Rania Salsabila, gadis berusia 15 tahun, yang memiliki paras cantik, pintar dan sopan. Rania memiliki seorang ayah dan 2 kakak laki-laki,mereka sangat membenci rania.
Rania pun harus rela terusir dari rumahnya, hanya karena sang ayah yang tidak bisa menerima dirinya atas kematian bu Indah istrinya. Tapi, dibalik terusir nya Rania, takdir membawa dirinya menuju ke kehidupan yang lebih baik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rika sukmawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6
"Surprise!"
ucap semuanya serentak ketika lampu sudah di nyalakan. Rania pun mendekati sang ayah dan juga bunda nya.
"Selamat ulang tahun ayahku tersayang." ucap rania tersenyum.
"Ya ampun sayang, kamu yang buat ini semua?" tanya pak Rizky.
"Iya yah, bunda juga membantu kok." jawab Rania.
"Kalian ini kalau ada apa-apa selalu kompak." canda pak Rizky.
"Iya dong yah,kan udah kaya sahabat."ucap Rania tertawa di ikuti bu Delina.
"Ayo yah, bun kita kesana sekarang." ajak Rania.
Pak Rizky pun menikmati acaranya sambil ngobrol-ngobrol dengan teman bisnisnya. Ada yang sering bertemu ada juga yang sudah lama tidak bertemu.
"Makasih ya, kalaian sudah repot-repot menyiapn semua ini." ucap pak Rizky saat acaranya sudah selesai.
"Sama-sama yah. oh iya yah, tadi kata bunda di kantor ayah ada sedang ada masalah. memangnya ada masalah apa yah?" tanya Rania.
"Cuman masalah kecil kok sayang, dan tadi juga udah beres semuanya. bunda juga udah ayah kasih tahu tadi."
"Syukurlah kalau udah beres, semoga perusahaan ayah lancar dan semakin berkembang."
"Aamiin, kamu nanti kalau mau dan enggak sibuk,kamu bisa kok bantu-bantu ayah di perusahaan." tawar pak Rizky.
"Iya sayang, kalau kamu di perusahaan nanti bunda aja yang handle toko kamu. Toh cuman mengawasi aja, bunda nggak bakalan capek." ucap bu Delina.
"Nanti saja yah,bun. kalau semisal tokonya sudah berjalan lancar, insya allah Rania akan bantu-bantu ayah." jawab Rania.
"Ya sudah, kamu tinggal bilang saja sama ayah atau bunda ya sayang. ucap bu Delina yang di angguki Rania.
Satu Minggu berlalu, Rania mengecek tokonya yang sudah selesai di renovasi, ia sangat kagum melihat seluruh ruangan itu. Indah, adem, dan nyaman saat berada di sana. Ia tidak menyangka akan seindah itu.
"Semoga, usahaku bisa berjalan lancar dan berkembang." batin Rania.
"Sekarang tinggal cari orang yang bisa membantu aku di sini." ucap Rania.
"Oh iya, apa aku ajak saja ya susi kerja disini!" gumam rania yang baru ingat susi teman nya yang sedang mencari pekerjaan.
"Lebih baik aku kerumah nya sekarang saja, siapa tahu dia ada dirumah." lanjut rania.
Sekitar tigapuluh menit, ia pun tiba di rumah Susi. Rania turun dari mobil dan segera menghampiri rumah itu.
TOK! TOK! TOK!
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
Ceklek!
"Rania!" Susi terkejut melihat rania yang tiba-tiba datang.
"Apa kabar sus?" tanya Rania.
"Baik ran, mari masuk dulu." ajak Susi.
"Makasih, nggak usah repot-repot sus."
"Enggak kok ran, aku malah seneng kamu kesini."
"Iya sus, sekalian aku ada perlu sama kamu."
"Ada apa nih, kok aku jadi deg-degan sih."
"Santai saja sus, ini bukan masalah kok."
"Hehehe iya deh."
"Waktu itu, aku lihat postingan kamu yang sedang mencari pekerjaan. sekarang bagaimana kamu sudah dapat belum?" tanya Rania.
"Belum ran, padahal aku sedang butuh sekali pekerjaan. Sudah mencari kesana kemari enggak dapat-dapat, maklum lah aku kan cuman lulusan SMA." jawab Susi.
"Kebetulan, aku sekarang sedang butuh orang buat bantu-bantu aku di toko. karena toko nya baru mau buka jadi aku belum buka lowongan."
"Wahhh hebat, kamu punya toko sekarang ran?"
"Iya sus, itu juga baru mau dibuka. bagaimana, kamu mau kan bantu aku?"
"Mau banget ran, aku juga kan enggak kerja."
"Yaudah, nanti aku kabarin lagi ya."
