Karya ini sudah tamat ya...
Tak pernah terpikir dalam hatinya menikah dengan suami orang, namun amanah sahabatnya sendiri yang membuat dirinya terpaksa menjadi istri dari suami sahabatnya sendiri.
Akankah keputusan itu di setuju keluarga???bisakah dirinya bisa di terima oleh suaminya??? Adakah cinta untuk istri yang tak di harapkan???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shakila kanza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Malam yang Indah
Langit indah malam ini tak mengalihkan pandangan Azzam pada gadis yang sudah tak gadis lagi. Wajah rupawan yang bersinar terpapar sinar kekuningan dari lampu kamar, berpadu dengan rambut hitam basah di wajah berpeluh akibat ulahnya.
Surga dunia yang ia gapai setelah bertahan dan berpuasa sekian lama, Azzam bangga pada istri luar biasanya, yang tak hanya berparas ayu namun juga berkepribadian yang rupawan.
Sungguh malam ini begitu tak bisa ia lupakan bagaimana gadis polos yang sudah menjadi istri keduanya ini mampu menutup pandangannya pada semua wanita.
Azzam mengecup wajah yang kelelahan itu dengan penuh kasih sayang, "Terimakasih... sudah menerima aku yang biasa ini... Terimakasih sudah memberikan dengan ikhlas mahkota terjagamu pada pria yang sudah beranak sepertiku... " Ucap Azzam lalu memeluk Zia yang masih polos di balik selimutnya.
Azzam bersyukur atas kebaikan keluarga Zia yang mau mengasuh Nana hari ini, Azzam ingin memiliki waktu khusus dengan Zia selama beberapa hari ini.
Sehingga begitu mertuanya mengatakan akan membawa Nana liburan bersama tentu Azzam mengijinkan, bahkan dirinya meminta bibi untuk ikut serta mengasuh Nana.
pagi hari tiba, setelah shalat subuh berjamaah Zia merasa tubuhnya sakit semua, ibadah suami istri yang dia lalui semalam cukup membuat dirinya tak menyangka jika suami yang dia nikahi adalah orang yang over dalam hal itu.
"Kenapa kok lesu gitu??? hmm?? " Tanya Azzam sambil memeluk Zia yang sedang bersandar di ranjangnya.
"Mas Azzam kaya gitu juga kalau sama Alma??? Apa gak kasian tubuh kecil itu kalau Mas Azzam bisa lama gitu mintanya... " Tanya Zia polos.
"Uhuk... Astagaa... ngapain nanyain itu segala sih... " Kata Azzam tersedak ludahnya sendiri.
Azzam sedikit malu karena rupanya semalam dirinya terlihat seperti orang yang hiper, Azzam juga tidak tau mengapa ketika dengan Zia tubuhnya bisa bereaksi berbeda, rasanya semua yang ada pada Zia adalah candu.
"Ya mana tega gitu... Alma kan tubuhnya ringkih... udah gak usah bahas itu... Kamu capek ya... makannya mau apa biar mas masakin??? " Tanya Azzam.
"Emang Mas Azzam bisa??? " Tanya Zia tidak menyangka jika Azzam bisa memasak.
"Hehehe bisa masak telur mata sapi sama nasi... " Ucap Azzam nyengir.
"Hmmm... Zia aja deh yang masak... " Kata Zia bangkit, tak mau merasakan lebih malas lagi.
"Yang... mau bulan madu gak??? " Tanya Azzam di belakang Zia.
Zia menggeleng, dirinya cukup tau keadaan suaminya yang tak mungkin pergi jauh tanpa Nana, dirinya juga sadar jika suaminya tidak sebenarnya banyak tanggungan.
"Ndak usah lah Mas... dimanapun intinya juga sama... Mending di tabung uangnya untuk yang lain... " Ucap Zia.
Zia belum lama ini melihat banyak tagihan yang tak sengaja Zia lihat untuk pengobatan Alma dulu, Azzam sampai harus pinjam dan Zia tak mau membebani itu.
"Mas... Boleh ndak Zia minta sesuatu??? " Tanya Zia serius sambil mematikan air kerannya.
"Boleh gak Zia bantu buat Bayar tagihan pinjaman Mas... " Kata Zia pelan.
Azzam tertegun, hatinya sedikit tercubit, jadi alasan Zia tak ingin bulan madu karena melihat kondisi keuangannya.
"Mas ada tabungan Kok Zia... pinjaman itu juga bentar lagi selesai..." Jawab Azzam sedikit tidak nyaman.
"Kalau gitu Mas pinjam aja ke Zia untuk melunasinya biar Zia tenang... " Kata Zia hati-hati.
"Tenang... Mas Bisa kok... Maaf ya... kamu harus tau kenyataan jika suami kamu tak sekaya orang tua kamu dan saudara-saudara kamu... " Kata Azzam sedikit minder.
Zia tersenyum lalu mengecup dua baris merah yang muram itu untuk pertama kalinya dia tak ingin membuat suaminya merasa rendah diri.
"Kamu hebat... kamu laki-laki mandiri... Kamu suami bertanggung jawab... Kalau gitu semoga Allah mudahkan ya... " Kata Zia.
Sebuah sikap yang mampu mengalirkan kesejukan di hati Azzam yang sempat merasa rendah diri. Azzam raih wajah cantik itu dan dia rasakan lebih dalam manisnya dua baris merah dari Zia yang rupawan.
"Boleh gak sarapan yang lain... " Kata Azzam parau, Zia salah sikap manisnya tadi ternyata membuat sesuatu yang semalam tertidur kini bangkit lagi.
***
Satu minggu kemudian.
Setelah hari itu Azzam mengambil jam mengajar lebih banyak lagi, dia tak ingin membuat Zia khawatir tentang pinjaman itu.
Kali ini Azzam berangkat lebih pagi karena jam mengajarnya kali ini sering di pagi hari hingga sore, dirinya tak mau ada kelas malam sehingga me-time bersama keluarga kurang.
"Pak Azzam...??? kenapa buru-buru sekali mencari pengganti istrimu??? " Suara Dela, mahasiswi yang sudah lulus dan akhir-akhir ini sering sekali mengirimi Azzam hadiah.
Azzam terkejut saat turun dari mobil namun sudah di kejutkan oleh alumni mahasiswi itu. Azzam melihat sekeliling dan ternyata tak banyak orang yang melihat ulah gadis di hadapannya itu.
"Astaghfirullah... kamu ngapain pagi-pagi udah di sini... bukanya kamu udah lulus... " Kata Azzam lalu menutup mobilnya.
"Kenapa pak Azzam menikah gak kabar-kabar??? Aku terkejut saat teman aku mengabarkan Pak Azzam menikah lagi... " Ucap Dela lagi sambil menahan Azzam yang ingin pergi.
"Kenapa tidak Dela aja pak??? Dela udah sering kan mengungkapkan perasaan Dela ke pak Azzam? bahkan Dela sabar nunggu pak Azzam duda... " Kata Dela lagi dengan mata berkaca-kaca.
"Dela terima loh pak meski Pak Azzam udah punya anak... " Kata Dela lagi.
"Astaga... kamu kayaknya salah makan deh... saya menerima hadiah banyak mahasiswa... bukan cuma kamu saja... maaf saya buru-buru... " Kata Azzam sedikit merinding.
Anak jaman sekarang kok serem-serem kalau jatuh cinta, dosen udah berkeluarga begini masa di sukai, batin Azzam lalu mempererat langkahnya.
Di belakangnya Dela melangkah mengikutinya, Azzam semakin merinding dan merasa tidak enak hati. Azzam masuk ke ruang kerja dengan lega setelah gadis tadi tak mengikutinya lagi.
Azzam melihat di mejanya ada banyak hadiah dari mahasiswi dan mahasiswanya, rasanya jika terus dia terima hadiah-hadiah ini akan banyak Desa-desa yang lain.
Azzam bangkit dan bagikan hadiah-hadiah yang dari mahasiswi itu ke meja rekan-rekan nya, Mulai sekarang dirinya tak akan menerima hadiah-hadiah seperti itu lagi.
"Wih... buat kita nih... " Tanya Septa yang masih single.
"Iya aja deh... takut kalau bini jadi salah paham... " Ucap Azzam beralasan.
"Enak ya jadi dosen ganteng banyak mahasiswi penggemarnya... " Kata Edo yang berkaca mata.
"Ckkk... udah nih buat kamu semua..." Kata Azzam memberikan semua hadiah itu pada Edo dosen yang paling muda namun tak laku itu, termasuk punya Dela juga di berikan padanya.
Hati Azzam lega setelah semuanya hilang dari mejanya, Azzam berharap setelah ini tak akan ada lagi hadiah-hadiah yang lain.
***
Vote ya... please... 🙏🙏🙏😍
Terima kasih semua dukungannya... 🙏🙏🙏😍