NovelToon NovelToon
Dalam Pelukan Cinta

Dalam Pelukan Cinta

Status: tamat
Genre:Tamat / Pelakor / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni / Teman lama bertemu kembali
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Aili

Maya, seorang wanita muda yang cantik dan sukses dalam karier, hidup dalam hubungan yang penuh dengan kecemburuan dan rasa curiga terhadap kekasihnya, Aldo. Sifat posesif Maya menyembunyikan rahasia gelap yang siap mengubah segalanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aili, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33. Kejaran Mobil Misterius

Pagi itu, Aldo berangkat ke kantor lebih awal dari biasanya. Langit masih agak gelap, dan jalanan belum terlalu ramai. Dia berharap bisa tiba lebih awal untuk menyelesaikan beberapa tugas sebelum rekan-rekan kerjanya datang. Dengan semua tekanan yang sedang dihadapinya, Aldo merasa bahwa bekerja lebih awal bisa membantunya lebih tenang.

Aldo mengemudikan mobilnya dengan tenang, menikmati sedikit waktu tenang di tengah kesibukan rutinnya. Namun, perasaan damai itu tidak bertahan lama. Ketika dia memasuki sebuah jalan kecil yang sepi, sebuah mobil tiba-tiba muncul dari belakang dan melaju kencang mendekatinya.

"Eh, kok ngebut banget nih mobil?" Aldo bertanya-tanya dalam hati, merasa ada yang aneh.

Mobil itu semakin mendekat, hampir seperti sengaja mencoba menabraknya dari belakang. Aldo mulai merasa panik. Dia mempercepat laju mobilnya, berusaha untuk menjaga jarak, tetapi mobil di belakangnya terus mengikuti dengan agresif.

"Apa-apaan ini? Jangan-jangan... Satria?" pikir Aldo, merasakan firasat buruk.

Aldo mencoba menghindar, memutar setirnya dengan cepat ke kanan untuk memasuki jalan yang lebih kecil. Namun, mobil itu tetap mengejarnya dengan kecepatan yang sama. Aldo bisa merasakan adrenalin mengalir deras dalam tubuhnya. Dia tahu ini bukan kebetulan.

Dia menoleh sekilas ke kaca spion, mencoba melihat siapa yang ada di dalam mobil tersebut, tetapi kaca mobil itu terlalu gelap untuk melihat apa pun. Ini hanya menambah ketegangan. Aldo terus melajukan mobilnya, mencari jalan keluar dari situasi berbahaya ini.

"Fokus, Aldo, fokus!" bisik Aldo pada dirinya sendiri, berusaha untuk tetap tenang di tengah situasi yang mengancam ini.

Saat mencapai persimpangan, Aldo dengan cepat mengambil jalan ke kiri, berharap bisa kehilangan pengejar itu di antara tikungan. Namun, mobil misterius itu tetap mengekorinya. Aldo mulai merasa terpojok, tetapi dia tahu bahwa dia tidak boleh berhenti. Dia harus mencari cara untuk menghindari mobil itu.

Sambil terus mengemudi, Aldo merogoh saku celananya untuk mengambil ponsel. Tangannya gemetar saat dia mencoba menekan nomor darurat. Namun, ketika dia hendak menelepon, mobil di belakangnya tiba-tiba menambah kecepatan dan dengan sengaja menabrakkan diri ke bagian belakang mobil Aldo.

"Aduh! Sialan!" teriak Aldo saat mobilnya terguncang keras.

Tabrakan itu hampir membuat Aldo kehilangan kendali. Mobilnya berbelok tajam, dan hampir saja menabrak tiang lampu jalan. Namun, dengan refleks cepat, Aldo berhasil mengendalikan mobilnya kembali. Dia tahu bahwa jika dia tidak segera menemukan jalan keluar, situasi ini bisa menjadi lebih buruk.

"Ini nggak bisa dibiarkan! Gue harus kabur!" kata Aldo dengan suara tegang, sambil terus mencari celah untuk meloloskan diri.

Aldo melihat sebuah jalan sempit di sebelah kanan, yang hanya cukup untuk satu mobil. Tanpa berpikir panjang, dia memutar setir ke kanan dan memasuki jalan itu. Mobil di belakangnya tampak ragu-ragu untuk mengikuti, memberi Aldo sedikit ruang untuk bernapas.

Namun, Aldo tahu bahwa ini hanya sementara. Mobil itu bisa kapan saja kembali mengejarnya. Dia melanjutkan dengan kecepatan tinggi di jalan sempit itu, berharap bisa menemukan jalan keluar yang lebih aman.

Setelah beberapa menit yang terasa seperti seumur hidup, Aldo akhirnya melihat jalan besar di depan. Dia segera mempercepat mobilnya dan keluar ke jalan utama. Mobil di belakangnya tampaknya kehilangan jejak Aldo, dan tidak ada tanda-tanda pengejaran lagi.

Aldo akhirnya menepi di pinggir jalan, jantungnya masih berdetak kencang. Dia berusaha menenangkan diri, mengatur napas yang terasa berat. Pikirannya terus berputar, mencoba memahami apa yang baru saja terjadi.

"Ini gila! Gue hampir ditabrak! Ini pasti ulah Satria!" pikir Aldo dengan marah.

Dia segera mengambil ponsel dan menelepon Maya. Aldo tahu bahwa Maya pasti akan khawatir, tetapi dia harus menceritakan apa yang baru saja terjadi.

"Halo, Maya? Kamu lagi di mana?" tanya Aldo saat Maya menjawab telepon.

"Aku di rumah, lagi siap-siap berangkat ke kantor. Kenapa, sayang? Kok suaramu tegang gitu?" tanya Maya, suaranya terdengar khawatir.

Aldo menarik napas panjang, mencoba menenangkan diri sebelum berbicara. "Tadi di jalan, ada mobil yang nyaris nabrak aku. Kayaknya itu disengaja, Maya. Gue curiga ini ulah Satria."

"Apa? Kamu serius, Aldo? Kamu nggak apa-apa kan?" Maya terdengar sangat khawatir sekarang.

"Iya, aku nggak apa-apa. Tapi mobilnya rusak sedikit gara-gara ditabrak dari belakang. Gue yakin ini bukan kebetulan. Ini udah kelewatan, Maya," kata Aldo dengan nada kesal.

Maya terdiam sejenak, mencoba mencerna apa yang baru saja dia dengar. "Aldo, kamu harus hati-hati. Kita nggak tahu apa lagi yang dia rencanakan."

"Iya, aku tahu. Gue bakal lebih waspada mulai sekarang. Ini nggak bisa dibiarkan terus."

Setelah berbicara dengan Maya, Aldo memutuskan untuk melanjutkan perjalanannya ke kantor. Namun, kali ini dia lebih berhati-hati. Dia mengawasi sekelilingnya dengan lebih cermat, memastikan tidak ada mobil yang mencurigakan yang mengikuti.

Sesampainya di kantor, Aldo langsung menemui Pak Joko, manajernya. Dia tahu bahwa ini adalah masalah serius yang harus dilaporkan. Aldo tidak ingin membiarkan Satria terus mengancam keselamatannya.

"Pak Joko, saya perlu bicara," kata Aldo dengan nada serius saat menemui manajernya di ruang kerja.

Pak Joko yang sedang sibuk dengan beberapa dokumen, menoleh dan melihat wajah tegang Aldo. "Ada apa, Aldo? Kamu kelihatan tegang sekali."

Aldo duduk di depan meja Pak Joko dan mulai menceritakan kejadian yang baru saja dia alami. Dia menjelaskan bagaimana mobil misterius itu mengejarnya dan hampir menabraknya.

Pak Joko mendengarkan dengan seksama, ekspresinya semakin serius seiring dengan cerita Aldo.

bahwa Pak Joko mempercayai ceritanya dan siap membantunya. "Terima kasih, Pak. Saya juga sudah bicara dengan Maya. Kami akan lebih waspada mulai sekarang."

Setelah percakapan itu, Aldo kembali ke mejanya, tetapi pikirannya masih dipenuhi dengan kejadian pagi itu. Dia tahu bahwa Satria semakin berani, dan ini membuatnya semakin waspada. Aldo tidak bisa membiarkan Satria terus mengancam keselamatannya.

Sementara itu, di tempat lain, Satria merasa puas dengan aksinya. Meskipun dia tidak berhasil sepenuhnya, dia yakin bahwa dia telah memberikan peringatan yang cukup kepada Aldo. Satria masih memiliki rencana lain untuk menjatuhkan Aldo, dan dia tidak akan berhenti sampai tujuan itu tercapai.

Satria menghabiskan malamnya dengan merencanakan langkah selanjutnya. Dia tahu bahwa Aldo mungkin akan semakin waspada, tetapi Satria juga tahu bagaimana cara mengakali orang lain. Dia telah menyusun rencana yang lebih besar, dan kali ini, dia tidak akan gagal.

Namun, apa yang Satria tidak sadari adalah bahwa Aldo semakin kuat dalam menghadapi rintangan yang mereka hadapi. Meskipun ancaman terus berdatangan, dia tidak akan menyerah begitu saja. Satria mungkin bisa mengganggu ketenangan mereka, tetapi dia belum bisa menghancurkannya.

Hari-hari berikutnya, Aldo menjadi lebih waspada. Setiap kali dia keluar dari kantor atau pulang ke rumah, dia selalu memastikan bahwa tidak ada yang mencurigakan di sekitarnya. Dia juga sering berbicara dengan Pak Joko untuk memberikan update tentang situasinya. Mereka sepakat bahwa jika ada kejadian lain, mereka akan melaporkannya langsung ke polisi.

Di sisi lain, Maya juga semakin cemas dengan keselamatan Aldo. Dia merasa bahwa mereka harus mengambil tindakan lebih lanjut untuk melindungi diri. Mereka mulai mempertimbangkan untuk meningkatkan keamanan di rumah mereka dan bahkan memasang kamera pengawas di sekitar rumah.

Meskipun situasi ini membuat mereka tegang, Aldo dan Maya tahu bahwa mereka harus tetap kuat. Mereka tidak akan membiarkan Satria merusak apa yang telah mereka bangun bersama. Meskipun tantangan terus berdatangan, mereka harus menghadapi apapun yang akan terjadi.

1
Nanik Arifin
akhirnya.... setelah hujan, pelangi pun datang
Adico
lanjut
Nanik Arifin
sudah ada cctv, masih blm tertangkap, sudah ada pengawasan masih blm tertangkap juga ??
siapa sebenarnya satria ??
siapa pendukung satria??
Nanik Arifin
begitulah hidup, cobaan datang silih berganti tuk mendewasakan kita. semoga rumah tangga kalian samawa
Adico
lanjut
Nanik Arifin
gangguan psikis benar" mengerikan 🙈
Nanik Arifin
sampai kapan kalian begini terus...
klo konseling dg psikolog g mempan, coba dekat diri dg Tuhan. setiap kekhawatiran muncul, mendekatlah dg sang pencipta. semoga dg begitu pikiran kalian bisa lebih tenang. terutama tuk Maya. berawal dr Maya & kini menular ke Aldo
anggita
ceritane mbulet cemburu tok yoh🤔
anggita
like👍+☝iklan buat author novel ini. semoga banyak pembacanya.
anggita
Maya.. Aldo,,, 💐
Octavio Gonzalez
Senang baca cerita ini!
Acap Amir
Gak bisa berhenti baca ceritanya, thor kesempatan ketemu penulis kayak kamu gak banyak loh.
Divan: Terimakasih 😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!