Wanita Gagah ( Evita Paramitha )

      Reid masuk ke kamar sang putra untuk mengajak nya jalan jalan .tetapi Reza demam tubuh nya panas .

     Pintu itu di buka dengan pelan sambil mendekati nya .

  Selimut tebal itu ia tarik dari tubuh kecil sang putra .

   " sayang kita jalan jalan yuk." Reid membelai rambut Reza dengan penuh kasih.

   " daddy Eza demam" suara Reza bergetar .

lalu telapak tangan Reid di taruh ke dahi sang putra .

 " panas sekali , kita ke dokter yuk " Reid membangunkan tubuh kecil itu .

" Eza takut" Reza membuka mata nya sambil berada di gendongan Reid.

 " tidak papa sayang biar sembuh , nanti bisa main lagi bersama paman" Reid membawa nya keluar.

 Sampai lah di bawah, ada Evita , Fajar dan Vani .

 " Kak Reza kenapa?" Evita menghentikan langkah kaki Reid .

 " Reza demam , sekarang mau ke dokter" Reid mengambil kunci mobil nya .

" kami ikut " jawab ketiga nya sambil mengikuti Reid dari belakang .

  Mereka membawa Reza ke rumah sakit .

" sayang sabar ya sebentar lagi sampai " Evita mencium pipi Reza dengan penuh kasih .

" iya bi , Eza mau paman ke rumah sakit " suara lirih Reza dengan memengangi tangan kekar Evita.

" oke nanti bibi hubungi paman ya" Evita membelai rambut bocah imut itu.

" makasih bi " Reza mencium pipi Evita.

  Tak terasa mereka sampai di rumah sakit .

Reza di bawa ke igd dengan cepat .mereka menunggu dengan cemas.

"kak aku mau menghubungi Ervino dulu ya" Evita menjauh .

" iya " jawab irit Reid dengan duduk menunggu dokter keluar.

    Panggilan pun terhubung ,Ervino mengangkat nya.

" hallo vin hari ini Reza masuk Rumah sakit karna demam , apakah kau bisa ke sini?" Evita memulai dengan suara cemas.

" iya aku usahakan datang nanti pulang kerja " Ervino di hotel .

" oke makasih vin " Evita menjawab lagi dengan senang.

" iya sama sama " Ervino menutup panggilan itu.

Evita pun menghampiri lagi Reza .

  Reza sedang terlelap karna pengaruh obat .

" bun yah aku mau mengambil pakaian dulu ya" Evita mencium tangan Vani dan Fajar secara bergantian.

" iya hati hati , sedikit aja jangan banyak.karna tak mungkin lama" Vani melambaikan tangan nya.

" iya bun siap" Evita melangkah lagi keluar.

 Evita ke rumah dengan cepat .

" bun ,nak , ayah mau ke kantin dulu ya laper" Fajar melangkah menuju kantin.

" iya yah nitip aja yg sama " jawab Vani dan Reid .

" oke siap " Fajar melanjutkan lagi langkah nya .

Sementara di hotel Ervino sedang membersihkan kamar hotel itu seperti biasa.

" vin kenapa melamun?" Dito menghampiri sambil membawa troli hotel itu berisi sampah .

" Reza masuk rumah sakit , dan aku di minta ke sana" jawab Ervino sambil menaruh sampah itu di atas troli hotel yg di bawa oleh Dito .

" ke sana aja , biar semangat minum obat nya , aku suka pada Reza karna dia itu anak yg baik " Dito melanjutkan langkah nya .

" iya benar " Ervino mengganti sprei kasur kamar itu .

Singkat cerita Ervino sudah pulang , dan bersiap siap menuju rumah sakit .

   Ia berjalan kaki dengan bahagia karna mendapat bonus dari tamu hotel .

 Sampai lah di depan minimarket dekat rumah sakit untuk membeli kue kesukaan Reza .

  Setelah mendapatkan nya ia menyeberang jalan dengan hati hati masuk ke dalam rumah sakit itu .

Reza sudah di pindahkan ke ruangan vvip no 5 .

Reza sedang makan di suapi oleh Reid .

Ervino masuk dengan wajah lelah nya

" paman" Reza menarik tangan Ervino sambil tersenyum .

" gimana sayang udah mendingan?" Ervino mencium nya dengan penuh kasih.

" udah , karna ada dirimu datang kemari" Reza tersenyum .

" syukurlah , ini paman beli kue kesukaan mu , maaf ya belinya satu karna paman dapat Rezeki lebih sedikit ." Ervino memberikan nya dengan senyuman .

" padahal , tak usah uang nya buat paman aja makan" Reza mengusap peluh Ervino dengan tangan kecil nya.

" tidak papa , paman mau memberikan jajan untuk mu " Ervino menyuapi nya makanan itu dari tangan Reid karna permintaan nya .

"ya udah deh , kok beda ya rasa nya suapan mu dan daddy" Reza memakannya dengan lahap.

"beda apa nya?" Evita ingin tau .

" beda tangan nya " jawab Reza dengan tawa kecil nya .

" dih bisa aja" Vani tersenyum melihat tingkah sang cucu kesayangan nya.

" hiburan nek biar paman bahagia melupakan rasa lelah nya" Reza tersenyum .

" iya benar tuh" Reid tersenyum bahagia .

Ervino hanya terdiam melihat kehangatan itu.