Alvia Alianza, wanita yang sudah menjalani kehidupan rumah tangga selama satu tahun. Ia menikah dengan Bintang Askara. Pemuda tampan yang membuat para wanita selalu mengejarnya.
Namun pernikahannya bukanlah pernikahan yang di idamkan oleh setiap wanita.
Karena pernikahannya hanyalah sebuah tameng untuk menutupi hubungan Bintang dan kekasihnya.
Bintang telah membayarnya untuk menikah dengannya selama satu setengah tahun ke depan. Karena orang tuanya tidak menyetujui hubungannya dengan kekasihnya.
Bagaimana kisah kehidupan Via selanjutnya? ikuti terus ceritanya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rima Andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 14
Via dan Resya masih saja saling mengobrol. Namun Via enggan menceritakan tentang masalahnya. Mereka hanya berbincang ringan saja mengenai kesukaan masing-masing.
Resya menatap jam yang melingkar di tangannya. Wajahnya nampak tak bersemangat setelahnya. Ada sesuatu yang membuatnya harus pergi dari sana.
"Via, sepertinya Aku harus kembali," ucap Resya dengan wajah nampak kecewa.
"Kau sudah harus pulang? Oke, baiklah." Via pun menyetujuinya.
"Tapi Aku masih ingin berbicara dengan mu kawan. Aku juga tidak yakin bahwa kita akan bertemu kembali. Karena Aku harus pulang ke negara nenekku yang ada di Turki," ucap Resya sendu.
Via terkejut, baru saja ia mengenal seorang teman yang begitu baik menurutnya. Tapi sepertinya mereka harus berpisah.
"Kau harus yakin bahwa suatu hari nanti kita akan bertemu lagi kawan. Aku mendoakan mu semoga Kau mendapatkan seorang wanita yang baik nantinya. Jadi saat kita bertemu nanti Kau bisa mengenalkannya pada ku," ucap Via diiringi dengan senyuman.
"Ah, entahlah Via. Tapi Aku berharap wanita yang menjadi istri Ku nanti adalah wanita yang seperti dirimu," sahut Resya
"Astaga. Apa Kau mau menggoda istri orang lagi?" Via menatap Resya jengah. Karena sedari tadi Resya terus saja menggombali dirinya.
Sementara Resya terkekeh melihat Via yang nampak manis saat ini. Tidak di pungkiri, Resya begitu tertarik dengan Via. Tapi dirinya sadar bahwa Via susah memiliki seorang suami. Jadi iapun memutuskan untuk mundur.
"Baiklah Via, Aku harus pergi. Aku sangat senang dengan pertemuan singkat kita yang menjadikan kita teman. Ku harap suatu hari nanti kita bisa bertemu lagi," ucap Resya.
"Sampai jumpa di lain waktu Rey." Mereka pun saling berjabat tangan. Hingga Resya pun akhirnya pergi dari sana.
Via menatap punggung Resya yang perlahan mulai menghilang dari pandangannya. Bibirnya menyunggingkan senyum saat ini. Pertemuan singkatnya dengan Resya membuatnya sejenak melupakan tentang masalah hidupnya.
Via mulai melangkahkan kakinya kembali ke acara perjamuan. Ia ingin meminta izin kepada suaminya untuk pulang lebih dulu. Ia terlalu muak bila harus bertemu dengan ayahnya.
Kakinya terus melangkah menuju ke tempat acara.
Namun Via terkejut saat tiba-tiba ada seseorang yang menarik tangannya.
"Ah, sakit!" Via merintih saat ada seseorang yang mencengkram pergelangan tangannya. Ia pun melihat siapa yang telah menariknya.
Matanya membeliak saat melihat Bintang yang nampak begitu marah. Apakah dirinya melakukan kesalahan?
"Dengan siapa Kau bertemu Via?!" tanya Bintang dengan kilatan kemarahan.
"Apa pedulimu?! Aku hanya bertemu dengan seorang teman." Via berkata dengan nada yang ketus. Pria yang ia sebut sebagai suami itu selalu berbuat seenaknya saja.
"Jelas saja Aku perduli. Aku tidak ingin Kau mempermalukan ku. Kau menjadi istri seorang Bintang Askara saat ini. Tunggulah saat kita bercerai nanti baru Kau bisa bersama dengan pria manapun!"
Via pun juga tersulut emosi."Bukankah Kau juga sering bertemu dengan kekasih mu? Lalu bagaimana bila media mendapati mu tentang itu?!" ucap Via membalikkan ucapan Bintang.
Bintang begitu marah karena Via terus saja membantah dirinya. "Kau jangan pernah menyamakan dirimu dengan ku. Aku yang sudah membayar mu untuk melakukan sandiwara pernikahan ini. Jadi Kau harus menuruti semua kata-kata ku Kau mengerti!" Dengan keras Bintang menghempaskan tangan Via.
Rasanya begitu sakit. Bukan karena tangan Via yang di hempaskan oleh Bintang. Tapi karena Bintang selalu saja merendahkan dirinya.
"Ya, Kau memang sudah membayar ku Tuan Bintang! Tapi Kau harus ingat bahwa Kau sendiri juga sudah melanggar kontrak. Kau sudah menyentuh ku Kau ingat?! Dan selamanya Aku akan mengingat tentang semua penghinaan mu kepadaku. Tadinya sebelumnya Aku pernah memiliki perasaan terhadap mu. Tapi kini semua rasa itu berubah menjadi rasa benci kepada mu. Aku sangat membenci mu Bintang!" Via tak dapat membendung air matanya.
Kini likuid bening itu menetes di pipinya. Dengan cepat ia pun berlari meninggalkan Bintang di sana.
Bintang mematung saat melihat Via pergi dari hadapannya. Ia melihat lelehan bening itu menetes dari pipi Via.
Tapi Bintang sekarang menjadi seorang pria yang begitu egois. "Bukankah yang ku katakan itu semua benar. Dia memang gadis yang buruk," gumam Bintang. Ia pun segera melangkah memasuki ke ruang acara.
***
Via begitu membenci dirinya yang tak dapat membendung air matanya di depan Bintang. Sekuat apapun dirinya, ketika seseorang berkata perkataan yang begitu menyakitkan untuknya, Via tetap saja menjadi seorang yang rapuh.
Via membutuhkan sandaran. Namun tak ada siapapun yang ia punya. Ibunya pun saat ini masih terbaring tak berdaya di rumah sakit. Via hanya menyimpan segala luka hatinya sendirian saat ini.
Hingga tanpa terasa matanya mulai terpejam. Via tertidur karena terlalu lelah menangis. Kini ia tidur di kamarnya, sebelumnya ia pulang lebih dahulu meninggalkan Bintang dengan memesan taksi. Via tidak ingin melihat wajah Bintang yang hanya akan menambah sakit hatinya.
Sementara Bintang. Setelah menutup acara, Bintang pun mencari di mana Via berada. Tapi dirinya tak mendapati Via di manapun.
Ada sedikit rasa bersalah yang muncul dalam hatinya. Namun ia segera menepisnya.
"Mungkin gadis itu sudah pulang," gumamnya.
Bintang pun mengemudikan mobilnya pulang ke rumahnya. Ia ingin memastikan apakah Via sudah berada di rumahnya atau belum.
Hingga tak berapa lama kemudian mobil Bintang sampai di rumahnya. Bintang berjalan memasuki rumahnya dengan tergesa. Entah mengapa bayangan saat Via menangis dan menatapnya penuh dengan kebencian membuatnya begitu mengganggu pikirannya.
Bintang ingin bertanya kepada pelayan. Tapi tidak mungkin pelayan masih terjaga selarut ini.
Bintang pun memutuskan untuk melihat Via di kamarnya.
Namun saat Bintang mencoba untuk membuka pintu kamar Via. Pintu tersebut terkunci. Hingga Bintang pun berpikir hal yang tidak-tidak tentang Via.
"Apakah dia baik-baik saja? Apa ucapan ku tadi sangat keterlaluan? Jangan-jangan dia mencoba untuk...." Bintang menggelengkan kepalanya memikirkan tentang hal buruk dalam otaknya.
Ia pun berniat untuk mengambil kunci cadangan kamar Via yang ada di kamarnya.
Setelah mengambil kunci cadangan di kamarnya, Bintang segera membuka pintu kamar Via. Matanya menelisik ke segala arah mencari sosok yang ia khawatirkan.
Bintang menghembuskan nafas lega saat melihat sosok yang ia cari berada di atas kasurnya, mungkin sudah tidur.
Tapi bukankah hal yang ia cemaskan tidak terjadi? Lalu kenapa saat ini Bintang malah melangkah mendekat ke arah Via? Mungkinkah hati pria itu mulai melunak, ataukah ada hal yang lainnya?
Bintang menatap Via dengan pandangan yang sulit untuk di artikan.
"Dasar gadis ceroboh. Tidur saja tidak menggunakan selimut. Kau juga tidak mengganti pakaian mu," ucap Bintang seraya menyelimuti tubuh Via.
Namun saat ini wajahnya begitu dekat dengan wajah Via. Bintang terdiam sejenak menatap wajah tidur Via. Matanya terus menatap bibir Via.
Hingga wajahnya pun semakin lama semakin dekat dengan wajah Via. Bibirnya hampir meraup bibir istrinya.
Namun tiba-tiba saja plak...
Telapak tangan Via memukul keras wajah Bintang, hingga Bintang pun memundurkan wajahnya dan mengumpat karena rasa sakit akibat tamparan di wajahnya.
"Pria breng..sek kemari Kau! Aku akan memberimu pelajaran karena sudah menghina ku. Kau pikir Aku tidak berani? Kemari Kau!" Tangan Via terus saja memukul-mukul ke depan, namun matanya masih terpejam. Sepertinya gadis itu tengah bermimpi dalam tidurnya.
"Si..al! Dasar gadis menyebalkan!" gerutu Bintang kesal. Ia pun segera keluar dari kamar Via dengan kesal.
Bintang sendiri tidak menyangka, bagaimana bisa ia hendak mencium bibir Via. Bintang merutuki dirinya sendiri. Ia meyakinkan dirinya bahwa hanya ada Alesha yang bertahta di hatinya.
***