Brittany Moon tidak pernah menduga pernikahannya dengan tunangannya Ralph Smith akan batal karena Ralph lebih memilih bersama Clara William yang jatuh sakit disebabkan kelelahan sehingga dirawat di rumah sakit daripada memenuhi janji suci mereka dalam ikatan pernikahan.
Saat hati Brittany terluka akan sikap Ralph yang membatalkan acara pernikahan mereka demi Clara, dihari itulah Brittany tak sengaja dipertemukan dengan seseorang yang juga sedang kesulitan dikarenakan kekasihnya meninggalkannya dihari pernikahan mereka.
Nama pria itu adalah Adam Bennet, seorang pengusaha kaya raya yang merupakan pemilik perusahaan distributor jam mewah diberbagai penjuru dunia.
Lantas bagaimana kelanjutan cerita ini, saksikan terus disetiap babnya ya 🤝
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30 Suasana Kerja
Brittany masih berdiri disisi Adam Bennet yang sibuk memilih gambar-gambar foto dari fotografer Rio untuk dipasang pada papan iklan.
Ada sejumlah foto bergambar Brittany dengan berbagai gaya serta model dalam balutan gaun cantik pilihan.
"Aku suka gambar yang ini saja tapi kita bisa rapatkan mengenai hasil gambar foto ini", kata Adam.
"Gambar foto yang mana menjadi pilihan anda bos ?" tanya fotografer Rio.
"Ini gambar foto yang aku suka", sahut Adam.
Adam menunjukkan sebuah gambar foto tentang gambar dirinya bersama Brittany sedang berpasangan.
"Wow, rupanya selera bos cukup tinggi juga, aku pernah berpikir untuk memilih gambar foto ini tapi aku masih ragu-ragu", kata fotografer Rio.
"Dan ternyata aku menyukainya, kita akan diskusikan hal ini pada rapat besok pagi", sahut Adam.
"Artinya kita bisa mulai syuting iklan", kata fotografer Rio.
"Umm, yah, kita bisa memulai syuting penggarapan iklan setelah hasil rapat keluar besok", sahut Adam.
"Boleh, dan saya setuju, apa perlu dibuat proposalnya untuk pemilihan gambar foto ini", kata fotografer Rio.
"Kurasa tidak perlu tapi bisa kau buat proporsalnya agar aku dapat membagikannya kepada semua anggota rapat yang hadir besok", ucap Adam.
"Baik, bos, saya akan membuat proporsalnya mulai dari sekarang karena gambar sudah dipilih untuk syuting iklan nanti, maka akan lebih mudah saya menyusunnya", kata fotografer Rio.
"Ya, baiklah, dimulai untuk menyusunnya, aku akan menunggu hasil proporsalnya pada rapat besok pagi", ucap Adam.
"Baik, bos", sahut fotografer Rio seraya menganggukkan kepalanya.
"Sebelum rapat dimulai, proporsal itu sudah kamu serahkan dimeja kerjaku, nanti Louis yang akan membacanya", kata Adam.
"Siap, bos", sahut fotografer Rio.
"Dan jangan lupa pagi sudah kamu serahkan", kata Adam.
"Iya, bos", sahut fotografer Rio.
Fotografer Rio segera kembali ke meja kerjanya lalu melajutkan pekerjaannya.
Beberapa orang yang ada disana juga kembali ke meja kerjanya, untuk mempersiapkan permintaan Adam.
"Menurutmu apa kamu suka gambar foto ini ?" tanya Adam sambil memperlihatkan selembar gambar foto kepada Brittany.
"Mmm, iya, aku suka sekali gambarnya, sangat menarik dan cerah warnanya, maksudku aku suka saja gambarnya", sahut Brittany.
"Kalau begitu kita pilih gambar ini saja, gambar kita berpasangan akan dipakai untuk gambar reklame", kata Adam.
"Ya, aku setuju", sahut Brittany.
"Rupanya perusahaan Luxury tidak membutuhkan lagi jasa seorang model pria dewasa, sebab sudah aku gantikan perannya", kata Adam.
"Karena kau lebih cocok jadi seorang model daripada pengusaha jam tangan, kau sangat sempurna, Adam", ucap Brittany.
"Ucapanmu membuatku tersanjung, Brittany", kata Adam.
"Tapi begitulah keadaannya yang sesungguhnya", sahut Brittany.
Brittany tersenyum manis kepada Adam Bennet.
"Dan kamu sangat sempurna, bos", kata Brittany.
''Hai, kenapa kamu ikut-ikutan memanggilku dengan sebutan bos", sahut Adam.
Adam melihat ke arah Brittany sembari tertawa kecil.
"Sekarang kita sudah tidak ada pekerjaan lagi, apa kamu jadi menemui Morgan ?" tanya Adam.
"Mmm, kurasa begitu", sahut Brittany.
Brittany melirik ke arah jam tangannya.
"Oh, iya, aku ingin bertanya padamu soal kontrak kerjaku di Luxury ini", kata Brittany sambil memasang wajah serius.
"Ya, tentang apa ?" tanya Adam.
"Aku kerja di Luxury sebagai model atau artis, tapi kenapa aku tidak memiliki ruang kerja", kata Brittany.
"Untuk apa ada ruang kerja ? Bukankah kamu datang kesini, pada saat perusahaan ada proyek dan akan menghubungimu jika pekerjaan dimulai", ucap Adam.
"Kurasa akan lebih baik jika aku selalu stand by dikantor, jadi akan lebih mudah untuk memahami kinerja perusahaan", kata Brittany.
"Waktumu akan tersita banyak diperjalanan, kurang efektif jika harus mondar-mandiri ke Luxury sedangkan pekerjaan masih vakum", ucap Adam.
"Tapi aku merasa tidak enak hati saja, tidak selalu berada dikantor seperti yang lainnya", kata Brittany.
"Pekerjaanmu adalah artis Luxury selama terikat kontrak kerja dengan kami maka kau harus selalu siap siaga jika kami memanggilmu untuk suatu pekerjaan", ucap Adam.
"Mmm...", gumam Brittany.
"Selama menjadi artis Luxury ini, tugasmu adalah selalu siap dan tersedia, menjaga penampilanmu, meningkatkan performamu serta tidak terikat kerja dengan perusahaan lainnya", kata Adam.
"Ya, aku akan menandai pesanmu itu", ucap Brittany.
"Bukan kami melarangmu mencari orderan artis ditempat lain, kami tidak membatasi hal itu sebenarnya, tapi kami tidak ingin berurusan dengan perusahaan lainnya karena adanya benturan waktu", lanjut Adam.
"Ya, aku mengerti tentang itu", kata Brittany.
"Jika kami membutuhkan jasamu untuk proyek perusahaan maka kami dapat segera memakaimu tanpa harus menunggu waktumu tersedia, kami tidak suka hal itu jika harus menunggu lama, selain itu proyek kerja disini sangat banyak meski waktunya tidak teratur", ucap Adam.
"Bisa dipahami maksudnya", kata Brittany lalu menganggukkan kepalanya.
Brittany tersenyum simpul dan berusaha mengerti tentang pola kerja di Luxury.
"Jam kerja disini sangat padat, meski tidak teratur jamnya, dan kamu harus bersiap-siap seandainya perusahaan memanggilmu, bukan perkara mudah karena diam dirumah tanpa kepastian", kata Adam.
"Ya, memang agak menjemukan", sahut Brittany.
"Tapi waktu kerja disini sangat keras, bisa memakan waktu 24 jam nonstop untuk sebuah syuting iklan", kata Adam.
"Pekerjaan baru untukku", sahut Brittany.
"Lalu berapa syuting iklan yang akan aku jalani nantinya ?" tanya Brittany.
"Tidak tentu berapa jumlah syuting yang akan kamu jalani nanti, semua bisa dilihat dari hasil syuting iklan nanti, apa ada yang perlu diulang atau tidak", kata Adam.
"Oh, begitu, ya", ucap Brittany.
"Biasanya untuk sekali syuting iklan akan dilakukan dibanyak tempat, kemungkinan bisa sampai diluar kota atau luar negeri", kata Adam.
"Woah, ini sungguh mengejutkan bagiku, dan pertama kalinya untukku", ucap Brittany.
"Lantas apa yang kamu kerjakan diagensi Alfa dulu, bukankah kamu artis disana ?" tanya Adam sambil menautkan alisnya.
"Yah, masalahnya, aku hanya cameo pelengkap untuk agensi Alfa, meski aku yang bekerja full time sebagai penyanyi tapi yang menjadi idolanya tetap Clara William", sahut Brittany.
"Aku tidak mengerti hal itu", kata Adam.
"Yah, aku selalu menjadi penyanyi dibalik layar sedangkan Clara William sebagai artis utamanya dan setiap tampil diatas panggung, Clara-lah yang akan tampil disetiap pertunjukkan, dan bukan aku", sahut Brittany.
"Bagaimana bisa itu terjadi padamu ?" kata Adam.
"Aku juga tidak tahu alasannya, tapi Ralph berpendapat bahwa penampilan Clara William lebih menarik daripada aku sebagai penyanyinya", sahut Brittany.
"Jadi selama ini, yang menyanyi bukan Clara melainkan kamu, mereka memakai suaramu untuk penampilan Clara diatas panggung", kata Adam.
"Yup, seperti itu kira-kira situasinya", sahut Brittany seraya tersenyum hambar.
"Lantas jika kamu tidak ada lagi diagensi Alfa, terus bagaimana ? Siapa yang akan mengisi suara untuk penampilan Clara William nanti ?" tanya Adam semakin tak mengerti.
Brittany menggeleng pelan lalu berkata.
"Entahlah, aku juga tidak tahu bagaimana kelanjutannya", ucapnya.
"Ya, ampun ! Mereka bermain licik sekali, kasihan kau, Brittany, hanya dimanfaatkan oleh agensi Alfa !" kata Adam simpati.
"Ya, seperti itulah kira-kira nasibku selama bekerja diagensi Alfa, apes", sahut Brittany.
"Demi Tuhan, tega sekali, tunanganmu itu memperlakukan dirimu seperti pembantu bagi Clara padahal kamu adalah kekasihnya", kata Adam.
"Yah, memang kurang beruntung nasibku disana'', sahut Brittany murung.
Adam memberikan sekaleng minuman untuk Brittany dari lemari es yang tersedia diruangan kerja fotografer.
"Minumlah ! Biar hatimu merasa tenang !" kata Adam.
"Terimakasih", sahut Brittany.
Brittany membuka tutup kaleng minuman tapi tanpa sengaja tangannya tergores hingga berdarah.
"Auwh !?" keluhnya sambil merintih kesakitan saat tangannya berdarah.
"Kenapa tanganmu ?" tanya Adam panik saat melihat telapak tangan Brittany berdarah.
"Tergores tutup kaleng minuman, aku kurang berhati-hati saja, tidak apa-apa", sahut Brittany.
"Tidak, ini tidak bisa dibiarkan, lukamu harus segera dirawat", kata Adam cemas.
"Tidak apa-apa, Adam...", ucap Brittany dengan bersikap tenang.
"Tidak apa-apa ? Tanganmu berdarah seperti ini, kamu bilang bukan apa-apa ?" kata Adam. "Ayo, kita ke rumah sakit sekarang !"
"Tapi Adam... !?" sahut Brittany yang bingung dengan sikap Adam yang terlalu berlebihan itu.
uda ada si Adam...
gaya bahasa yg dipakainya natural spt dlm kehidupan nyata...
biasanya aspri yg paling tahu apa² hal mengenai bosnya....
atau aku yg gagal paham ni situasinya 😅😅😅