"Pokoknya bulan depan harus cerai!”
Ben Derrick menghela nafas berat mendengar permintaan istrinya yang selalu labil dalam membuat keputusan, permintaan yang ujungnya selalu dibatalkan oleh wanita itu sendiri.
"Saya tidak pernah memaksa kamu dari dulu, asal jangan buat saya kena marah kakakmu itu"
"Ya ya ya... Ingetin aja, aku suka lupa soalnya"
Tapi meski kekeuh ingin berpisah, Keymira tak pernah bisa menolak sentuhan suaminya.
"Malem ini aku ada gaya baru, mas mau aku pakai baju dinas apa?" tanya Key usai membahas perceraian beberapa detik yang lalu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iraurah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cuma Kamu, Keymira
"Boleh saya simpan permintaannya untuk nanti? Saya gak mau membuang-buang kesempatan ini, untuk sekarang saya lagi gak pingin minta apa-apa" ujar Ben Derrick, dia ingin menyimpan tiket emasnya untuk di pakai nanti, disaat dia benar-benar ingin meminta sesuatu yang kemungkinan kecil ditolak oleh Keymira.
"Jadi mas gak akan minta sekarang? Kenapa harus nanti? Pasti mas lagi ngerencanain sesuatu ya?!" Cakap Key mencurigai suaminya sendiri.
"Rahasia!" Balas Ben mengikuti gaya bicara sang istri.
"Ihh... Kok gitu?? Awas ya!"
Ben Derrick hanya menyengir dicurgai seperti itu, yang penting dia sudah memegang kunci cadangan sebagai ancang-ancang yang tak bisa membuat Keymira membantah.
Keymira pun mematikan televisi lalu bangkit dari sofa, toh games nya pun sudah selesai dan Ben tidak meminta apa-apa, kini dia ingin tidur ke kamarnya.
"Udah ah, aku mau tidur, kalau mas mau disini silahkan aja" Key berlalu dengan perasaan dongkol, dia kesal karena menerima kekalahan, tapi dia tetap harus mengakui kemenangan Ben Derrick dalam permainan yang ia buat sendiri.
"Saya juga mau tidur, jangan pergi duluan" Ben menahan pergelangan Keymira agar wanita itu tak meninggalkannya, Ben paham Keymira kesal padanya.
Mereka pun masuk ke dalam kamar, sebelum tidur Ben dan Key sama-sama menggosok gigi, hal rutin yang tak boleh terlewatkan.
Sesudah itu keduanya lantas berbaring di ranjang, Ben menyalakan lampu tidur agar mereka bisa beristirahat dengan nyaman.
Key tampak tidur membelakangi Ben Derrick, tak seperti biasanya yang suka dekat-dekat bahkan berbaring di atas tubuh Ben Derrick.
Ben yang melihat itu mencoba mendekat, dia tau Keymira sedang dalam kondisi badmood, sifat gengsi dan cuek akan muncul di saat-saat begini, walaupun Ben tau sebenarnya Key tak nyaman berjauhan dengannya.
Ben memeluk tubuh Keymira dari belakang, Key sempat terusik, membuat kesan seolah dirinya tak nyaman dengan kelakuan Ben.
"Kamu sudah mau tidur?"
Hening
Hening
Hening
Tak ada sahutan dari lawan bicara, tapi Ben yakin Keymira masih terjaga sebab wanita ini tipe orang yang sulit untuk terpejam, alhasil Ben pun kembali berseru.
"Padahal saya mau cerita, masalah di kantor waktu kamu pulang dari sana"
Masih sunyi, Keymira belum membuka suaranya sama sekali.
"Tapi sepertinya kamu sudah lelah, besok saja saya ceritanya"
"Cerita apa?" Jawab Key ketus, meski begitu dia sangat penasaran apa yang mau diceritakan oleh suaminya, jarang sekali Ben cerita-cerita apalagi urusan di kantor.
Ben menyeringai, tapi ia tak menunjukkannya pada Keymira, khawatir wanitanya akan semakin marah.
"Kamunya ngantuk, besok aja"
"Sekarang!" Titah Key tak mau dibantah.
Akhirnya Ben pun mulai menceritakan kejadian di kantor setelah Keymira pulang usai membawakannya makan siang.
"Tadi setelah kamu pulang.... Seseorang datang ke saya"
"Siapa?"
"Mantan saya"
Seketika Keymira membalikkan badan, matanya makin tajam menatap Ben Derrick, apalagi menyangkut soal wanita lain diantara mereka.
"Mantan mas? Yang mana?!"
"Yang terakhir"
Key mengingat-ingat perempuan-perempuan masa lalu suaminya, Ben memang hanya memiliki dua mantan kekasih, tetapi Keymira tidak pernah tau wajahnya secara langsung, ia cuma pernah mendengar sedikit soal mantan sang suami dari mulut Ben Derrick.
"Ohhhhh... Viera???"
"Xaviera" Ben membetulkan nama tersebut.
"Cih, mau apa dia ke kantor mas??"
"Gak tau, katanya mau ngobrol hal penting. Tapi saya tolak"
"Kok bisa kebetulan gitu? Jangan-jangan dari sebelum aku dateng mas udah nyembunyiin dia di ruangan lain, kan?!!" Keymira menjauhkan badannya dari Ben Derrick, matanya terus menelisik mencari kebohongan sang suami.
"Mana mungkin saya nyembunyiin perempuan lain di kantor, kalau emang benar ngapain juga saya bilang ke kamu"
Benar juga! Tidak mungkin Ben membeberkan berita mantannya yang datang kepada Keymira kalau memang lelaki itu diam-diam berduaan.
"Terus, ngapain mantan mas dateng? Mau ngomongin apa?"
"Saya gak tau dan gak mau tau juga, makanya saya langsung minta dia buat pergi, saya juga gak mau nutupin kejadian ini dari kamu, takut kamu denger dari orang lain dan salah paham, kalau seperti itu kan jadinya kita malah berantem terus"
Keymira tak menemukan kejanggalan dari ucapan Ben Derrick sedikit pun, sepertinya Ben seratus persen jujur, tapi dia tetap tak suka mendengar fakta jika mantan sang suami datang menemuinya.
"Pasti dia dateng buat bahas hubungan kalian lagi, emang dulu kalian putus karena apa sih?"
"Lupa!" Jawab Ben singkat.
"Bohong! Cepetan kasih tau, jangan sampe aku curiga lagi nih"
Dengan malas Ben Derrick pun membuka lagi cerita lama yang sama sekali tidak ingin ia ingat.
"Dia gak mau terikat oleh aturan keluarga saya, dari dulu dia sangat mencintai kebebasan, saya juga bukan seseorang yang suka menuntut ini itu, tapi dalam keluarga saya kita punya beberapa aturan dan syarat sebelum sah menjadi bagian dari Januartha. Dan ya, dia lebih memilih mengakhiri hubungan ini demi kebebasannya, dia bahkan pergi ke tempat yang jauh untuk menghindari kami" jelas Ben yang ujungnya bercerita panjang lebar.
"Kalau kayak gitu kenapa dia balik lagi? Apa dia nyesel udah ninggalin mas?"
"Entah, saya gak nanya dan gak peduli juga. Tapi meskipun udah saya tolak dia bilang akan tetep berusaha menemui saya sampai kita bisa bicara empat mata. Saya gak tau dia mau ngomong apa, yang jelas saya udah menganggap urusan kami selesai dua tahun lalu"
Keymira mencermati tiap kalimat Ben dengan seksama, dari yang ia tangkap Xaviera ingin membicarakan hubungannya dengan Ben Derrick yang menurut wanita itu belum usai, meski tidak tau pasti tapi yang jelas tentang hubungan mereka di masa lalu.
"Dia tau mas udah menikah?"
"Tau"
"Dan dia tetep pingin ketemu mas?"
"Iya"
"Emangnya dia belum menikah?"
"Saya sama sekali gak tau kabarnya Key, kemarin saat bertemu pun kami gak bertukar kabar"
"Kayaknya dia belum bisa move on deh dari mas" pikir Keymira.
Dia menatap Ben yang tak bereaksi apapun saat berbicara, datar tak ada nada sedih ataupun senang, Key juga tidak bisa membaca pikiran seorang Ben Derrick.
"Mungkin! Dia bilang dia gak bisa lupain saya selama di Itali, dia bilang dia tersiksa tanpa saya"
"Tuh kan!!" Key kembali tersulut emosi, hatinya makin panas saat Xaviera berkata demikian kepada Ben.
"Pasti dia mau minta balikan lagi sama mas!!"
"Mana saya tau"
"Enggak! Udah pasti alasan dia pulang kesini buat balikan lagi sama mas Ben"
Ben mengedikkan bahu. "Kalau benar dia begitu saya juga akan menolaknya, saya gak mungkin menerima dia, meskipun untuk sekedar jadi teman"
"Kenapa?" Tanya Keymira mengangkat satu alisnya.
"Karna saya gak mau kasih celah sedikitpun kepada masa lalu saya. Saya, cuma mau fokus sama kamu, membangun rumah tangga kita supaya lebih utuh, mengejar impian saya hanya sama kamu. Cuma kamu Keymira, tetap berada di samping saya, percayakan semuanya hanya pada saya"
Salahmu sendiri 'melepas' Ben saat itu. Jangan nyesal dong, too late
Ben sudah punya istri ingat itu