Chantika Anastasya gadis berusia 17 tahun yang meninggal karena rem mobilnya blong yang menyebabkan ia menabrak truk yang ada di depannya.
Bukannya mencari pertolongan, ia malah tersenyum senang karena ia pikir setelah ini ia akan pergi ke surga dan melepaskan semua beban yang sudah ia pikul selama ini.
"Syurgaa.....I'm coming"
Tapi bukannya ke surga, chantika malah terjebak di tubuh gadis culun yang ternyata memiliki masalah hidup yang cukup berat dan rumit.
Lalu apakah Chantika kuat menjalani kehidupan barunya dengan semua masalah yang ada?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chryssa_Dike, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
Di perjalanan menuju pantai Chaca terus saja bersenandung senang, mengikuti alunan musik yang tadi marka putar. Entah kenapa hari ini Chaca benar-benar senang.
Sesampainya di pantai mereka berdua pun langsung turun untuk ke penginapan terlebih dahulu untuk berganti pakaian, dan pakaian tersebut mereka beli diperjalanan tadi.
Kini Marka hanya memakai celana pendek dengan kaos oblong, sedangkan Chaca memakai sebuah bikini dengan desain yang sedikit tertutup. Sebenarnya Marka sudah melarang Chaca untuk memakai pakaian tersebut tapi apa boleh buat, Chaca itu sangat keras kepala. Jadi dengan sedikit rasa tidak ikhlas ia pun akhirnya memperbolehkannya.
Setelah dirasa selesai mereka berdua pun langsung berjalan kearah pantai, dengan sesekali Chaca yang bertanya tentang ini dan itu kepada Marka. Persis seperti anak kecil.
"Wahhhh!!" teriak Chaca saat melihat keadaan pantai yang sangat indah.
"Ini benar-benar bagus" ucap Chaca lagi.
"Kau suka?"
"Tentu saja, ini sangat indah!"
"Tapi kenapa disini sepi ya? Padahal pantainya kan sangat indah" ucap Chaca saat sadar bahwa kondisi pantai benar-benar sepi, hanya ada mereka berdua saja.
'Ya gimana nggak sepi, orang saya sewa'
'Enak aja orang lain mau lihat tubuh kamu yang cuma pakai bikini, saya aja yang suami kamu baru pertama kali ini lihat'
Ya gimana ya, Marka kan tidak rela istri nya itu menjadi pusat perhatian orang-orang karena memakai bikini. Tubuh istrinya ini kalau dilihat-lihat termasuk sekal juga, walaupun baru saja sembuh dari sakitnya.
"Mas, ayo kejar aku!" ucap Chaca sambil berlari kearah bibir pantai. Marka yang mendengar panggilan sang istri pun langsung berlari menuju sumber suara sambil sesekali mencipratkan air pada sang istri.
"Ihhh.....jangan ciprat-ciprat, inikan belum dimulai permainannya" ucap Chaca jengkel saat sang suami telah berhasil membasahi tubuhnya dengan air.
"Udah, lagian kamu sih kakinya pendek banget! Makanya susah kan larinya!" ledek Marka sambil terus mengejar sang istri.
Chaca yang dikejar pun semakin mempercepat larinya. Ia ikut panik saat sang suami sudah berada tepat dibelakangnya.
"Akhhhh......jangan kejar! Chaca udah nggak kuat" ucapnya sambil memegangi lututnya lelah.
Mendengar itu marka pun langsung mengejar sang istri dan langsung mengangkatnya untuk dibawa ke tepi pantai. Sedangkan Chaca sendiri hanya melingkarkan kakinya pada pinggang sang suami sambil sesekali berteriak heboh.
"Masss!" teriak Chaca saat mereka berdua telah terjun kedalam air pantai.
Keadaan mereka berdua benar-benar basah kuyup, tapi mereka tetap menikmati momen menyenangkan ini. Setelah merasa puas bermain, mereka pun memilih untuk segera ganti baju agar tidak ketinggalan sunset.
Mereka melihat sunset dengan posisi Chaca yang duduk diantara kedua paha sang suami dan tidak lupa mereka juga memakai selimut untuk menghalau rasa dingin dari semilir angin.
"Apakah masih dingin?" tanya Marka pada sang istri.
"Tidak" jawab Chaca sambil terus melihat sunset yang ada didepannya.
"Bukankah itu sangat bagus mas?"
"Tentu saja! Dia sangat cantik" ucap Marka sambil melihat wajah sang istri lekat, entah kenapa kini wajah sang istri terasa lebih menarik daripada sunset yang ada didepannya.
Setelah sunset menghilang mereka pun memilih untuk kembali ke penginapan, karena hari juga sudah mulai malam.
"Mas"
"Hmm" gumam Marka sambil menoleh pada sang istri.
"Kenapa?" ucap Marka lagi
"Besok kita mau kemana?"
"Emm.....nggak kemana-mana, besok kan setelah check out kamar kita langsung pulang" jelas Marka.
"Kenapa memang? Mau jalan-jalan lagi?"
"Enggak kok"
"Terus?"
"Gimana kalau besok aku tunjukin ke kamu, gimana caranya aku membawa mobil, mau gak?" tanya Chaca sambil terus berjalan ke penginapan.
Mendengar itu Marka pun sedikit mempertimbangkan ucapan sang istri. Besok memang ia sedang tidak ada kegiatan di kantor, tapi ia sedikit tidak yakin.
"Entahlah,saya tidak yakin"
"Kenapa memangnya?"
"Saya baru saja membuat janji dengan Yura" ucap Marka enteng.
Chaca sendiri langsung mengubah raut wajahnya. Seketika ia tak memiliki minat untuk membuka suara lagi. Entah kenapa dadanya juga terasa sesak.
Marka sendiri yang melihat keterdiaman sang istri pun ikut diam juga. Ia tidak tau harus berbicara apalagi pada sang istri.
Sesampainya di penginapan Chaca pun langsung masuk ke kamarnya dan Marka, setelahnya ia pun langsung membersihkan tubuhnya dan langsung bersiap tidur.
"Cha, ayo makan dulu sebelum tidur" ucap Marka setelah melihat sang istri sudah berbaring di ranjang sambil membelakanginya.
"Enggak, mas aja yang makan"
"Chaca mau tidur aja ngantuk" ucapnya sambil terus berpura-pura mengantuk.
Mendengar penolakan dari sang istri, Marka pun akhirnya ikut berbaring bersama sang istri sambil menghadap punggung sempit sang istri. Ia bingung kenapa sang istri seperti mendiaminya.
'Apakah dia marah karena aku menolak permintaannya tadi?' batinnya bingung.
Sementara Chaca sendiri berusaha untuk tidur dengan tenang tapi ia tidak bisa, pikirannya selalu berputar pada ucapan sang suami barusan.
Chaca pikir suaminya itu mulai nyaman padanya, marka seakan-akan memberikan perhatiannya pada Cacha seperti memberikan Chaca harapan kalau memang ada cela untuk mereka saling mencintai, tapi kenapa Marka masih berhubungan dengan sang kekasih.
'Anjing! Masa iya gue cinta sama tuh orang'
"Akhhh.....pusing" teriak Chaca sambil berdiri dari tidurnya.
Setelahnya Chaca pun langsung berjalan keluar kamar. Marka sendiri langsung ikut bangun dari tidurnya dan mengikuti sang istri keluar dari kamar.
"Chaca mau kemana, ini sudah malam" ucap Marka sambil mengikuti sang istri.
Mendengar seperti ada suara suaminya, Chaca pun langsung membalikkan badannya dan benar saja ia dapat melihat sang suami mengikutinya dari belakang. Melihat itu ia pun langsung menatap tajam sang suami.
"Ngapain lo disitu?" ucap Chaca pada sang suami.
"Ya mau ngikutin kamu lah, lagian malam-malam gini kamu mau kemana sendirian?" ucap Marka santai dan terus dihadiahi dengan tatapan tajam sang istri.
"Mau cari angin"
"Yaudah, kalau begitu saya ikut" ucap Marka sambil menggandeng tangan Chaca.
Chaca sendiri langsung menghempaskan tangan sang suami dengan sedikit kasar.
"Nggak, lo disini aja! Awas aja sampek lo ngikuti gue!" ucap Chaca sambil terus berjalan meninggalkan sang suami yang masih terdiam ditempatnya.
'Aduh mulai lagi deh'
Setelah berhasil keluar dari penginapan ia pun langsung berjalan ke tepi pantai untuk menenangkan pikirannya. Ia duduk diatas pasir pantai sambil sesekali meminum soda yang sempat ia beli tadi.
"Akhhhhh......" teriak Chaca jengkel.
"Chantika, lo nggak seharusnya naroh hati ke orang itu chan. Lo nggak boleh kebawa perasaan sama perlakuan dia. Dia itu bukan suami lo dan dia juga sudah memiliki kekasih. Jadi sadar Chan!"
"Inget cewek kayak lo itu nggak pantes dicintai, lo itu kotor. Nggak ada seorang pun yang sudi punya istri kayak lo" teriak Chaca mengeluarkan keluh kesahnya.
mungkin ini negara dlm khayalan ya ya...