Alex.. Menikahlah dengan Denada, Berjanjilah ! Jaga Denada, sayangi Denada, lindungi Denada, perlakukan Denada seperti kamu memperlakukanku. Deswita Jovanka
Kenapa, Kenapa kamu memberikanku pilihan yang terberat dalam hidupku... sampai kapanpun tidak akan ada wanita yang bisa menggantikan posisi kamu di hatiku, sekalipun dia adalah kembaranmu. Alexander Harison Galaxi
Tidak kak, aku tidak mau menikah dengan pria yang tidak ku kenal, terlebih aku sudah punya kekasih. Denada Jovanka
Pernikahan yang terjadi tanpa cinta itu, apakah berlangsung lama atau hanya akan bertahan seumur jagung saja ?
Yang penasaran dengan ceritanya, langsung saja kepoin ceritanya disini yuk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bilqies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Marah
Carlos diam di sepanjang jalan, suasana terasa panas walaupun AC di dalam mobil yang di gunakan sudah sangat dingin.
Denada masih bergeming sambil terisak, membayangkan wajah Marcell yang sudah babak belur akibat di pukul oleh Alex, Denada tidak menyangka jika Eva sudah berhasil menjebaknya dengan dalih mengajaknya keluar untuk melepas penatnya selama berada di mansion.
Dasar bodoh! Kenapa aku percaya begitu saja dengan mulut manis wanita itu, aku tidak akan membiarkan dia menindasku lagi, dan ini sebagai pelajaran buat diriku agar tidak mudah percaya dengan seseorang. Denada
"Carlos, pulang ke Mansion!" titah Alex dengan sorot tajam.
"Mansion yang mana Tuan? Mansion milik anda atau Mansion Keluarga Harison?" tanya Carlos hati-hati, dia bingung apa yang di maksud Tuan nya, karena disini posisinya serba salah kalau tidak bertanya dulu, sebab Tuan nya tidak mengatakan sedetail mungkin, mansion mana yang dia maksud.
"Memangnya kemana lagi kalau bukan ke mansion ku, Hah? Kau jangan menguji kesabaran ku ya Carlos, aku sudah cukup pusing dengan sikap dan perlakuan wanita di sampingku ini," bentak Alex menatap tajam ke arah Carlos yang masih fokus mengemudikan mobilnya.
Carlos bergidik ngeri melihat tatapan elang dari Tuan Muda nya yang kini masih terlihat jelas dari spion kacanya.
"Aku tidak mau! Biarkan malam ini aku pergi, dan aku berjanji tidak akan mengganggu hidupmu lagi!" sahut Denada ketus tanpa menatap Alex.
"Lakukan saja jika kau bisa, dan aku tidak akan membiarkanmu pergi meninggalkanku!" ejek Alex sambil menyeringai menatap ke arah Denada.
"Dan ingat satu hal, aku memegang teguh prinsip ku, apapun yang telah menjadi milikku, tidak akan pernah ku lepaskan, sekalipun ada seseorang yang ingin mengambilnya, aku tetap akan mempertahankan nya walaupun nyawaku yang akan jadi taruhannya." terang Alex tegas.
Denada memilih diam tak membalas sedikitpun perkataan Alex, baginya percuma saja jika dirinya menjawab apa yang di katakan Alex padanya, toh berujung dirinya yang akan kalah.
Mobil terus melaju dan pulang ke mansion milik Alex. Alex menarik kuat lengan Denada dan menyeretnya masuk menaiki anak tangga menuju kamarnya. Tampak Denada yang terseok Seok mengikuti langkah lebar Alex, tanpa memperdulikan Denada yang hampir jatuh karena ulahnya.
"Kak Alex, lepaskan aku!" teriak Denada menatap tajam pada Alex yang sudah menariknya kuat.
"Diam kau!" bentak Alex yang tak kalah tajam menatap Denada, yang kemudian melanjutkan langkahnya tanpa mengindahkan teriakan Denada.
Denada terus meronta dan menarik tangannya, namun apalah daya dirinya yang kalah kecil dan tenaganya yang tak sebanding dengan tenaga yang dimiliki oleh Alex, membuatnya harus pasrah dan mengikuti langkah Alex.
🌷🌷🌷
Kamar Alex
Alex membuka kasar pintu kamar miliknya menimbulkan suara yang begitu nyaring untuk di dengar. Alex membanting tubuh mungil Denada di sofa yang ada di kamarnya, dia segera menutup kamarnya dan menguncinya. Dengan cepat dia melonggarkan dasi yang begitu mencekik lehernya. Denada bringsut, mundur dan ketakutan, terlihat jelas tatapan elang yang ada di kedua bola mata Alex seakan ingin menerkamnya secara hidup hidup.
Alex semakin kesal dengan perlawanan yang di tunjukkan oleh Denada pada dirinya. Bukan hanya tubuhnya yang meronta, tetapi sorot matanya menatap tajam menunjukkan bahwa dia benar benar melawan.
Alex berjalan mendekat ke arah Denada yang masih terduduk, Denada mengusap lembut pergelangan tangannya yang sedikit memerah akibat cengkeraman tangan besar Alex, nafasnya naik turun seakan menahan emosi yang memuncak.
"Sebenarnya apa mau mu, Hah?" bentak Denada dengan tatapan nyalangnya.
Alex yang emosinya sudah mereda, mendadak terkejut membuatnya menatap tajam kembali ke arah Denada.
Denada beranjak dan menghampiri Alex yang masih bergeming di tempatnya.
"Kau!!" Tunjuk Denada ke arah Alex dengan sorot tajamnya.
"Kau tidak bisa seenaknya memperlakukan ku begitu saja. Aku juga manusia, kau pikir aku barang atau mainan mu yang sesuka hatimu kau perintah!" ucap Denada lantang tanpa merasa takut sedikitpun pada Alex.
Melihat Denada seperti itu, Amarah Alex ikut naik ke ubun-ubun, dia yang seorang CEO di bentak oleh seorang wanita murahan, hilang sudah harga dirinya.
Alex langsung mencondongkan tubuhnya ke arah Denada, membuat Denada sedikit gentar dan kecut, akan tetapi Denada terus menepis rasa itu walau sebenarnya tangannya sudah gemetar, keringat dingin.
Alex terus maju perlahan, sedangkan Denada berjalan mundur menghindari Alex, seringai licik muncul di bibir Alex.
"Kau tanya aku mau apa?" ucap Alex mengejek.
"Aku bebas melakukan apapun padamu, karena kau adalah istriku. Aku sudah berbaik hati padamu, tidak berbuat kasar ataupun melakukan kekerasan fisik, akan tetapi... Tampaknya kau sudah keterlaluan dan melewati batasanmu. Apa karena aku tidak menjamah mu hingga kau mencari kehangatan dengan laki-laki di luar sana, dan dengan tak tahu malunya dirimu sudah mengencani calon adik iparmu sendiri!!" teriak Alex matanya memerah terlihat jelas aura dingin di raut wajahnya.
PLAK!!!
Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Alex, membuatnya meringis merasakan sakit akibat ulah Denada.
"Kau..." ucap Denada dengan emosi yang sudah membuncah di benaknya. Dadanya naik turun menahan rasa sakit dan kemarahan yang di tuduhkan oleh Alex padanya.
"Aku bukan dirimu yang sudah menikah tapi tetap memiliki wanita di luaran sana, mabuk mabukan dan bersenang senang dengan wanita mu yang ada di club," ucap Denada keras.
"Asal kau tau, jauh sebelum aku menikah denganmu, aku sudah lebih dulu memiliki hubungan dengan Marcell, dan kau tidak berhak melarang ku untuk dekat dengannya. Aku dan Marcell saling mencintai, bahkan kami berdua sudah berencana untuk menikah tapi semuanya harus kandas dengan aku yang harus menggantikan posisi Kak Deswita, menikah dengan pria brengsek sepertimu!!" sungut Denada ketus dengan tatapan tajam yang menghunus suaminya.
DEG!!!
Alex semakin tersulut emosi ketika Denada mengatakan Marcell adalah kekasihnya, dia membuka semua pakaiannya dan melemparnya asal, hingga tersisa segitiga pengaman yang dia pakai. Alex menarik kasar Denada dan menghempaskan ke atas ranjang king sizenya.
"Apa yang ingin kau lakukan?" ucap Denada ketakutan, dia memundurkan tubuhnya ke belakang ranjang.
"Aku ingin kau beri kewajiban mu sebagai seorang istri padaku," sahut Alex tegas.
"Tidak! Aku tidak mau, aku tidak akan pernah memberikan kesucianku pada seorang pria sepertimu," tolak Denada keras menatap tajam Alex.
"Beraninya kau menolak keinginanku, Hah? Apa kau lupa aku adalah suamimu, dan kau wajib melayaniku dan memuaskanku di atas ranjang," teriak Alex dengan sorot mata tajam yang tak ingin kalah dari Denada.
Alex langsung merobek pakaian yang di kenakan oleh Denada dengan sangat kasar, hingga Denada benar benar polos tidak ada sehelai benang pun yang melekat di tubuh mulusnya.
Buliran kristal terus meluruh membasahi pipinya, Denada berusaha menutupi tubuhnya menggunakan kedua tangan nya. Alex yang kini menatap tubuh Denada langsung menghimpit Denada dan mencium bibir Denada dengan sangat kasar.
"Lepaskan aku Kak Alex, sakit..." teriak Denada.
Dengan gerakan cepat dan tanpa perasaan Alex menghujam milik Denada, yang langsung membuat Denada teriak kesakitan, seketika air matanya mengalir deras membanjiri wajah cantiknya.
Kenapa rasanya berbeda? Kenapa begitu susah untuk memasuki nya bahkan membuatku sakit, apa jangan jangan... Alex
Hanya sesaat Alex terdiam menatap wajah Denada, kemudian dia teringat kembali dengan ucapan Denada yang mengatakan bahwa Marcell adalah kekasihnya, dan dia begitu mencintai Marcell membuat amarahnya kembali mendidih.
Setelah puas dengan yang di lakukan nya, Alex menatap Denada yang sudah tak sadarkan diri, membuat Alex sadar dengan apa yang telah di lakukannya.
Dengan perasan bersalah, Alex menepuk nepuk pipi Denada, namun Denada tetap diam tidak bereaksi sama sekali. Alex menatap tubuh Denada yang penuh dengan stempel merah di leher jenjangnya, dan kemudian pandangan melihat ke arah milik Denada yang terlihat ada bercak merah.
"She is still a virgin," gumam Alex menatap Denada yang sudah tak sadarkan diri.
Dengan cepat Alex menutupi tubuh polos Denada dengan selimut, dengan perasaan yang kacau Alex memilih pergi ke kamar mandi untuk segera berendam melepaskan segala beban yang ada di pikirannya.
.
.
.
🌷Bersambung🌷
maaf, aq baru sempat mampir lagi, kak... aq habis Hiatus cukup lama dari NT. 🙏