" Ibuku pernah bilang begini saat aku kecil; (Nak jadilah Senja yang selalu bersinar untuk orang lain, seperti Senja yang indah di sore hari. Namamu akan selalu diingat orang. Seperti itulah kamu jika selalu berbuat baik kepada semua orang, maka akan selalu di ingat orang lain juga. Itulah kenapa AyahIbu memberimu nama Senja. Kelak doa AyahIbu agar kamu selalu jadi orang yang baik di manapun kamu berada ). Sejak itu aku juga menyukai namaku. Aku selalu melihat matahari di sore hari agar selalu ingat kedua orang tuaku"
Tetapi,Selalu berusaha baik itu terkadang tidak selalu baik. Contohnya pada laki-laki tidak tahu diri ini.
" Kamu dimana Rey? Kenapa gak di angkat?"
" Aku lagi ada meeting sayang"
" Meeting dimana?"
" Di luar, ketemu client"
" Cewek?"
" Gak kok, cowok. Kenapa sayang? Kok tumben nanyanya detail banget"
" Are you kidding me?"
" What's happen?"
" You lie!"
" Im not lie"
" Yes you are!"
Lalu senja mengirim semua foto dan video yang dia dapat tadi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lizzalizawien, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku sangat merindukanmu
" Aaaakhh!!" Senja kaget karena tiba-tiba ada yang memeluk pinggangnya dari belakang. Handphonenya sampai terjatuh, Senja menoleh ke belakang dan ternyata orang yang dia kenal.
" Oo..Oppa" Senja kaget bukan kepalang. Matanya mulai berair, Dia tak menyangka orang yang ada di depannya saat ini adalah Aiden. Orang yang sangat di rindukannya. Senja langsung memeluk Aiden dengan erat.
" Hello my sweetheart"
" Oppaaa..."
" Yes, Im here"
" Oppaaa..."
" Ya.."
Senja hampir menangis dalam pelukan Aiden. Aiden membuka pelukannya dan menyentuh wajah Senja. Senja memukul dada Aiden dengan kesal. Aiden mencium kening Senja lalu memeluknya lagi.
" Oppaaa..oppa kemana aja?"
" Aku tidak kemana-mana. Aku di sini sekarang"
" Kenapa gak kasih kabar?"
" Biar surprise " Senja memukul punggung Aiden dalam pelukannya.
" Jauh-jauh ke sini cuma di pukuli?"
" Oppa.."
" Jangan marah lagi ya..aku baru saja tiba"
" Oppa berangkat kemarin dari Zurich langsung ke sini?"
" Iya"
" Tunggu, berapa jam Zurich ke sini, bukannya itu sangat jauh" Aiden hanya mengangguk sambil menatap wajah Senja dengan sendu. Mengusapnya dengan perlahan. " Aku bahkan hanya tidur sebentar sejak berangkat jam 9 kemarin.
" Haaaah?? Oppa pasti capek banget"
" Iya, hemph. Tapi ini obat capekku sudah datang" Aiden memeluk Senja erat sambil membawanya duduk di sofa.
" Jadi yang di anter Pak Hadi tadi itu Oppa?" Aiden mengangguk.
" Jadi kalian mengerjai Aku? Oppa juga Boss Anderson?" Aiden tersenyum.
" Aahh Oppa..kenapa membohongi aku. Katanya keluar kota, ini bukan keluar kota namanya"
Cupp.. Senja di kecup sekilas oleh Aiden karena terus mengomel.
" Hummph!" Senja kaget karena itu ciuman pertamanya. Senja berhenti bicara menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Jantungnya berdebar kencang karena ulah Aiden. Matanya membelalak menatap Aiden.
" Apa sudah selesai marah-marahnya? Kalau kau marah-marah lagi aku akan menciummu lagi"
" Ooouppa" Senja berteriak sambil menutup mulutnya.
" Senja..." Aiden melepas tangan Senja dari mulutnya. " Aku sangat merindukanmu, sangat merindukanmu" membawanya kembali duduk di dekatnya." 2 minggu ini aku tersiksa, aku sudah tidak sanggup menahannya. Makanya aku cepat-cepat ke sini. Apa kau tak merindukan aku" Senja masih diam, tapi matanya berair ingin menangis. " Aku merindukanmu..sangat sangat merindukanmu.." Aiden menggenggam tangan Senja yang masih terdiam." Apa kau juga merindukan aku?"
Senja mengangguk tanda mengiyakan perasaan rindu yang sama.
" Aku menunggu jawabanmu, kau sudah janji kalau aku datang lagi kau akan menjawab pertanyaanku. Senja..aku menyukaimu, maukah kau jadi kekasihku. Joaheyo Senja..."
Air mata Senja benar-benar jatuh kali ini karena mendengar ucapan cinta Aiden.
" Kenapa menangis?" Aiden mengusap air mata Senja. Aiden bingung kenapa Senja malah menangis.
" nado (aku juga)" Senja menyadari bahwa juga menyukai Aiden.
" Benarkah?" Senja mengangguk
" Benarkah?" Aiden sangat bahagia mendengarnya. Meskipun Ia sudah tahu kalau Senja juga menyukainya tapi mendengarnya langsung adalah moment terindah bagi Aiden. Perasaannya sudah terbalaskan.
" Aku tak mau menyesal kalau terlambat mengatakannya lagi" ucap Senja
" saranghae.." Aiden memeluknya lagi
" Nado"
Pelukannya semakin erat dan menghangatkan. Senja membalas pelukan Aiden dengan bahagia. Aiden lalu mengusap rambut Senja. Senja berada dalam dadanya. Saling menatap dengan penuh kasih sayang.
" Bolehkah?"
" Hmmm?"
Aiden menatap bibir ranum Senja. Senja tak menjawab, tapi juga tak menolak. Aiden menyentuh bibir Senja perlahan sampai memegang tengkuk belakang Senja. Perlahan bibirnya menyentuh bibir Senja dan Senja tak menolaknya. Senja menutup matanya menikmati sentuhan bibir yang di berikan Aiden, perlahan semakin masuk dalam setiap kehangatan bibir Senja. Ciuman yang begitu lama mengungkapkan kerinduan yang sangat mendalam dari Aiden. Semakin lama semakin menggebu. Aiden bahkan memegang tubuh dan wajah Senja dengan kedua tangannya.
Senja melepaskan diri, mencoba mengirup oksigen karena di buat Aiden kehabisan nafas. Kaget, tapi juga bahagia. Aiden benar-benar membuat pertahanannya runtuh. Selama ini tidak pernah dicium laki-laki manapun. Bahkan Reynolds tidak pernah satu kali pun mencium pipinya apalagi bibir.
Dahi Aiden menempel di dahi Senja. Kembali menciumnya lagi perlahan dari pipi ke bibirnya. Namun kali ini tidak lama. Aiden menarik Senja dalam pangkuannya. Senja membuatnya menggila. Sampai tanpa sadar Aiden mencium leher Senja. Senja terperanjat kaget, langsung berdiri membelakangi Aiden. Aiden ikut berdiri lalu memeluk Senja dari belakang.
" Maaf aku terlalu terbawa suasana"
" Oppa, ku mohon. Aku belum mau sampai kebablasan. Kita bahkan baru mengenal 1 bulan. Dan tadi itu ciuman pertamaku"
" Aku juga"
" Benarkah? Aku tidak yakin kalau ini pertama buat Oppa tadi sudah seahli itu"
" Pfft..kau selalu tak percaya kalau aku bilang kau yang pertama" Aiden tertawa.
" Tapi yang terlihat seperti itu" Senja berbalik menatapnya tajam.
" Sudah ku bilang, kau cinta pertamaku, kau pacar pertamaku, juga kau ciuman pertamaku. Yaa kalau di cium perempuan mungkin pernah, tapi itu bukan aku yang mulai. Bahkan aku tak membalas sama sekali"
" Haaa?? Tuh kan Oppa bohong" Bughh, Senja memukul dada Aiden.
" Sungguh, aku tidak bohong. Waktu itu ada cewek nekat mencium pipiku saat aku kuliah. Aku malah berlari waktu dia menyatakan perasaannya. Menurutku wanita itu paling tidak tau diri"
" Ckcck...Oppa kejam. Sudah menolaknya dengan kasar"
" Kalau tidak aku tolak memangnya kau mau bibirku ini bekas orang lain"
" Aaa..Aaa!! Oppaaa "
" Heheh..ini hanya milikmu. Cupp..dan ini hanya milikku" Aiden kembali mencium Senja dengan mesra. Kini bibir Senja menjadi candu baginya.
" Oppaaa.."
" Heehgh..aku tidak kemana-mana hari ini. Bolehkah aku begini sampai besok" Aiden memeluk Senja erat.
" Oppa masih jetlag, tidurlah dulu ya"
" Tidak mau"
" Ayolah, aku tidak akan kemana-mana. Oppa tidurlah sebentar"
" Tidak mau!"
Aiden tak mau melepas pelukannya, duduk berdua di sofa ruangan kamar itu. Tak henti tersenyum menatap Wajah Senja. Wajah yang sangat di rindukannya selama 2 minggu ini.
" Kenapa menatapku seperti itu? Apa ada yang aneh di wajahku Oppa?"
" Tidak, aku hanya ingin terus melihat wajah ini. Wajah yang selalu kurindukan, aku selalu berharap apa bisa secepatnya menyentuh wajah ini lagi"
" Memangnya kapan Oppa pernah menyentuh mukaku?"
" Waktu kau tertidur di kostan"
" Hah? Ohh waktu itu yaa?"
" Iya, kau bahkan tak tahu sudah ku cium"
" Apa? Oppaaa..! Oppa mencuri ciuman pertamaku?"
" Aku hanya mencium keningmu"
" Bughh! Tetap saja itu tidak sopan" Senja memukul lengan Aiden"
" Aak, maaf. Kau sangat cantik saat tidur. Aku tidak tahan ingin menciummu saat itu"
" Oppa.."
" Mari habiskan waktumu untukku hari ini"
" Ehm..hehehe baiklah"
Aiden membawa Senja kembali ke dalam pelukannya.
" Sebentar, tunggu sini" Senja mengambil tasnya mencari sesuatu. Merogoh pouch kecil mencari sesuatu. Aiden memperhatikan apa yang di lakukan Senja.
" Cari apa?"
" Hmm.. ini dia ketemu" Senja mencari essential oil miliknya. " Oppa rebahan disini coba, aku akan memijat kepala Oppa" Senja mengajak Aiden merebahkan diri ranjang.
" Humm?"
" Iy cepat sini rebahan!" Senja menunjuk ke atas kakinya.
" Eeee..."
" Ayo Oppa, jangan mikir yang macam-macam. Aku hanya akan memijat kepala Oppa"
"Eeh iya.." Aiden menurutnya akhirnya. Merebahkan diri atas kaki Senja yang sedang duduk di atas kasur.
" Aku selalu membawa ini kalau sedang kelelahan. Ini akan membuat tubuh lebih relax. Oppa pejamkan mata saja ya" Senja mengoleskan essential oil ke kepala dan leher Aiden. Kemudian ke arah dahinya. Memijat perlahan agar Aiden merasa nyaman. Aromatherapy lavender dari essential oil itu akan membuat Aiden tertidur. Benar saja, baru beberapa menit Senja memijat kepalanya, Aiden langsung tertidur. Senja mengolesnya kembali ke tangan dan leher Aiden.
" Selamat tidur Oppa.. Cupp..." Senja mencium sekilas dahi Aiden. Membiarkan Aiden istirahat, Senja memilih duduk di gazebo. Kamar yang di pilih Aiden memilki gazebo kecik di atas kolam renang yang menghadap pantai. Semilir angin berhembus, aroma laut sangat terasa dari sana. Awan putih dengan langit biru yang Indah bak lukisan. Suara-suara burung mengiringi syahdunya siang itu. Berkat Aiden, Senja bisa menikmati kemewahan tempat-tempat mahal seperti itu. Aiden selalu memilih kamar yang menghadap ke laut. Sepertinya Aiden sangat suka pantai dan laut. Senja memotret pantai itu dari kejauhan. Mengotak atik kameranya. Sungguh indah pemandangan dari kamar itu. Senja bersantai duduk di gazebo. Menatap Aieden dari luar kamar. Aiden masih terlelap. Dia pasti sangat lelah pikir Senja. Senja terharu, Aiden benar-benar kembali untuknya bahkan sengaja memberikan surprise.
Dua jam berlalu, Senja tak bisa meninggalkan kamar karena Aiden sedang tidur. Karena hari mulai siang, Senja memilih beberapa menu makan siang mereka agar di antar ke kamar.
Tak lama kemudian waiters mengantar makanan mereka. Lalu di sajikan di atas meja makan. Senja melirik ke arah kamar sambil membantu waiters menata meja. Aiden masih terlelap. Kemudian waiters keluar. Senja melihat jam tangannya. Senja harus membangunkan Aiden agar mereka bisa mengisi perut yang mulai kosong.
" Oppa..oppa.." Senja mengusap pipi Aiden mencoba membangunkannya perlahan.
" Oppa..il-eona (bangun)" Aiden mengerjapkan matanya, perlahan mulai bangun.
" Heggh..aku benar-benar tertidur ya?" Tubuhnya menggeliat menarik seluruh otot-otot. Merasa lebih baik setelah tidur beberapa jam.
" Ayo kita makan dulu, ini sudah siang. Oppa pasti lapar kan" Aiden membentangkan tangannya agar Senja masuk dalam pelukannya.
" Ayo Oppa, perutku sudah lapar sekali"
" Iyaa..1 menit lagi" Aiden menarik Senja ke dalam pelukannya dan jatuh ke dadanya"
" Yaa..oppa aku lapar. Ayo kita makan" Senja memukul dada Aiden pelan.
" Iya..iya.." Aiden akhirnya bangun dan di ajak Senja menuju meja makan. Menikmati makan bersama sambil memandangi pantai dan langit biru.
.
.
.
Aiden ...
🥰🥰🥰🥰🥰🥰