MENGEJAR CINTA ISTRIKU

Di lereng pegunungan Darwis, Jonathan yang melihat tuan mudanya terjatuh segera menyuruh salah satu pengawal bayangan untuk melaporkan kejadian tersebut kepada tuan besar Bernard sementara dirinya akan menyusuri tempat kejadian untuk mencari keberadaan Duke Armand.

SRAKKK

SRAKKK

Jonathan menebas kasar setiap ranting yang menghalangi jalannya dan kedua matanya awas menyapu setiap sudut jurang untuk mencari keberadaan Duke Armand.

"Ini sangat aneh, kenapa kudanya juga tak terlihat padahal aku tahu jika Duke Armand terjatuh bersama dengan kudanya", batin Jonathan binggung.

Deg,

Tiba-tiba bulu kudu Jonathan berdiri hingga diapun mulai teringat sesuatu, rumor mengenai pegunungan Darwis yang berkembang dimasyarakat.

"Apakah disekitar sini ?", batinnya penasaran.

Jonathan tampak mengayunkan pedangnya kesembarang arah disekitar tempatnya berdiri karena merasa jika udara disana sedikit berbeda dengan yang lainnya, terasa lebih lembab daripada sekitarnya.

Namun, usaha yang Jonathan lakukan tak membuahkan hasil sehingga diapun terpaksa kembali menyapu area sekitarnya dengan cermat, berharap menemukan setitik petunjuk.

Sementara itu, pasukan bayangan yang bertugas untuk membawa kabar mengenai kecelakaan yang menimpah Duke Armand kini telah berada di ruang kerja bersama tuan besar Bernard yang merasa terkejut mendengar kabar jika putranya jatuh ke jurang dan hingga kini belum ditemukan.

“Dimana Jonathan?”, tanya Marco sambil mengedarkan pandangannya mencari keberadaan asisten anaknya itu diantara dua pengawal yang datang kepadanya.

“Jonathan masih menyisiri lereng gunung mencari keberadaan tuan muda”, jawabnya menjelaskan.

“Telusuri semua tempat untuk mencari keberadaan anakku, termasuk bagian tubuh jurang karena biasanya terdapat lubang besar, siapa tahu tubuh Duke Armand jatuh kesana”, perintahnya tegas.

Semua pengawal pun dikerahkan oleh Marco untuk segera turun, mencari keberadaan pewaris keluarga Bernard tersebut sebelum malam tiba.

Marco memijit diantara kedua matanya, pusing menghadapi musibah yang terus datang kepada keluarganya.

Jika saja nanti malam dia tak ada rapat di istana mungkin dia akan ikut serta mencari keberadaan sang anak agar bisa mengetahui kondisinya secara langsung.

Andrea yang melihat suaminya tampak lelah dan stress pun segera menyuguhkan teh Chamomile untuk membuatnya rileks sejenak.

“Marry, apa yang sebenarnya terjadi?”, tanya Andrea penuh selidik.

Karena jujur saja Andrea dan suaminya tak tahu apa yang membuat Duke Armand melakukan perjalanan jauh hingga harus melewati pegunungan Darwis yang terkenal memiliki medan yang sangat curam dan berbahaya.

Marry yang namanya dipanggil pun segera menghadap dan menceritakan semua hal yang dia ketahui.

“Jadi, menantu dan cucuku ada dikediaman Lunox ?”, tanyanya memastikan.

“Tuan muda pergi kesana untuk memastikan hal tersebut nyonya setelah tuan mendapatkan surat panggilan dari kepala kuil untuk melakukan mediasi atas pengajuan perceraian yang keluarga Lunox minta kepada kaisar”, jawab Marry, mengatakan semua hak yang dia tahu dan dengar.

“Ya Tuhan, akhirnya hari itu tiba juga”, gumannya lesu.

Kini kedua orang tua Duke Armand tahu kenapa putra semata wayang mereka melalui jalan yang curam dan berbahaya itu karena itu adalah satu-satunya jalan tercepat menuju kekaisaran Andromeda, tempat dimana mertuanya tinggal.

Melihat jika sang suami akan pergi rapat di istana malam nanti, Andrea pun berpesan agar Marco bisa membujuk kaisar untuk tak menyetujui pengajuan perceraian yang keluarga Lunox layangkan.

Meski agak sulit mengingat hubungan baik yang terjalin diantara keduanya, namun bukan tidak mungkin hal tersebut bisa dibicarakan mengingat jika kini anaknya telah sadar dan ingin memperbaiki pernikahan yang telah disia-siakannya selama empat tahun ini.

“Baiklah, akan aku coba. Semoga suasana hati kaisar cukup baik malam ini sehingga akan mudah bagiku untuk bernegoisasi”, ucap Marco sambil menghela nafas berat.

Sementara itu dilereng pengunungan, Jonathan dan para pengawal keluarga Bernard telah menyusuri jalan setapak yang kemungkinan menjadi tempat jatuhnya Duke Armand tak menemukan apapun.

“Apakah mitos itu benar adanya”, guman Jonathan yang kembali ke tempat yang menurutnya sedikit aneh tersebut bersama pasukan keluarga Bernard yang datang bergabung/

Para pengawal yang ada dibelakang Jonathan yang mendengar gumanan lelaki tersebut pun langsung bergidik sambil menatap langit yang mulai gelap dengan ngeri.

Konon, dilerang gunung Darwis ini ada mitos jika ditempat tersebut terdapat monster mistis yang cukup mengerikan karena siapapun yang jatuh kebawah lerang tak akan pernah kembali lagi seperti keberadaan mereka seakan hilang ditelan bumi.

Sementara itu, Duke Armand yang mulai sadar dari pingsannya merasa sedikit lega ketika melihat obor yang datang mendekat kearahnya dan dia melihat jika itu adalah pasukan keluarga Bernard.

“Jo...Jonathan! aku disini....tolong aku”, teriak Duke Armand dengan sisa-sisa tenaga yang ada.

Melihat jika Jonathan tak merespon, Duke Armand pun kembali memanggil para pengawal keluarga Bernard untuk menolongnya.

Tapi, sekeras apapun Duke Amand berteriak, semua orang hanya berjalan melewatinya saja seolah dia sama sekali tak terlihat.

"Ada apa dengan mereka?"

"Kenapa mereka seakan tak melihat keberadaanku ?", batin Duke Aramnd binggung.

Bukan hanya mereka tak bisa melihat keberadaannya, semua orang juga tak bisa mendengar suaranya yang semakin lama semakin lama semakin kecil hingga pada akhirnya lenyap seiring dengan menghilangnya kesadaran dirinya akibat terlalu banyak mengeluarkan darah.

***

Salah satu bayangan hitam melesat masuk kedalam ruang kerja Grandu Duke Sebastian dan melaporkan semuanya.

Grand Duke Sebastian yang mendengar kabar jatuhnya Duke Armand kedalam jurang merasa gemas karena jika Duke Armand besok tak bisa hadir maka pengajuan perceraian yang mereka ajukan pun akan tertunda.

“Brengsek!”

“Ini pasti siasat busuk b*****n itu untuk menunda proses perceraian yang sedang berjalan”\, guman Grand Duke Sebastian kesal.

Siapa yang tak kesal jika baru beberapa jam yang lalu Duke Armand datang ke kediaman Lunox memohon agar diberi kesempatan kedua namun begitu Dunchess Roselyn menolak, pria itu dikabarkan jatuh kedalam jurang dan hingga kini tubuhnya masih belum diketemukan.

Untung saja jatuhnya Duke Arman di lereng pergunungan Darwis yang sudah masuk kedalam kekaisaran Apollo sehingga mereka tak akan direpotkan untuk mencari keberadannya.

Dunchess Roselyn yang tak sengaja mendengar percakapan antara sang kakak dengan anak buahnya mengenai apa yang terjadi pada Duke Armand pun bergegas masuk karena dia cukup penasaran dengan apa yang baru saja didengarnya itu.

"Benarkah jika Duke Armand mengalami kecelakaan sepulang dari sini ?", tanya Dunchess Roselyn penasaran.

"Benar, dan akibat masalah ini maka perceraianmu dengannya akan sedikit tertunda", jawab Grand Duke Sebastian dengan nada kesal.

Dunchess Roselyn yang menyadari kekecewaan sang kakak hanya bisa menghela nafas berat karena dia juga tak menyangka jika sang suami akan mengalami musibah seperti ini.

“Sudahlah kak, mungkin memang belum waktunya aku dan Duke Armand bercerai jadi bersabarlah”, ucap Dunchess Roselyn sambil mengusap bahu sang kakak agar emosinya reda.

“Lalu apa yang akan kamu lakukan sekarang ?”

“Kamu tidak akan kembali ke mansion Bernard kan ?”, tanyanya penasaran.

Dunchess Roselyn menggeleng pelan “Aku akan pergi kekastil Heber untuk menjemput Nathan dan membawanya kembali kekediaman Lunox”.

Mendengar ucapan sang adik, hati Grand Duke Sebastian merasa lega karena apa yang dia khawatirkan tak akan terjadi.

“Tinggalah dikastil Heber untuk sementara waktu hingga kondisi hatimu benar-benar baik, setidaknya beradalah disana sampai Duke Armand diketemukan karena jika kamu berada dikeluarga Lunox aku takutnya tuan dan nyonya Bernard akan memaksamu pulang dengan alasan kondisi Duke Armand saat ini”, ucap Grand Duke Sebastian penuh kekhawatiran.

Dunchess Roselyn yang merasa jika apa yang kakaknya ucapkan benar adanya pun hanya mengangguk patuh.

“Benar, akan lebih baik aku berada dikastil Heber. Setelah apa yang terjadi aku rasa kekaisaran Apollo akan sedikit memanas sehingga aku perlu menjauh sejenak dan kembali menjalankan rencanaku dari jauh agar tak menimbulkan kecurigaan”,batinnya bermonolog.

Tak ingin membuang waktu, Grand Duke Sebastian pun segera menyuruh sang adik untuk berkemas dan segera mengirimnya untuk pergi kekastil Heber.

Namun kini Dunchess Roselyn tak pergi sendiri karena papa dan mamanya ikut serta pergi untuk menemui cucu semata wayang yang sangat mereka rindukan.