Petualangan seorang putri dengan kekuatan membuat portal sinar ungu yang berakhir dengan tanggung jawab sebagai pengguna batu bintang bersama kawan-kawan barunya.
Nama dan Tempat adalah fiksi belaka
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tenth_Soldier, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tentang Zeve
"Namaku Zeve, aku tadinya dipercaya sebagai pengguna batu bintang Hadranindra Raja Wijiyasra sampai akhirnya seorang penjahat yang mampu merubah wajah dan penampilan sebagai apapun datang mengelabui aku, menangkapku, menahanku di tempat ini hingga sekarang. Dia dan kelompoknya berusaha mempengaruhi pikiranku dan bekerja untuk mereka."
"Tapi mereka keliru jika harus melawan ku dengan kekuatan pikiran, mereka tak berkutik menghadapi ku." Tawanan itu menjelaskan banyak hal tentang dirinya pada Putri Tihu.
" Aku adalah penduduk asli kota gaib Janasaran, meski begitu aku sangat menyukai hal-hal baru di luar kota ku, aku memutuskan ikut Raja Hadranindra karena beliau membutuhkan pengguna batu bintang yang mampu menghubungkan dan mengharmonis kan pola pikir berbagai ragam manusia yang tinggal dan mencoba mendekatinya demi suatu keuntungan."
"Kau tahu sendiri kerajaan Wijiyasra sangat berkembang lebih pesat karena banyaknya hubungan diplomasi dengan berbagai macam negeri atas angin."
"Negeri-negeri di luar Nasutaran biasanya membawa berbagai jenis teknologi baru yang biasanya dipakai atau digunakan untuk mempermudah aktifitas manusia dengan mendapatkan hasil yang berlebihan dalam waktu yang cepat. "
"Usia ku pun baru seratus tiga puluh sembilan tahun, aku tergolong masih kecil dan muda jika dibandingkan dengan penghuni kota Gaib Janasaran lainnya. Untuk itulah aku berkelana keluar dari kotaku. Aku juga menggunakan dua batu bintang yang berbeda warna, yaitu batu bintang emas dan batu bintang cyan."
"Kekuatan batu bintang emas seperti yang sudah aku jelaskan berkaitan dengan alam pikiran manusia, dan batu bintang Cyan, berkaitan dengan jiwa manusia. Keduanya hampir sama hanya saja untuk batu bintang Cyan aku bisa dengan mudah mengambil sumber hidup manusia. Dan aku jarang sekali menggunakan batu bintang Cyan tersebut."
"Aku sangat menyukai batu bintang emas, karena dengan mudah aku mengetahui semua hal tentang hidup seseorang sedari dia kecil. Kau misalnya, aku tahu kau putri satu-satunya Raja Suebu, kau bisa kemana saja dengan batu bintang ungumu."
"Labosi adalah nama seorang pemuda yang menjadi tambatan hatimu, dan saat ini ternyata kau kesal dengan batu bintang ungumu yang akhir-akhir ini menolak perintahmu, " panjang lebar Zeve menjelaskan tentang dirinya pada putri Tihu.
Dan juga meyakinkan Putri Tihu agar tak mengadukannya pada pemimpin kota gaib Janasaran. Tihu sendiri teramat heran dengan dirinya saat ini ia tidak berkutik hanya bisa diam dan mendengarkan apa yang dibicarakan Zeve.
Apakah dia sedang dalam di bawah kekuatan Zeve?
" Tidak! Aku tidak menggunakan sedikit kekuatanku padamu, sebenarnya aku tidak suka mempermainkan nyawa seseorang. Tapi aku suka sekali mengintip apa yang menjadi keingintahuan terbesar semua manusia itu." Zeve sekali lagi menjawab Tihu yang bertanya dalam pikirannya saja.
Jawaban Zeve membuatnya malu setengah mati karena saat berkaitan dengan Labosi keingintahuannya pasti di seputar hal-hal yang sungguh tidak pantas dibicarakan, dia merasa malu berhadapan dengan Zeve.
" Hahahaha, itu hal yang wajar bagi mereka yang dilanda perasaan cinta dan sayang, kehangatan dan kemesraan pasangan akan selalu menjadi impian yang menghiasi semua orang di seluruh alam semesta ini."
"Perasaan ketika berciuman, berpelukan bahkan ketika saling meraba itu semua sudah menjadi kesatuan jiwa yang sedang kasmaran."
"Bahkan keingintahuan seseorang yang sama sekali belum pernah melakukan hubungan secara badaniah layaknya pasangan suami istri..."
" Berhenti! Jangan teruskan!" Tihu berteriak dalam benaknya dia merasa risih dan malu membayangkan itu semua saat di hadapan Zeve.
Zeve pun berhenti sejenak, tersenyum penuh arti pada putri Tihu. Tapi tak lama dia pun melanjutkan pembicaraannya.
"Melalui pikiranmu pun aku bisa mengetahui apa yang Labosi inginkan saat berdekatan denganmu, apa kau ingin mengetahuinya? " Zeve menawarkan rasa ingin tahu pada Tihu.
"Tidak! Terima kasih! " Putri Tihu, dengan cepat menjawabnya dalam hati.
" Sekarang bagaimana cara aku membebaskanmu dari penjara ini? " Tihu kali ini bertanya secara lisan.
" Hahahaha, tidak perlu kau bersusah payah, lihatlah dengan seksama dan mari kita pergi dari tempat ini," Zeve entah bagaimana seketika sudah berada di luar penjara, tanpa bersusah payah sedikitpun.
Tihu semakin heran, dia hendak bertanya pada Zeve, tapi tentu saja Zeve akan menjelaskan sebelum pertanyaannya keluar.
" Kekuatan pikiran bisa membebaskanmu dari belenggu fisik, sangat mudah dimengerti karena kau di luar penjara dan dari pikiranmu itulah aku melepaskan diri dari penjara ini."
" Kenapa tidak sejak dari dulu kau membebaskan dirimu? " Putri Tihu menjadi merasa aneh dengan pola pikir Zeve.
" Kau tahu aku hanya bisa mempengaruhi pikiran manusia bukan pikiran para gumblin berkulit hijau di luar sana, " jawab Zeve.
"Mereka makhluk primitif yang sangat jahat tak mengenal belas kasihan, tiada guna aku memasuki pikiran mereka, bisa-bisa justru akulah yang akan menjadi lebih jahat dari mereka, apakah kau bisa memahamiku? Meski aku tahu kau masih tak memahami sepenuhnya."
Zeve bertanya pada Tihu sekaligus menjawabnya.
Tihu merasa kesal mendengar semua yang dikatakan Zeve yang pada dasarnya benar semua. Dia merasa menjadi manusia paling bodoh di hadapan Zeve.
Zeve mengetahui hal itu dan mulai menghibur Tihu.
"Oh tak perlu merasa lebih rendah di hadapanku kita semua saling terkait kita semua saling terhubung dan saling membutuhkan serta melengkapi satu sama lain."
"Sama seperti semesta alam ini apakah kau pikir lebah itu makhluk kecil tiada guna? Apa kau juga berpikir lebah lebih rendah dari binatang yang ukuran badannya lebih besar dari mereka?"
"Selama berabad, lebah telah memberi manfaat bagi manusia, tumbuhan dan lingkungan. Dengan membawa serbuk sari dari satu bunga ke bunga lainnya, lebah bersama hewan penyerbuk lainnya, memungkinkan terjadinya proses produksi buah-buahan, kacang-kacangan dan biji-bijian dalam jumlah melimpah."
"Dengan begitu, ikut berkontribusi pada ketahanan pangan dan nutrisi masyarakat dunia. Hewan penyerbuk, seperti lebah, memberi andil bagi tiga puluh lima per seratus batok, produksi tanaman dunia dan juga ikut meningkatkan hasil produksi dari delapan puluh tujuh tanaman pangan utama di penjuru bumi, serta sejumlah obat-obatan yang berasal dari tumbuhan."
"Ditaksir, tiga dari empat tanaman di seluruh dunia yang menghasilkan buah atau biji, yang dapat dikonsumsi manusia, bergantung pada hewan penyerbuk, seperti lebah."
"Banyak petani mengandalkan keanekaragaman lebah untuk menyerbuki produk pertanian mereka. Misalnya, para petani mangga yang dipasarkan mendapat manfaat dari layanan penyerbukan yang dilakukan lebah Masong merah."
Jenis lebah ini bisa seratus dia puluh kali lebih efisien dalam melakukan penyerbukan bunga mangga dibandingkan yang dilakukan lebah lainnya. Terdapat sejumlah bukti bahwa penyerbukan alami dengan jenis lebah yang tepat akan meningkatkan kualitas tanaman, dari nilai nutrisi hingga umur simpannya."
"Kau tahu tanpa lebah yang kecil ukurannya apa yang akan terjadi dengan dunia ini? " Zeve bertanya pada putri meskipun dia tahu Tihu tidak akan tahu tentang hal itu, dia pun langsung meneruskan pembicaraannya.
"Apa yang terjadi jika lebah lenyap dari bumi? Sejumlah Shaman berpendapat, sebanyak delapan puluh per seratus batok sistem pertanian dunia akan runtuh. Tanpa lebah, kita tak akan lagi bisa menikmati brokoli, asparagus, melon, mentimun, labu, blueberry, semangka, almond, ceri, apel, almond, jeruk dan alpukat."
Zeve sengaja menyebut beberapa nama buah dan sayuran yang terdengar asing di telinga Tihu karena dia tahu keingintahuan Tihu terbesar adalah menemukan hal-hal yang baru dilihat atau pun didengarnya.
Ayo Thor ini request aku pengen novel ini jangan di tamatin dulu