Awal dari kisah seorang pria bernama Mikey Alexander yang diwarisi Makhluk Mistis oleh para pendahulunya untuk membalas dendam atas kematian kedua orang tuanya.
Mikey tidak menyangka kalau yang membunuh kedua orang tuanya ternyata adalah kakeknya sendiri yang menyamar sebagai ayah dari wanita pujaan hatinya..
Ditemani oleh ketiga saudaranya dan para wanita-wanitanya yang juga dibekali Makhluk Mistis, Mikey mempunyai rencana besar untuk berperang melawan musuh-musuhnya.
Bagaimanakah kelanjutan kisahnya? Mari kita simak bersama dalam novel yang berjudul PEMBALASAN SANG MONSTER.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mikey69, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nasib Tragis
Di Tempat Erik.
Erik melangkahkan kakinya keluar dari rumah keduanya untuk pergi dan tidak akan kembali. Ia meninggalkan camp tempat berlatih dan tempat mengabdi untuk tanah airnya tersebut.
Saat ini misinya adalah berada disamping saudaranya. Di raih teleponnya untuk menelepon seseorang.
"Kau disana??" Ucap Erik
"Ya.." Ucap pria diujung telepon adalah Jordan salah satu saudaranya yang akan melaksanakan MISI PEMBALASAN.
"Kau tadi di telepon oleh Franky??" Tanya Erik lagi.
"Dia tidak akan berani untuk menghubungiku.." Ucap Jordan.
"Kau harus sedikit baik padanya.." Ucap Erik.
"Apa kau tahu Mess kita diserang oleh Celestial Company dan beberapa orang kita tewas.. Dan ada yang mereka sekap.. Jadi Mikey sedang menuju kesana untuk membebaskan mereka.."Jelas Erik.
"Mereka tidak sabar untuk mati sepertinya.." Jawab Jordan.
"Kau sedang dimana??" Tanya Erik kembali.
"Aku di bandara menuju rumah.." Ucap Jordan.
"Baiklah besok pagi kita semua akan berkumpul.." Ucap Erik mengakhiri telepon mereka.
Akhirnya mereka akan berkumpul kembali setelah empat tahun menunggu, lalu Erik menghubungi Franky lagi.
"Jemput aku di pelabuhan.." Ucap Erik.
"Baiklah aku sedang di perjalanan.. Bagaimana dengan Jordan??" Ucap Franky.
"Jangan pikirkan dia.. Dia akan tiba saat kita datang.." Ucap Erik.
"Baiklah aku akan secepat mungkin tiba di tempatmu.." Ucap Franky.
Erik pun mengakhiri teleponnya dan pergi ke salah satu rumah makan untuk mengisi tenaga sambil menunggu Franky.
......................
Di Suatu Mobil Yang Melaju.
"Hmmp.. Hmmph.." Teriak Wulan yang mendapatkan tangan nakal penculik menyentuh pahanya.
"Hari ini kita akan pesta besar.. Kalian harus beli beberapa minuman.." Ucap Wili bangga dengan keberhasilannya.
"Tapi ini akan membuat marah tuan dari wanita ini.." Ucap si sopir.
"Aku memilikimu Franz dan kedua saudaramu.. Jadi tidak mungkin dia akan berani menyerang kita.. Hahaha.." Ucap Wili percaya diri dan tertawa terbahak-bahak.
"Aku mendengar pria itu telah membunuh orang kepercayaan dari bos Horizon.." Ungkap Franz.
"Maksudmu Jo telah tewas?? Itu tidak mungkin, Jo pria yang menakutkan itu tewas dari anak mama.. Kau dengar berita tewasnya Jo dari siapa??" Tanya Wili tidak percaya.
"Aku tahu dari salah satu temanku yang bekerja disana.." Ucap Franz meyakinkannya.
"Aku akan menghubungi ayahku dulu.." Ucap Wili sedikit khawatir.
"Kita mau kemana sekarang bos??" Tanya Franz.
"Ke gudang saja.. Di rumahku ada istriku.." Ucap Wili.
"Anak-anak minta bagian bos.." Ucap pria yang duduk di belakang.
"Punya kalian wanita muda itu.. Kalo wanita ini untuk ku.." ucap Wili sambil terus meraba tempat-tempat sensitif Wulan yang hanya bisa menggeliat pasrah.
Mobil melaju dalam gelapnya malam menuju sebuah gudang yang cukup luas.
"Kita kehilangan berapa orang??" Tanya Wili.
"Dari lima belas orang yang kita bawa kita kehilangan empat orang bos.." Ucap Franz.
"Dasar lemah.. Lawan seperti itu saja kita kehilangan banyak orang.." Ucap Wili.
Tidak lama kedua mobil itu masuk ke dalam gudang. Wili pun menyeret paksa Wulan ketengah gudang dan membuka pengikat tangan dan menggantinya dengan ikatan diatas kepala yang telah tersambung dengan tali yang terikat di tiang atas gudang.
Sedangkan Franz menarik Tyas.
"Ini mangsa kita.." Teriak Frans membuka penutup mata dan pembungkam mulut Tyas.
Ke sebelas orang mengepung Tyas. Mereka mulai membuka pakaian mereka.
"Kau lihatlah temanmu akan menikmati permainan ini.." Ucap Wili yang telah membuka kedua mata dan mulut Wulan.
"Apa yang kalian inginkan?? Jangan perk*sa kami.." Ucap Wulan mulai memelas.
"Kau menghancurkan usahaku dan sekarang kau ingin memohon ampunanku.." Ucap Wili memegang dagu Wulan.
"Aku minta maaf soal ini.. Aku hanya melakukan pekerjaanku dengan baik.." Ucap Wulan.
"Maaf katamu.. Kau akan merasakan akibat kesalahanmu.." Ucap Wili.
"Siapapun tolong saya.." Ucap Wulan menangis.
Sedangkan Tyas sudah dipaksa tanpa sehelai benang oleh para anak buah Wili.
"Tolooongg.. Jangaaan.." Teriak Tyas menendang-nendangkan kakinya saat para anak buahnya mulai menarik celana dasar hitamnya.
"Ayo.. Cantik.. Jangan memberontak.." Ucap salah satu penjahat.
Tyas berhasil mendorong penyerangnya dan berlari kepojok gudang mencari jalan keluar dari sana. Para penjahat hanya tertawa melihat aksi Tyas berusaha kabur karena tidak akan ada jalan keluar dari sana.
"Marco, Edward.. Bawa wanita kita kemari.." Perintah Franz.
"Baik kak.." Ucap kedua pria itu.
Mereka berdua menangkap dan menarik paksa Tyas dan Edward pun merobek pakaian Tyas secara paksa.
"Aku sudah tidak sabar.." Ucap Franz berbaring.
Marco dan Edward melepaskan Tyas tepat di atas tubuh Franz yang berbaring. Salah satu pria menarik celana dasar berwarna orange hingga terputus dari tempatnya
"Jangaan.. Jangaaaan bu Wulan tolong Tyas.." Teriak Tyas mulai meneteskan air mata.
"Kumohon hentikan ini semua.." Ucap Wulan menangis melihat Tyas terus di permalukan dengan sangat sadis.
"Lihatlah saja bentar lagi giliranmu.." Ucap Wili.
Wulan hanya bisa menutup matanya dan tubuhnya melemas. Dia pasti akan merasakan hal seperti itu cepat atau lambat. Wili pun menikmati pemandangan anak buahnya yang menggasak Tyas tanpa ampun.
Tyas pun mulai kelimpungan mendapat banyak serangan sekaligus. Akhirnya dia pingsan dan tidak mampu bertahan dengan perlakuan anak buah Wili.
Tapi anak buah Wili memaksa membangunkan kembali Tyas dengan siraman air ke wajah dan tubuhnya. Entah sudah beberapa kali Tyas pingsan akibat pertempuran itu, bahkan sekarang tubuh Tyas hanya pasrah menerima serangan apapun.
"Hentikan dulu.." teriak Marco yang melihat tubuh Tyas kejang-kejang.
"Tyas.. Tyas.." Teriak Wulan melihat tubuh Tyas terus kejang-kejang.
Tidak beberapa lama tubuhnya tidak menunjukkan kejang-kejang lagi. Salah satu anak buah Wili mendekati Tyas mengecek keadaannya.
"Bos wanita ini sudah meninggal.." Ucap pria itu.
"Apaa!!" Teriak Wili kaget.
Beberapa penjahat yang belum mendapat bagian dari kenikmatan tubuh Tyas mencurahkan emosi dengan menendang tubuh yang tidak berdaya itu berulang kali.
"Hentikaaan.. Dia sudah tidak bernyawa lagi.." Ucap Edward menghentikan teman-temannya.
"Buang mayat ini.." Ucap Franz kepada pria yang mengecek keadaan Tyas.
Dia pun menarik tubuh tidak berdaya itu keluar dari gudang.
"Hehehe.. Memang bodoh.. Wanita ini belum tewas.. Aku bisa menikmatinya sendiri.." Ucap pria yang menarik tubuh Tyas keluar gudang. Dan membawanya ke sebuah ruangan yang menjadi mess untuk pekerja di gudang itu lalu meletakkan di kasur dan mengunci pintu dari dalam.
Mata Wulan hanya terpaku. Dia masih tidak percaya akan kematian dari sahabatnya.
"Oke pesta wanita telah selesai.. Mari kita berpesta yang sesungguhnya.." Ucap Wili mengambil sebuah botol minuman dan barang-barang haram.
"Bagaimana bos kami belum kebagian mencicipi tubuh wanita itu (Tyas)?? Lalu wanita ini (Wulan) bagaimana??" Ucap salah satu penjahat.
"Dia milik bos.." Bentak Marco.
Akhirnya semuanya terdiam tidak berani melawan Marco yang bertubuh menyeramkan.
"Oke.. Kita panggil saja wanita penghibur.." Teriak Wili mengambil Hp dan menelepon seseorang untuk memesan wanita penghibur.
Segera mendapatkan sorakan dari para anak buahnya. Wulan hanya bisa menyaksikan sambil menangis tidak henti-hentinya, dia memikirkan bagaimana nasibnya setelah ini.
mari terus saling mendukung untuk seterusnya 😚🤭🙏
mari terus saling mendukung untuk seterusnya 😚🤭🙏