BOCIL MINGGIR DULU
MOHON BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN!!!!
Rihana seorang gadis berusia 22 tahun yang baru saja lulus kuliah, menolak kenyamanan bekerja di perusahaan keluarga. Ia memilih untuk mengasah kemampuannya sendiri di dunia kerja yang sebenarnya. Tak disangka, lamaran magangnya diterima di sebuah perusahaan multinasional ternama di Kota X.
Kegembiraannya mendadak sirna ketika ia dipertemukan dengan CEO muda dan karismatik perusahaan itu. Pria itulah yang merenggut keperawanannya tepat 3 hari lalu dan berhasil menjadi suaminya tepat 1 hari setelah kejadian itu. Lebih mengejutkan lagi, pria itu adalah teman dekat ayahnya, hanya berselisih lima tahun dari sang ayah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arasa Aurelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 27
"Buka pintunya" perintah Lion yang sudah berdiri tepat didepan pintu utama, kedua tangannya sedang sibuk mengendong nona nya beserta sepatu miliknya, oleh sebab itu Lion menyuruh Alexa untuk membuka pintu putih didepannya.
"Dikunci pak" jawabnya dengan wajah santai
Dengan perlahan Lion menurunkan tubuh Alexa dari gendongan nya.
~Brak
Satu tendangan miliknya mampu membuka pintu besar berwarna putih didepannya itu. Dengan cepat Lion menarik tangan Alexa untuk keluar dari rumah besar itu.
"Pak Lion umur berapa" tanya Alexa sembari memasangkan sabuk pengaman miliknya.
"30" jawabnya singkat setelahnya melajukan mobil dengan kecepatan sedang. Suara mesin mobil yang meraung pelan menemani perjalanan mereka di gelapnya malam.
Alexa membuka sedikit jendela mobil miliknya sembari menikmati angin sepoi-sepoi khas udara dimalam hari.
"Boleh jadi istri kedua kamu ga?"
Ujarnya tanpa rasa malu, matanya masih fokus memperhatikan suasana kota dimalam hari. Pemandangan gedung-gedung tinggi ditambah lampu kelap-kelip yang berada disekitar jalanan membuat Alexa menikmati perjalanan kali ini. Rasa kecewa didalam hatinya seakan sirna begitu saja ketika memandangi pemandangan didepannya.
"Nona Alexa sebaiknya istirahat, nanti saya bangunkan jika sudah sampai"
"Pulang kerumah kamu boleh ga?" jawabnya lagi dengan tersenyum lebar, pandangannya masih sama, belum teralihkan dari jendela mobil miliknya.
Hembusan nafas kasar terdengar dari arah Lion. Malas menanggapi pertanyaan dari gadis disampingnya Lion memilih untuk mendengarkan musik melalui earphone yang terpasang disebelah kanannya.
"Pak Lion. Nanti kalau ada taman berhenti dulu ya"
"Ngapain?"
"Mau ngelamun aja"
"Saya ga izinin. Ini udah malam lebih baik nona Alexa istirahat dirumah"
"Istirahat dirumah kamu boleh kan?"
"Boleh" senyuman tipis terlihat jelas diwajah Lion, sudah bisa ditebak jika ia memiliki niat jahil untuk mengerjai gadis bawel didepannya ini.
Selang beberapa menit barulah mobil itu berada tepat didepan rumah minimalis modern yang terdiri dari dua lantai. Gerbang pintu terbuka secara otomatis setelah Lion menekan remote yang berada didalam sakunya. Mobil milik Alexa sudah terparkir dengan sempurna disamping mobil hitam milik Lion.
"Loh? beneran kerumah kamu?"
"Nona Alexa yang memintanya, kan?"
Lion berjalan santai memasuki pekarangan rumahnya dengan senyum jahil diwajahnya. Sementara Alexa, ia terlihat ragu namun masih mengikuti langkah besar milik Lion.
"Istri bapak ada dirumah?" tanya Alexa sembari berjalan dibelakang Lion.
Mendengar pertanyaan dari Alexa sontak kedua alis miliknya menyatu dengan sempurna. Kedua matanya sudah menatap tajam kearah Alexa membuat sang empunya bergidik ngeri dibuatnya.
"Kamu meledek saya?"
"Kok ngeledek sih. Aku beneran nanya pak Lion. Kalau ada istri pak Lion aku harus memperkenalkan diri sebagai apa? ga mungkin selingkuhan kan?"
jawab Alexa sembari menatap Lion dengan tatapan heran. Pasalnya Alexa memang tidak tau mengenai status Lion yang seorang duda, Lion memang sudah memberikan biodata lengkapnya pada Alexa saat siang tadi namun Alexa malas membacanya.
"Katanya mau jadi istri kedua saya" balasnya lagi yang mulai tau jika Alexa belum mengetahui statusnya.
Dengan perlahan Lion membuka pintu hitam didepannya, lalu mempersilahkan Alexa untuk masuk terlebih dahulu, barulah ia menutup pintunya kembali.
"Aku bercanda doang pak. Bisa-bisa aku di anggap pelakor kalau kaya gitu" ujar Alexa, tatapannya dibuat takjub saat matanya mengitari seisi rumah Lion yang terkesan minimalis namun mewah.
"Rumahnya bagus, boleh tinggal seumur hidup ga dirumah ini?"
"Boleh, mau jadi pembantu kan?"
"Ih bukan itu maksudnya"
"Terus?"
"Mau jadi istri kedua kamu, biar ada yang nafkahi aku. Malas kerja mulu, aku cape"
jawabnya secara blak-blakan, biarpun umur Alexa baru menginjak 20 tahun tapi ia sudah sering berkerja sebagai aktor saat usianya baru menginjak 7 tahun. Mulai dari situlah Alexa harus bisa membagi waktunya untuk belajar dan untuk bekerja.
"Berapa umur kamu?"
"20, legal kok kalau mau dinikahin sekarang."
"Saya punya anak"
Lion membawa tubuhnya ke dapur mini miliknya, dengan cekatan Lion membuatkan oranye jus untuk dirinya dan Alexa. Sementara Alexa, ia hanya menatap kegiatan yang dilakukan Lion dari arahnya duduk sembari mengajukan beberapa pertanyaan pada Lion.
"Apa masalahnya? selagi anak kamu cuman 1 aku tetep mau sama kamu, asal kan jangan punya anak 10. Bisa mati aku, kalau ngurusin anak sebanyak itu"
Lion tersenyum tipis mendengar jawaban itu, entah mengapa ia jadi menikmati celotehan aneh yang keluar dari Alexa. Padahal beberapa hari lalu ia sempat mengatai Alexa bawel tapi kali ini ia ikut serta dalam pembicaraan random yang dibuat gadis itu.
"Minum dulu" ucap Lion sambil meletakkan segelas oranye jus di depan Alexa .
"Ga ada racunnya kan?" tanyanya sembari meneliti setiap inci gelas yang diberikan Lion padanya.
"Saya sudah menyelamatkan nyawa kamu, bagaimana mungkin saya meracuni kamu."
"Terima kasih Lion sayang." jawabnya dengan tersenyum tipis
Lagi-lagi Lion tersenyum tipis karena ulah gadis nakal didepannya ini. Dengan perlahan Alexa meminum oranye jus itu. Setelah meminumnya hingga habis barulah terdengar suara demo dari dalam perutnya.
Merasa malu karena Lion mendengar suara cacing dalam perutnya hingga tatapan pria itu beralih padanya membuat Alexa tersenyum lebar kearahnya .
"Bukannya tadi makan malam keluarga?"
"Aku hanya makan camilan saja"
Dengan cekatan Lion mengeluarkan ponsel miliknya, menekan sebuah aplikasi berwarna hijau pada layar lalu meletakkan ponsel itu didepan Alexa.
"Pesan, terserah kamu mau pilih apa. Saya bisa makan apapun."
"Istri Pak Lion ga masak?" tanya Alexa yang masih keheranan, pasalnya tidak ada sambutan sama sekali dari dalam rumah. Setidaknya kalau suami pulang harusnya ada sang istri yang menyambut nya bukan? tapi tidak ada, bahkan pembantu dan satpam tidak terlihat dirumah mewah itu.
Tawa kencang terdengar dari arah Lion, rahang tegas miliknya terlihat jelas saat tertawa lepas seperti itu. Alexa yang melihatnya dibuat semakin bingung, takut jika pertanyaan nya salah sasaran dan berakhir membuat Lion marah dan membunuhnya. Begitulah pikiran dangkal yang ada di otak Alexa.
"Saya duda" jawab Lion setelah tawanya reda
"Kata pak ustad, kalau bohong dosa" tawanya semakin lepas mendengar jawaban yang keluar dari mulut Alexa. Rasanya geli sekali mendengarnya.
"Beda agama, sejak kapan kamu jadi muslim"
"Tapi sama aja dosa. Jangan bohong pak, udah tua juga."
"Saya beneran duda, apa kamu ga baca biodata saya?"
"Belum sempat. Jadi pak Lion jomblo nih? bisa kali nikahin aku"
Ujar Alexa sembari menunjukkan wajah genit miliknya. Dengan perlahan Alexa mengikis jarak antara dirinya dan Lion.
"Kalau kamu bisa merawat anak saya, mungkin bisa saya pertimbangkan."
"Anaknya aja? ayahnya ga mau dirawat juga?"
Dengan perlahan Lion mendorong dahi Alexa yang semakin mendekat kearahnya, entah apa yang dipikirkan nonanya itu.
"Cukup anak saya."
JANGAN DIGANTUNGIN.....
imajinasi diluar nurul....
ada cermin janggih kaya film Star Wars aja