Pertemuan tanpa sengaja menjadi bibit cinta tumbuh dibumbui oleh perjalanan karakter yang penuh rintangan serta persahabatan antar karakter yang membuat kisah mereka lebih berwarna
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gabijh1799, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12
Shani membukakan pintu kamarnya dan Vino terkaget-kaget melihat Shani menggunakan pakaian mamahnya.
"Mamah?"
"Pak Vino saya Shani" Ucap Shani sambil melambaikan tangan ke Vino
Vino tidak menghiraukan itu dan memeluk Shani begitu erat itu membuat Shani kaget.
"Aku kangen sama mamah" lirih Vino sambil mempererat pelukannya
Shani bingung dengan situasi ini dan dia memutuskan untuk membalas pelukan Vino itu. Setelah beberapa menit mereka pelukan Vino melepaskan pelukannya dan melihat wajah Shani dari saat itu dia baru tersadar bahwa didepannya bukanlah mamahnya.
"Ehh Shan maaf"
"Iya pak gpp, makasih ya pak atas bajunya"
"Iya sama-sama, ya udah kita sarapan yah" ajak Vino
"Iya pak" Shani menganggukkan kepalanya
Mereka berdua menuju ke meja makan untuk melaksanakan sarapan mereka yang tertunda tadi. Pada saat mereka sedang makan Vino berniat meminta maaf pada Shani.
"Shan"
"Iya pak"
"Maaf ya"
"Maaf kenapa pak?"
"Tadi saya meluk kamu"
"Gpp pak, bapak kangen dengan ibunya bapak?" Tanya Shani tentang kejadian tadi
"Dia udah meninggal setahun ini dan membuat saya rindu dengannya" Vino menjelaskan kenapa dirinya memeluk Shani
"Maaf pak saya ngga tau ibu bapak baru wafat" Shani meminta maaf
"Iya Shan gpp, tadi kamu pake pakaiannya mirip banget dengan dia jadi saya meluk kamu" Vino tersenyum manis pada Shani
"Iya pak gpp saya juga rindu dengan keluarga saya yang di Jogja" ucap Shani sambil menundukkan kepalanya karena dia merasa rindu juga dengan keluarganya
Mendengar itu Vino terpikirkan sesuatu. "Shan nanti temani saya yah"
"Kemana pak?" Tanya Shani yang sekarang menegakkan tubuhnya
"Ikut saja gpp, nanti kamu bawa kamera yah"
"Hahh kamera pak? Saya ngga punya kamera"
"Pake punya saya saja itu ada di kamar, kamu bisa ambil"
"Iya pak"
Shani menyelesaikan sarapannya terlebih dahulu untuk menyiapkan barang-barang dan Vino baru menyelesaikan sarapannya dan mencucikan bekas makanan mereka.
"Bi" panggil Vino
"Iya den" bibi baru dateng dari halaman belakang
"Titip rumah ya, kayaknya saya ngga pulang hari ini" pinta Vino
"Kenapa den? Ada dinas lagi?" Tanya bibi yang mungkin sudah biasa ditinggal Vino dinas
"Ngga bi mau anter Shani pulang kampung" bisik Vino
"Ohh gitu ya udah den gpp hati-hati yah" bibi menganggukkan kepalanya karena paham maksud Vino
"Iya Bi"
Disela-sela obrolan mereka Shani datang dengan tasnya yang sudah dia selempangkan.
"Pak semuanya udah siap" ucap Shani
"Ok kalo gitu kita berangkat yah, bi titip rumah ya"
"Iya den"
Bibi mengantar kepergian mereka sampai di depan pin dan Vino dan Shani memulai perjalanan mereka. Sepanjang perjalanan Shani bingung dengan Vino yang biasanya dia menggunakan jalur dia lewati namun sekarang dia ambil jalur yang berbeda.

"Pak" ucap Shani
"Iya Shan"
"Kita mau kemana?" Tanya Shani yang bingung
"Kata kamu kita mau kemana?" Tanya Vino sambil tersenyum
"Ngga tau pak saya bingung biasanya ngga lewat jalur ini" ucap Shani yang sekarang menghadap Vino
"Hehehe kita mau ke Jogja" jawab Vino dengan terkekeh
"Mau ngapain pak? Bukannya nanti kita ada klien yah?" Tanya Shani masih bingung dengan Vino
"Iya betul tapi kebetulan kliennya orang Jogja jadi kita aja yang kesana" Vino menjelaskan tentang tujuan mereka sekarang
"Ohh gitu pak saya kira kenapa" ucap Shani yang cukup puas dengan jawaban Vino
"Sama mau ketemu ortu kamu Shan hehehe" batin Vino yang melihat sejenak Shani dan kembali fokus menyetir
Sepanjang perjalanan di dalam mobil hanya ada keheningan dan ditemani oleh lagu yang di setel oleh Vino sejak memulai perjalanan.
Sesampainya di Bandara mereka menunggu pesawat di kafetaria namun Shani ingin terlebih dahulu ke WC agar dirinya tidak ke WC lagi, saat setelah keluar dari WC tanpa sengaja Shani bertabrakan dengan seseorang karena dia sedang tidak fokus dan Shani membantu orang itu.
"Loh Feni" Shani yang terkejut

"Lah Shani apa kabar?" Ucap Feni memeluk Shani
"Baik Fen kamu gimana kabarnya? Kamu mau pergi atau baru turun?" Shani membalas pelukan Feni
"Ohh baru turun Shan, kemaren habis dari Jepang ada pertemuan" ucap Feni sambil melepaskan pelukannya
"Wih enak yah dari Jepang, kapan-kapan kita ketemuan sama Gracia yah"
"Iya Shan aku juga rencana mau ketemu Gracia"
"Iya Fen titip salam buat dia yah, aku mau ke Jogja dulu"
"Mau pulang kampung Shan?" Tanya Feni tentang Shani yang ingin ke Jogja
"Ngga Fen, aku nemenin bos aku perjalanan bisnis" Shani menjelaskan tentang dirinya ke Jogja sekarang
"Dia bos kamu Shan?" Tanya Feni melihat Vino dari kejauhan yang sedang duduk di luar kafetaria
"Iya Fen" Shani dan menganggukkan kepalanya
"Ganteng yah, hati-hati kepincut loh hehehe" canda Feni
"Apaan sih Fen aku sama dia cuman hubungan bos sama asisten" elak Shani
"Oh gitu ya udah semoga langgeng yah" ucap Feni sambil menepuk pundak Shani
"Apaan sih Fen ya udah deh hati-hati ya pulangnya sebentar lagi aku mau boarding"
"Iya Shan hati-hati yah"
Shani dan Feni berpisah di lorong bandara dan Shani menghampiri Vino di kafetaria kemudian mereka menuju gate pesawat mereka untuk menaiki pesawat.
Selama perjalanan di pesawat mereka sibuk dengan urusan masing-masing, Vino dengan dokumen yang dia bawa dan Shani yang memotret beberapa foto di pesawat. Dan pada saat setengah perjalanan Shani merasakan kantuk yang baru saja datang dan dia memutuskan untuk tidur sejenak sampai pesawat mereka mendarat.

Vino melihat itu tidak tega dan mengarahkan kepala Shani agar bersandar di bahunya dan Vino juga melepaskan jaketnya untuk menyelimuti Shani agar dia tidak kedinginan.
*
30 menit kemudian pesawat mereka sebentar lagi mendarat, Vino ternyata ikut tertidur di sebelah Shani dengan posisi yang cukup romantis dan itu juga membuat Shani terbangun karena merasakan ada sesuatu di kepalanya.
Pada saat Shani bangun, dia tersadar bahwa dirinya tertidur dari posisi dirinya bersandar di bahu Vino dan juga dia diselimuti oleh jaketnya juga. Dia merasa tidak enak dan juga sedikit senang karena dirinya sudah diperhatikan oleh Vino namun Shani tidak berniat pindah karena itu cukup nyaman dan itu momen yang cukup dia suka
"Perhatian untuk para penumpang sekalian, pesawat ini akan mendarat di bandara Adisutjipto mohon untuk para penumpang agar masih dalam kondisi duduk dan juga sabuk pengaman masih dalam kondisi terikat karena akan ada goncangan sedikit pada saat mendarat, terimakasih"
Mendengar itu Vino terbangun dan mengusap matanya, dia melihat disebelahnya Shani masih tertidur padahal Shani sudah terbangun namun dia memutuskan untuk berpura-pura tidur agar dia tidak bingung ingin melakukan apa.
Setelah pesawat sudah berhenti Vino membangunkan Shani. "Shan bangun yuk udah sampe nih"

"Hmm udah nyampe pak?" Tanya Shani sambil mengusap matanya
"Udah Shan, yuk siap-siap kita udah di jemput sama jemputan"
"Iya pak"
Mereka mengambil barang-barang mereka yang ada di pesawat dan turun menuju Bandara. Setelah itu mereka mencari jemputan mereka dan ternyata itu Krishna adik Shani yang membuat Shani kaget.
"Hehh kamu ngapain kesini?" Tanya Shani yang melangkah terlebih dahulu menghampiri Krishna
"Jemput kakak lah sih ngapain" jawab Krishna
"Kan aku ngga bilang ke kamu aku ke Jogja kok kamu bisa jemput" Shani yang bingung dengan jawaban Krishna

"Emang kita perjalanan bisnis tapi sama papah kamu Shan" jawab Vino yang baru menghampiri mereka
"Papah saya pak?" Tanya Shani yang semakin bingung
"Iya kebetulan papah kamu kontak kantor katanya mau bangun rumah gitu. Pas aku lihat detail konsepnya, nama papah kamu sama kamu mirip dan itu aku mutuskan ketemuan disini aja" Vino menjelaskan kenapa dirinya bisa tau
"Kok bapak ngga bilang sih kan aku bawanya sedikit" Shani memanyunkan bibirnya
"Udah gpp kan kamu masih ada baju disini kan nanti kita di rumah kamu aja sekalian silahturahim sama keluarga kamu, katanya kamu kangen sama mamah kamu" Vino mengacak rambut Shani
"Ihhh pak jangan gitu rambut aku berantakan, tapi makasih ya sebelumnya pak" ucap Shani sambil merapikan rambutnya kembali
"Iya sama-sama, ya udah krish kita pulang" Vino tersenyum manis pada Shani dan berjalan duluan
"Iya pak" Krishna menganggukkan kepalanya
"Kakak siapanya pak Vino?" Tanya Krishna pada Shani sambil berjalan menuju mobil
"Aku asistennya" jawab Shani sambil membawa tasnya
"Lah ternyata kakak toh aku kira siapa, pas itu ada rekrutmen gitu jadi asisten pak Vino ternyata kakak yang diterima"
"Iya aku juga terpaksa jadi asistennya biar aku bisa lanjutin komik aku" asalan Shani mengapa dirinya menjadi asisten Vino
"Ohh gitu kak, ya udah naik mobil dulu aku mau masukin barang-barangnya kakak sama pak Vino"
"Iya krish"
"Ohh jadi kamu mau jadi asisten alasannya itu Shan" batin Vino yang mendengar percakapan kakak adik itu
Akhirnya mereka bertiga menuju rumah Shani yang memang cukup jauh dari bandara namun cukup dekat dengan alun-alun kota Jogja.
***