Gadis Tawanan Sang Mafia

KALAU ADA TYPO KOMEN DI PART-NYA YAAA

HAPPY READING 🌼🌼🌼

🥕🥕🥕

"Sayang, kamu kenapa?" tanya mama Rebecca terkejut dengan kondisi sang anak, karena hampir tidak pernah mama Rebecca melihat sang anak se lemas ini.

.

"Mama," balas Agra dengan lirih, bahkan dia untuk membuka matanya saja sangat susah.

"Kamu kenapa Ra?" tanya mama Rebecca namun tidak ada jawaban dari Agra yang terlihat malas tidak bis menjawab.

"Bi, bi Tati!" teriak mama Rebecca membuat bi Tati dengan terburu-buru masuk ke dalam kamar tersebut.

"Hubungi Daniel buruan, Agra kayaknya sakit deh." ucap mama Rebecca.

Anak yang tidak pernah sakit, bahkan saat tertembak pun dia seperti biasa saja tidak pernah menunjukkan kesakitan nya, namun sekarang dia melihat sang anak seperti ini merasa khawatir.

Tak lama Daniel pun datang, dia melihat mama Rebecca langsung menyalimi dengan sopan.

"Tante." sapa Daniel.

"Daniel tolong Agra, dia sakit." ucap mama Rebecca.

Daniel pun memeriksa Agra, namun tidak ada hal yang membuat pria itu sakit karena semuanya baik baik saja.

"Agra terlihat baik baik saja tante tidak ada yang perlu di khawatirkan." ucap Daniel.

"Akan Daniel resep kan obat biar kondisi Agra lebih baik." ucap Daniel lagi.

"Iya, makasih ya Daniel."

"Iya tante, kalau begitu Daniel permisi." pamit Daniel.

Hal itu terjadi setiap pagi, bahkan beberapa minggu hal itu terjadi, mama Rebecca yang tidak tega pun membawa Agra ke mansion utama.

"Pa, apa papa merasa ada yang aneh sama Agra?" tanya mama Rebecca.

"Aneh gimana, dia kan cuma sakit ma." sahut papa Marcel.

"Sikap Agra tuh kayak orang yang hamil pa, dia cuma muntah setiap pagi aja dan suka makan makanan yang aneh aneh." ucap mama Rebecca.

"Enggak lah, itu cuma kebetulan aja kok." ucap papa Marcel.

~Flashback Off~

🥕🥕🥕

Di sisi lain, tiga tahun ini seorang ibu muda harus berjuang menafkahi dirinya dan sang anak yang baru berusia dua tahun ini.

"Sayang, jangan lari-lari loh ya. Nanti kalau Mbah uti dateng bisa gak di bolehin main loh nanti," ucap Rayna menyetop sang anak yang dari tadi berjalan dengan tertatih ke sana ke sini.

Arzan Evano, balita mungil berusia 2 tahun itu tersenyum saat sang bunda berbicara dengannya.

Meski masih kecil Arzan sangat lah mengerti dengan keadaan sang bunda, dia tidak pernah rewel sama sekali, bahkan saat Rayna sedang bekerja dan dia di rumah bersama Mbah uti nya yaitu bu Darmi dia selalu menurut dan tidak menyusahkan sama sekali.

Entah dari mana dia kecerdasan sang anak namun Rayna yakini bahwa ini pasti bawaan dari papa nya.

"Arzan yuk makan dulu ya, kata Mbah uti dari siang kamu gak makan." ucap Rayna.

"Unda Alzan udah makan kok." ucap balita kecil itu dengan omongan cadel nya.

"Arzan udah pinter bohong ya sama bunda, bunda bilang apa sama Arzan hm?" ucap Rayna membuat Arzan menyengir hingga gigi yang baru tumbuh beberapa itu terlihat.

"Maaf unda Alzan belum makan coalnya Alzan nungguin unda." ucap bocah itu membuat Rayna sedih.

Di saat usia Arzan baru lima bulan dia sudah harus bekerja karena mengandalkan tabungan nya saja tidak cukup, bahkan saat hamil pun dia bekerja hingga usia kandungan sembilan bulan, itu semua dia lakukan untuk sang anak agar mempunyai biaya saat melahirkan.

Sekarang ini Rayna bekerja di salah satu toko roti yang cukup terkenal di daerah nya sana, walau tidak besar namun toko tersebut cukup enak sehingga banyak pelanggan yang berkunjung.

"Maafin bunda ya sayang, gara-gara kamu nungguin bunda jadi telat makan. Habis ini kalau bunda belum pulang kamu harus langsung makan ya, bunda gak ingin kamu sakit." ucap Rayna dan di angguki bocah kecil itu.

"Ciap unda, tapi nanti unda juga halus makan ya bial enggak cakit." sahut bocah itu dan di angguki oleh Rayna.

'Nak maafin bunda ya, kamu lahir tanpa ada seorang papa. maafin bunda karena sudah memisahkan kamu sama papa kamu, bunda ngelakuin ini karena bunda tahu bahwa papa kamu pasti akan menolak kehadiran kamu, kamu hadir karena kesalahan papa dan bunda, bunda bisa menjadi ibu dan ayah buat kamu sayang.' gumam Rayna di dalam hatinya sambil melihat sang anak makan sendiri dengan lahap ya walau dengan makan yang belepotan namun Rayna ingin mengajarkan kepada sang anak biar bisa hidup mandiri.

"Loh anak Mbah uti makan lahap banget." seru bu Darmi yang baru masuk ke dalam dengan kantong belanjaan di tangannya.

"Ya ampun bu Rayna kan udah bilang gak usah belanja, biar Rayna aja waktu pulang kerja. Inget kemarin dokter bilang ibu gak boleh capek capek," ucap Rayna menceramahi bu Darmi karena tetap ngeyel untuk tetap di rumah dan memilih bekerja sebagai seorang pembantu di salah satu villa dekat perkampungan bersama teman nya.

Bu Darmi akan pulang setiap hari, sehingga beliau sangat senang apa lagi di sana ada teman nya juga yang juga bekerja di sana, dan Rayna tidak bisa melarangnya karena itu keinginan ibu nya sendiri.

"Udah gak papa sekalian aja nduk." tungkas bu Darmi.

"Cucu Mbah uti makan apa nih?" tanya bu Darmi duduk di sebelah Arzan yang asik makan sambil menonton televisi di depannya, kartun kesayangannya sedang di tayangkan membuat Arzan lebih fokus ke televisi dari pada ke lawan bicaranya.

"Sayang kalau di ajak ngomong di jawab, bunda gak suka ya kalau cuek kayak gitu. Mau bunda matiin televisi nya," ancam Rayna langsung membuat Arzan melihat arah Mbah uti sambil kunyahan yang terus berada di mulutnya.

"Alzan makan sop cama ikan Mbah uti." jawab Arzan setelah itu kembali melanjutkan aktifitas nya.

Bu Darmi yang melihat Arzan pun merasa gemas sekali, beliau bahkan mengacak sebentar rambut tebal bocah itu kemudian menyusul Rayna yang berada di dapur menyimpan barang-barang nya.

"Ibu capek ya, ini Rayna buatin makan malam buat ibu." ucap Rayna menyiapkan makan malam yang memang sengaja dia sisakan untuk ibu nya.

"Makasih ya nak," balas bu Darmi.

Bu Darmi rasanya senang bisa bertemu dengan wanita baik yang telah membantunya selama ini dan sudah dia anggap sebagai cucunya sendiri.

Bahkan cucu buyutnya pun hadir, walau tanpa ayah namun bu Darmi bisa meyakini bahwa ayah dari cucu buyutnya itu bukanlah orang sembarangan, karena dari perawakan wajah dan yang lainnya sangat melambangkan pewaris sekali.

Namun bu Darmi tidak ingin membahas hal tersebut karena beliau tahu itu adalah masa kelam bagi Rayna, bahkan saat baru pindah ke malang saja mereka beralasan bahwa Rayna sudah bercerai dan saat bercerai dengan sang suami ternyata dia hamil, begitu lah skenario yang di atur oleh bu Darmi dan Rayna agar tidak banyak yang bertanya.

.

.

Bersambung.....

...🥕🥕🥕...

...FOLLOW IG @Lala_Syalala13...

...PENILAIAN NYA YA 🌟 🌟 🌟 🌟 🌟...

...FAVORITKAN CERITA INI ❤️...

...VOTE 💌...

...LIKE 👍🏻...

...KOMENTAR 🗣️...

...HADIAHNYA 🎁🌹☕...