NovelToon NovelToon
Ujung Cerita

Ujung Cerita

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: .Esperanza.

Dia menyukai hujan. Namun tidak semua tentang hujan bisa ia terima. Ia tidak suka kehujanan. Ia pun tidak suka kedinginan. Ia hanya suka ketenangan dibalik berisiknya tiap tetes air hujan yang luruh ke bumi. Sama halnya dengan hujan. Dia menyukai Raka. Namun ia menyukai semua tentang Raka . Tentang cara tersenyum yang justru lebih tenang dari berisiknya air hujan. Tentang mata yang jauh lebih teduh dari langit abu sehabis hujan. Ia hanya mengikuti alur hati yang jatuh cinta. Ia tidak menolak ataupun menahan perasaan itu. Ia menikmati semua cinta dan luka yang ia peroleh dari jatuh cinta.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon .Esperanza., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 33

Kembali lagi pada Raka yang masih kelimpungan menunggu kabar dari Sejar. Ia sudah menerima kabar dari Zidan jika rumah Sekar kosong. Biasanya ia tidak terlalu khawatir kemana Sekar pergi karena gadis itu akan selalu mengabarinya dan paling jauh juga je minimarket buat beli jajan. Namun kali ini Sekar sama sekali tidak menghubungi nya dan itu membuat Raka khawatir takut terjadi sesuatu kepada Sekar.

" Kamu dimana sih Kar" batin Raka khawatir.

Sementara Sekar dan keluarganya yang sudah terjaga dan tidak bisa tidur kembali kini asyik bercerita tentang masa kecil Sekar yang memalukan sambil makan buah yang sudah dipotong oleh ibunya. Orang tua Sekar sama sekali tidak menyinggung perihal kehamilan Sekar, mereka menunggu sampai putri mereka siap menyampaikannya dan mereka sudah menerima hal itu bahkan dalam waktu yang secepat itu.

" Sayang, dari tadi ponsel kamu bunyi terus , Raka nelfon tapi nggak ibu jawab " Ibu yang selesai mencuci tangan menyerahkan ponsel Sekar yang memang sedari tadi ia simpan di tasnya dan selalu berbunyi dengan nama Raka yang tertera di layar ponselnya. Ibu Raka tidak mengangkatnya karena berpikir itu hal pribadi anaknya.Sekar menerima ponsel dari ibunya dan menghubungi Raka saat itu juga.

" Halo Ka Sorry ba...."

" Bisa nggak sih Kar nggak bikin khawatir, kamu dari mana aja sih sayang. Aku khawatir banget sama kamu masa kamu nggak bilang- bilang sih kalau mau keluar, jadi aku nggak perlu nyariin kamu kayak orang gila" belum sempat Sekar meminta maaf, Raka sudah memotong pembicaraannya dan langsung memarahinya.

"Hey santai aja Ka, aku nggak kenapa-kenapa kok, maaf ya baru ngabarin"

"Iya Kar, tapi lain kali jangan gini ya kamu harus selalu kabarin aku"

" Iya Ka, kamu udah makan?"

"Belom, kok kamu belum tidur jam segini?"

"Aku lagi ngobrol sama ayah ibu"

" Ya udah aku tutup ya sayang mau mandi dulu soalnya"

"Iyah bye Ka"

Sekar tidak menyadari mata ayahnya sedari tadi sudah memerah. Entah apa niat anaknya, yang jelas ia terlihat ingin melindungi Raka dari bencana itu dan tidak ingin Raka kepikiran karena harus bertanggung jawab. Tentu tersangka pertama di kepala kedua orang tua Sekar adalah Raka karena hanya lelaki itu yang dekat dengan Sekar belakangan. Awalnya ayah Sekar ingin menuntut pertanggungjawaban dari Raka, namun melihat tulusnya Sekar menerima itu semua tanpa menuntut apapun pada Raka, dengan sendirinya hati mereka ikut ikhlas menerima kejadian itu . Sungguh momen yang langka. Satu keluarga itu sepakat menanggung kejadian itu sendirian meskipun mereka tidak saling bicara.

Sekar sudah melewati masa-masa berat di kehamilannya yang harus bolak balik kamar mandi untuk muntah dan harus kehilangan selera makan yang hanya ia pendam sendirian. Ia tidak pernah mengeluh sampai orang tuanya pun tidak menaruh curiga padanya.

Beberapa hari setelah kejadian itu, Sekar tidak lagi berani bermain hujan. Ia selalu berteduh dan selalu menghindari hujan. Ia selalu membawa payungnya yang berwarna biru muda. Sekar merasa perutnya mulai membuncit walaupun baru seperti orang yang kekenyangan tetapi ia mulai khawatir orang tuanya akan segera tahu dan marah.Ia tidak sempat berpikir bahwa harusnya ia khawatirkan hal itu saat di rumah sakit karena dokter pasti tahu jika ia hamil dan memberitahukan hal itu pada kedua orang tuanya. Tetapi Sekar tidak sempat memikirkan hal itu. Kini ia lebih suka makan makanan manis, buah-buahan, dan sayur. Sekar yang sebelumnya tidak menyukai sayur kini membiasakan diri untuk selalu makan sayur karena ia ingin anaknya sehat.Seperti saat ini,ia tengah berjalan kaki di tengah hujan menuju indomaret dekat rumahnya, hanya karena ia ingin beli susu ibu hamil. Hari mulai gelap dan Sekar masih berjalan dengan payung birunya. Ia tidak takut karena ia ditemani oleh suara Raka yang sedari tadi menelfonnya dan menanyakan banyak hal tentang anaknya.

"Kar, udah sebesar apa sih perut kamu?"

" Belum besar Ka, buncit dikit doang "

" Udah bisa nendang ?"

"Apaan sih Raka , masa baru sebulan udah bisa nendang"

" Ya kali aja anak aku hebat" Kalimat Raka itu membuat Sekar berdebar. Ia tidak berjuang sendirian, ada Raka yang selalu mendampinginya.Ini hanya soal waktu, Raka paati akan kembali dan memeluknya dan membayar semua rindunya. Dengan menenteng kresek putih dan sandal jepit merah muda, Sekar berjalan di tengah hujan dan malam yang dingin.Ia terlalu asyik menceritakan banyak hal dengan Raka sampai tidak menyadari sebuah sepeda motor yang kehilangan kendali mengarah kepadanya.Belum sempat Sekar menyadari hal terjadi, tubuhnya sudah terpental ke aspal yang becek penuh dengan air hujan. Sekar merasakan sakit di sekujur tubuhnya.

"Halo Kar"

"Sayang"

"Sayang kamu kenapa?"

"Kar, hei jawab aku sayang"

Raka mendengar suara benturan tersebut, ia langsung panik ketika mendengar teriakan orang-orang yang mengatakan ada kecelakaan. Demi apapun Raka sangat bingung berada disituasi tersebut.Ia tahu Sekar kecelakaan namun ia tidak bisa berbuat banyak.Raka segera menghubungi orang tua Sekar karena beberapa hari yang lalu ia sempat meminta nomor orang tua Sekar takut kalau Sekar kenapa- kenapa.

" Halo Bu, selamat malam maaf banget nge ganggu, ini dengan Raka bu."

" Iya halo , eh Raka, Kenapa Ka?"

" Sekar kecelakaan bu, cuma saya belum tau ia dibawa ke rumah sakit mana "

" Hah? Kecelakaan ? Dimana Ka?"

" Saya juga nggak tau pasti nya bu, sebaiknya ibu segera cari tahu di sekitar rumah bu"

Tanpa basa basi lagi Ibu dan Ayah Sekar langsung berdiri dan segera menyusuri setiap jalan kompleks untuk mencari kecelakaan yang Raka maksud. Dan benar saja, di persimpangan dekat indomaret tengah ramai dan ada sepeda motot yang hancur. Namun mereka tidak menemukan Sekar disana.

" Permisi, korban kecelakaan nya dimana ya?"

" Udah dibawa ke rumah sakit bu"

"Rumah sakit mana?"

"Harapan mulya Bu"

Lagi- lagi mereka harus berada di rumah sakit. Suasana rumah sakit sedang sibuk mengurus korban kecelakaan yang sedang pendarahan hebat dan harus operasi.Ibu Sekar terduduk lemas di bangku rumah sakit.Mengapa anaknya harus menanggung semua itu. Dokter berlalu- lalang dengan intonasi panik yang membuat nyali kedua orang tua Sekar menciut.Dokter keluar dari ruang operasi dengan tergesa-gesa.

" Orang tua nya mana?"

"Kami dok" serempak ibu dan ayahnya berdiri.

"Bisa donor darah sekarang? Anak bapak dan Ibu kekurangan banyak darah"

" Iya dok, golongan darah saya sama dengan anak saya" ayah Sekar langsung sigap karena ia memang memiliki golongan darah yang sama dengan putrinya. Ia mengucap syukur karena selama ini ia selalu menjaga pola makannya sehingga darahnya bisa di donor kapan saja.

1
✨♡vane♡✨
Wah!
Murasaki Kuhouin
Gak nyangka bakal terbawa banget sama ceritanya... ❤️
Hujan: stay terus ya⚘️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!