai mengingat ingat apa yang telah terjadi padanya, akan tetapi kepalanya malah terasa pusing.
" Ini dimana? " Daisy bergumam sambil memegangi kepalanya yang terasa berdenyut.
" Di neraka. " Jawab seorang pria yang tengah duduk di sofa tak jauh dari ranjang yang di tempati Daisy
Daisy kaget mendengar suara bariton seorang pria. Akan tetapi, kesadarannya belum sepenuhnya terkumpul.
" Apa iya aku di neraka? mengapa neraka terasa dingin dan apa ini, mengapa ada kasur yang sangat empuk dan nyaman " Daisy berbicara dalam hati sambil berusaha menyadarkan dirinya.
" Sampai kapan kau akan tiduran seperti itu hah? " Kini pria itu membentak Daisy, pria tersebut yang tak lain adalah Sam.
Hal itu sukses membuat Daisy benar benar tersadar dan ia seketika bangkit dari tidurnya dan menyadari keberadaan Sam. Jantung Daisy berdetak lebih cepat menyadari dirinya berada di dalam kamar bersama seorang pria dewasa yang tak di kenali nya.
Sam mendekati Daisy sambil tersenyum menyeringai, kemudian Daisy bergerak mundur.
" Siapa anda? "
" Jangan mendekat! "
Daisy semakin ketakutan dada nya naik turun saking takutnya, dia baru menyadari kalau dirinya telah di culik. Akan tetapi semakin Daisy ketakutan justru semakin membuat Sam merasa senang.
" Hahaha.. coba kamu tebak siapa saya gadis kecil " Sam sengaja ingin bermain main dengan Daisy.
" Anda penjaga pintu neraka " Daisy tidak sengaja melontarkan kata-kata tersebut.
Sam melotot mendengar jawaban Daisy, dan ia kini semakin geram kepada gadis di hadapannya itu. " Wajah tampan seperti ini kau bilang penjaga pintu neraka? kurang asem emang "
" Tadi kan anda yang bilang sendiri kalau saya ada di neraka, dan disini hanya ada anda. berarti anda lah penjaganya " Daisy kembali berbicara di tengah rasa takutnya.
" Sial! Gadis ini pintar sekali membalikkan ucapanku " Sam berbicara dalam hati dengan raut wajah terlihat jengkel sebab di bilang penjaga pintu neraka.
" Kalau begitu saya akan benar-benar membuat kamu merasa di neraka " Sam mencekal kuat tangan Daisy dan membawanya keluar dari kamar tamu.
" Akh, lepaskan tanganku pak! "
" Diam! dan jangan pernah memanggil saya dengan sebutan pak karena saya tidak pernah menikah dengan ibumu. "
Gadis itu bungkam mendengar bentakan dari pria dewasa yang kini sedang menyeretnya dengan kasar menuju sebuah ruangan bawah tanah yang terlihat gelap dan amat menyeramkan. Di ruangan tersebut hanya terdapat sebuah sel dan satu meja lengkap dengan dua kursi yang terlihat usang. Sam melempar Daisy ke dalam sel tahanan dengan kasar hingga Daisy jatuh tersungkur kemudian mengunci sel tahanan dari luar.
" Aaaaa.... " Daisy berteriak karena di dalam sel tahanan itu banyak sekali kecoa dan tikus.
" Aaaaa... Lepaskan saya pak, tolong."
Sementara Sam hanya tersenyum puas sambil memainkan kunci gembok yang ada di tangannya.
" Mengapa anda tega terhadap gadis kecil yang tidak berdosa seperti saya? " Daisy mulai menangis ketakutan.
" Tidak berdosa katamu? Justru semua ini terjadi karena dosa dosa yang telah kau lakukan."
" Apa maksud anda? saya tidak mengerti. lepaskan saya! " Daisy menggedor gedor sel tahanan berharap minta dilepaskan.
" Jangan pura pura bodoh kamu. Telah melakukan kesalahan besar tapi tidak mau mengakuinya " Sam menatap tajam kepada Daisy.
" Saya benar benar tidak mengerti apa yang anda bicarakan. Saya tidak pernah membuat kerusuhan apalagi mempunyai musuh. Pasti anda salah orang "
" Lepaskan saya, tolong.." Daisy berteriak minta tolong.
Sam tersenyum miring mendengar teriakan Daisy " Silahkan kau berteriak sampai pita suaramu putus pun tidak akan ada yang bisa menolongmu "
Setelah itu Sam pergi meninggalkan Daisy sendiri di ruangan bawah tanah.
" Pak, jangan tinggalin saya. Saya takut pak " Daisy berteriak memanggil Sam, akan tetapi Sam tidak peduli dengan teriakan Daisy.
" Tolong..... siapapun tolong saya " Daisy terus berteriak minta tolong.
Daisy meluruhkan dirinya ke lantai " Mama.. tolong Dai ma, Dai takut disini. hiks..hiks.. hiks..."
Hai Bertemu aku lagi🖐️ hehe 😊
semoga kalian tidak bosan ya dengan cerita dari author amatir ini🤗
salam sayang🫰🫰🫰