NovelToon NovelToon
Adik Tiri Pemikat Hati

Adik Tiri Pemikat Hati

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Beda Usia / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni
Popularitas:34.9k
Nilai: 5
Nama Author: Surga Dunia

Leo Seorang Pria Berusia 29 Tahun Yang Memiliki Adik Tiri (perempuan) Saat Ayah nya Menikah Lagi Setelah Kematian Ibu Nya... Awal nya ia Hanya Mengagumi Kecantikan Adik Tiri nya. Namun Seiring Berjalan nya Waktu, Entah Kenapa Perasaan nya Menjadi Cinta... Saksikan perjalanan Cinta Mereka yu :)

SUPPORT AKU YA,, LIKE AND KOMEN

ENJOY!

Happy reading guyss!!! :*

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Surga Dunia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPS 4

Dokter Malvin pun memeriksa keadaan Leo.

"Demam nya sudah agak turun, Terus saja kompres agar Leo cepat sadar. Ini obat nya di minum sampai habis" kata dokter Malvin.

"Baik dok, terimakasih" kata vanca.

"Kalau begitu, saya permisi. Jika keadaan nya semakin memburuk tolong kabari saya" kata dokter berpamitan.

"Baik dok" vanca pun mengantar dokter sampai ke depan gerbang.

Sepulang nya dokter Malvin, Vanca langsung bergegas menuju kamar Leo. Ia pun masih mengompres leher dan ketiak Leo.

"Kakak sadar lah" kata Vanca sambil mengusap kepala Leo.

Tak berapa lama, Leo pun mengerjap ngerjap kan mata nya.

"Kakak!!! Kakak sudah bangun" vanca berteriak di samping Leo sembari mengompres.

"Tenanglah vanca, Kepala kakak pusing. Kau berteriak sangat kencang" kata Leo memegangi kepala nya.

"xixixi, maaf kan aku kak. Aku terlalu senang karna kakak sudah siuman" kata vanca.

"Apa kau yang mengompres selama aku demam? Sudah berapa lama?" kata Leo.

"Aku baru mengompres kakak tadi pagi menjelang siang sekitar jam 9/10 an. Dokter Malvin pun barusan baru saja pulang setelah memeriksa kakak dan memberi obat" jelas vanca.

"Terimakasih sayang" kata Leo keceplosan.

*BLUSSSSS

Vanca yang baru mendengar bahwa kakak nya memanggilnya *sayang pun merasa malu+senang karna selama ini kakak nya sangat dingin.

Begitu pun Leo, dia merasa malu karna keceplosan tidak biasa nya ia lembut pada adiknya.

"A...apa yang baru saja kakak katakan? Sayang? Ahhhhhh benarkah? ini bukan mimpi? aku di panggil sayang? Ahhh jantung si*l*n kenapa kau berdetak begitu kencang" batin vanca. Tanpa tersadar ia sedang tersenyum.

"Ada apa? Kenapa kau tersenyum seperti itu" tanya Leo yang memperhatikan raut wajah Vanca.

"Ahh.... kakak mengaget kan saja" kata vanca yang sadar dari lamunan nya.

"Apa kamu terkejut? Apa yang kamu pikirkan?" tanya Leo mengangkat satu alis nya.

"A..aku memikirkan Tugas untuk besok. Aku lupa mengerjakan nya" vanca berbohong.

"Yasudah sana kerjakan, aku baik baik saja" kata leo.

"TIDAK! Ehhhhh... Maksud ku, tidak mau kakak. Aku akan merawat mu sampai demam nya benar benar turun" kata vanca menyadari bahwa diri nya membentak sang kakak.

"Terserah kamu saja" kata Leo memejam kan mata nya.

"Ehhhh kakak jangan tidur, ayo makan dulu dan minum obat nya habis itu baru boleh tidur" kata vanca menggoyang goyang kan tubuh Leo.

"hmmm baiklah baiklah" Leo pun membuka mata nya kembali.

"Tunggu, aku akan ambilkan makanan untuk kakak" kata vanca.

"kenapa tidak menyuruh pelayan saja" kata Leo.

"Tak apa kak, Aku saja" kata vanca berlari keluar kamar Leo dan menuruni tangga menuju ke dapur.

"Bibi tolong siap kan makanan untuk kakak di troli, aku akan ambilkan minum nya" kata vanca kepada bi Inah.

"Baik non" kata Bi Inah langsung gercep menyajikan makanan di troli.

"Biar saya bawakan non" kata Bi Inah.

"Tidak usah bi, biar aku saja. Terimakasih" kata vanca tersenyum sembari membawa troli makanan itu.

"Sama sama non" kata Bi Inah.

***

*CEKLEK

"kakak ayo makan dulu" kata vanca duduk dengan piring di tangan nya.

Leo pun segera duduk.

"Aku akan menyuapi mu kak" kata vanca menyodorkan sendok berisi makanan pada mulut Leo.

"Aaaaaaaaaa" kata vanca seperti menyuapi anak kecil

Leo pun memakan nya "ammmmmmm" lanjut vanca.

Leo pun tersenyum melihat tingkah konyol adik tiri nya itu.

"Pesawatttttttt terbangggggg wiuw wiuw wiuwwww aaaaaaaaaa" kata vanca memainkan sendok berisi makanan mengikuti gerakan pesawat yang sedang menuju ke dalam mulut Leo.

"Ammmmmmmm Enyakkk" kata vanca saat Leo mulai memasukan sendok ke dalam mulut nya.

Senyuman Leo pun semakin lebar hingga terlihat gigi nya yang berbaris rapi itu.

"Kakak, Apa kakak tahu? Aku sangat ingin sekali melihat kakak tertawa. Karna selama ini kakak tidak pernah tertawa bahkan tersenyum pun hanya senyuman tipis yang hampir tak terlihat" kata vanca menunduk.

"Kakak juga sangat ingin tertawa vanca. Tapi semenjak kepergian ibu kakak, kakak tidak bisa tertawa walaupun kakak ingin. Saat kamu hadir kakak mulai bisa tersenyum walaupun itu senyuman yang sangat sangat tipis dan aku berharap kamu akan bisa membuat kakak tertawa seperti yang kamu lihat tadi" kata Leo.

"Kakak maaf kan aku, begitu berat beban yang kakak tanggung sampai kakak kehilangan senyuman yang indah itu" kata vanca.

"Kamu tidak perlu minta maaf vanca, ini sudah takdir. kakak hanya ingin senyuman kakak kembali. apa kamu mau membantu kakak?" kata Leo.

"Mau kak, Aku bahagia jika kakak bahagia" kata vanca.

"Apa kakak boleh minta sesuatu?" kata Leo menatap dalam kepada vanca.

"Tentu kak, apapun itu" kata vanca tersenyum tulus.

"Cium pipi kakak" kata Leo.

*BLUSSSSSSSS

Vanca merasa canggung karna dia tak pernah mencium pipi Leo sebelum nya.

*Muach

Vanca pun mencium pipi Leo

"Terima kasih vanca" kata Leo tersenyum manis saking manis nya vanca tidak bisa memalingkan wajah nya dan terus menatap Leo tanpa berkedip.

"Vanca.. Vanca" Leo menjentikan jari di depan wajah Vanca.

"Ahhhh maaf kak aku melamun" kata vanca cengengesan.

"Ini suapan terakhir.... Aaaaaaaaa" kata vanca.

Leo pun memakan nya, setelah itu vanca menyodorkan gelas berisi air dan obat.

"minum lalu makan lah obat nya kak, agar kakak cepat sembuh" kata vanca.

Leo pun mengambil gelas yang ada di tangan vanca, lalu meminum obat nya dalam satu tegukan.

"Ini sangat pait,,, jika mencium mu pasti rasa nya manis" kata Leo mengelap bibir nya yang basah.

Vanca pun tak bisa berkata apa apa karna ia berusaha mencerna perkataan Leo, ia tak mau pikiran nya melayang kemana mana jadi vanca menepis semua pikiran kotor nya itu.

*TOK TOK TOK

*CEKLEK

"Ayah, Bunda Ayo sini masuk. Kakak baru selesai meminum obat nya" kata vanca.

"Ayah dengar kau sakit Leo" kata Gordion menghampiri dan membulak balikan telapak tangan nya di dahi Leo.

"Iya sayang, apa sakarang demam nya sudah turun?" tanya diva mengikuti Gordion mendekati Leo.

"Aku sudah membaik ayah, bunda. Vanca merawat ku dengan baik" kata Leo.

"Terimakasih sayang" kata Gordion mengelus pucuk kepala vanca.

"Tentu ayah" kata vanca tersenyum.

"Kau memang anak yang pintar" puji diva mengedipkan sebelah mata nya.

"Beristirahat lah, kami akan keluar. Vanca apa ayah boleh minta tolong? Tolong temani Leo" kata Gordion menatap vanca.

"tentu ayah, aku akan disini" kata vanca tersenyum

Gordion dan diva pun keluar dari kamar Leo.

"Kakak tidur lah, apa aku boleh berbaring di samping kakak?" tanya vanca.

"Hmmm, kemari lah" kata Leo menepuk kasur di sebelah nya.

"Tidur di tangan kakak" kata Leo membentangkan satu tangan nya agar vanca menjadikan nya bantal.

Vanca pun menurut. Tangan kiri Leo di jadikan bantalan vanca. Tangan kanan nya memeluk tubuh vanca.

1
Supriatun Khoirunnisa
Luar biasa
Muhammad Ali
lanjut
Reni Anjarwani
doubel up thor
Reni Anjarwani
doubel up lanjut
Reni Anjarwani
doubel up thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!