Eric adalah seorang pria yang dingin, dia selalu bersikap dingin dengan semua wanita terkecuali dengan adik dan mamanya. karena rasa sakit hatinya dengan kekasihnya dulu. suatu saat eric bertemu dengan elsa, seorang wanita yang membuatnya penasaran.
Sayangnya elsa sudah mempunyai kekasih, dan Eric terjebak dengan cinta segitiga di antara elsa dia dan kekasih elsa. Apakah elsa dan Eric akan bisa bersatu…? Jika penasaran dengan ceritanya, silahkan baca novel ini…
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Na_1411, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
29. Berdua bersamamu.
Mobil eric melaju di tengah keramaian kota, dengan di iringi milik ungu_kekasih gelapku.
...Kumencintaimu lebih dari apapun...
...Meskipun tiada satu orang pun yang tau...
...Kumencintaimu sedalam-dalam hatiku...
...Meskipun engkau hanya kekasih gelapku...
...Ku tahu ku takkan selalu ada untukmu...
...Disaat engkau merindukan diriku...
...Kutahu ku takkan bisa memberikanmu...
...Waktu yang panjang dalam hidupku...
...Yakinlah bahwa engkau adalah cintaku...
...Yang kucari selama ini dalam hidupku...
...Dan hanya padamu kuberikan sisa cintaku...
...Yang panjang dalam hidupku...
Tiba tiba eric tersenyum samar saat mendengar lagu milik ungu yang dulu sempat viral itu, elsa tidak menyadari akan senyum eric yang ada di sampingnya.
Eric mengenggam tangan elsa yang terlihat sedang menikmati pemandangan yang ada di samping jendela mobilnya, elsa yang merasa terkejut dengan genggaman tangan eric menoleh melihat eric.
"kenapa...?"
"pengen aja."
Elsa mengeryitkan alis matanya mendengar jawaban eric.
"pengen...?! Maksutnya...?" tanya elsa penasaran.
"pengen aja pegang tangan kamu." jawab eric sambil menatap ke arah depan, tapi tangan eric masih mengenggam tangan elsa, sedangkan tangan kanan eric dia gunakan untuk menyetir.
Elsa tersenyum sambil menatap kembali pemandangan yang ada di samping kaca mobilnya.
"el... Kamu nggak mau jelasin siapa pria tadi...?" tanya eric melihat wajah elsa sekilas.
"hmm... Perlu ya...?" di dalam hati elsa bertanya tanya kenapa bisa eric se protektif ini, beda dengan rio.
Rio seakan akan tidak mau tahu elsa mau dekat dengan siapa saja, hanya bagi rio jika menjalin suatu hubungan harus saling percaya satu sama lain, walau kadang elsa tidak demikian.
"tentu saja, aku ingin tahu siapa dia... Sejak kapan kamu kenap dia dan apa hubunganmu dengan dia...?" ucap eric dengan enteng.
Elsa tertawa mendengar ke ingin tahuan eric, dia memandang eric dengan sorot mata tak terbaca.
Saat eric menggatakan itu semua, elsa merasa sangat di perhatikan dan sangat di sayangi.
Elsa belum pernah merasakannya saat berpacaran dengan rio.
"cemburu ya..."
"el, gue serius."
Elsa melirik tajam menatap eric, dia tidak suka dengan kata kata eric saat ini, yang menggunakan bahasa elo,gue.
"maaf, keceplosan." eric tersenyum samar menatap elsa yang terlihat kesal.
"ayo sayang, aku cuma ingin tahu siapa dia, hmm... Oke... Oke... Jujur aku cemburu lihat dia, puas..." nada bicara eric terdengar datar, walau di dalam hati eric tidak.
"dia kakak kelasku waktu SMA dulu, kami sempat dekat...." belum juga elsa melanjutkan ucapannya eric menyelanya.
"berarti dia mantan kekasihmu." ucap eric menyela elsa.
"bukan, kami dulu dekat sebagai teman hanya teman, dia dulu pernah dekat dengan sahabatku, tapi aku sendiri tidak tahu apa mereka masih menjalin hubungan atau sudah putus, soalnya sejak lulus SMA aku tidak pernah tahu kabar kak adrian."
Entah kenapa tiba tiba telinga eric terasa panas saat elsa menyebut nama adrian dengan panggilan kak.
Eric mencengkram erat setir kemudinya, elsa melihat urat urat yang muncul di tangan eric. Elsa paham kalau eric saat ini sedang cemburu dengan adrian, tapi entah kenapa elsa malah menyukainya.
"kamu kenapa, apa ada yang salah denhan ucapanku." elsa mengelus lengan eric dengan pelan, tujuannya untuk membuat eric lebih tenang.
"aku tidak suka kamu memanggil dia dengan panggilan seperti itu." ucap jujur eric.
"oh..."
Eric melihat ke arah elsa dengan lirikannya yang teramat menakutkan, elsa sampai bergidik melihatnya.
"maaf ya.." suasana yang tadinya sedikit panas sekarang terdengar sunyi di dalam mobil eric, alunan lagu yang terdengar seketika tidak terdengar lagi di audio mobil eric.
"sayang... Bagaimana kalau kita pergi ke laut aja, aku pengen minum es kelapa di pinggir laut, sambil menatap gelombang omak di sana, bagaimana... Kamu mau...?" elsa berharap eric mau menuruti keinginannya.
Dengan santai dan tanpa kata, setelah tiba di perempatan jalan, eric memutarkan stir kemudinya ke arah kiri menuju ke laut.
Elsa merasa sangat senang kalau eric mau menuruti permintaannya tadi, dengan cepat elsa mencium pipi eric, eric yang mendapat serangan dari elsa tersenyum senang melihat sikap elsa yang mulai agresif.
Sudah dua puluh menit perjalanan mereka tempuh, akhirnya mereka tiba di laut yang elsa maksut, setelah memarkirkan mobil, eric dan elsa turun dan mencari tempat makan yang berjejer di pesisir pantai tersebut.
"sayang ayo ke sana aja, di sana kelihatan tidak begitu ramai dan view nya terlihat bagus jika di lihat dari lantai atas."
elsa menunjuk salah satu tempat makan dua lantai di pinggir pantai, eric dan elsa pun berjalan bersama sambil bergandengan tangan menuju ke tempat makan yang elsa tunjuk tadi.
"untuk berapa orang kak." tanya seorang pelayan wanita yang ada tepat di pintu masuk.
"dua orang mbak," jawab elsa semangat.
"baik, kakak bisa langsung pesan di sini dan melakukan pembayarannya sekalian, nanti pihak kami akan mengantarkan pesana kakak."
Pelayan tersebut menyeratkan menu dan kertas untuk mencatat pesanan mereka, elsa dengan semangat memilih menu kesukaannya.
Berbagai macam hidangan laut tersedia di tempat makan tersebut, elsa menatap eric dia ingin menanyakan apa yang akan eric pesan.
"samain aja sama punya kamu." eric menggambil kartu debitnya dari dalam dompet dan menyerahkannya ke elsa, dengan cepat elsa mencatat makanan dan minuman yang akan dia pesan dan di serahkan ke pelayan tadi, elsa juga melakukan pembayaran sekalian.
"untuk tempat duduknya mau dimana kaka, nanti biar pelayan kami mengantar pesanan kakak."
Pelayan tersebut menyerahkan nomer meja ke elsa.
"nanti pesanannya di antar di atas saja ya." ucap elsa sambil menggambil nomer meja yang diserahkan pelayan tadi.
Eric mengenggam tangan elsa sambil berjalan ke lantai atas, angin yang berhembus dengan kencang dan gelombang laut yang terlihat bergulung gulung menuju ke dataran kemudian kembali lagi ke lautan.
eric menarik tangan elsa untuk duduk di salah satu meja yang terlihat kosong.
"kamu suka." bisik eric di telinga elsa.
Elsa menatap manik mata eric yang menatapnya penuh kelembutan, dia mengangguk senang.
"sayang, tadi setelah dari rumah sakit kamu kemana...?" tanya elsa penasaran kemana eric pergi setelah dari rumah sakit, karena yang elsa tahu dia cuti hari ini.
"aku ke kantor." eric tersenyum sendiri setelah menjawab pertanyaan elsa.
"kog bisa, katanya kamu cuti, nggak masuk hari ini, apa memang ada klien yang ingin bertemu atau..."
"aku kesal setelah melihatmu akrab dengan dokter tadi, jadi dari pada aku pulang ke rumah atau bingung mau kemana jadi aku putuskan ke kantor saja."
Elsa yang mendengar ucapan eric langsung tertawa sendiri, bisa bisanya eric berfikiran seperti itu.
"trus reaksi pak aldo gimana...?"
"yah... Dia bingung lah, lihat aku tiba tiba ada di kantor." dengan santai eric menjawab rasa penasaran elsa.
elsa tertawa mendengar ucapan santai eric, dia membayangkan wajah sekertaris eric yang terlihat bingung, cowok yang sebelas dua belas hampir sama dingin dengan karakter eric, tampak bingung dengan wajah cengonya.
Tak lama pesanan elsa dan eric datang, dua orang pelayan membawa pesanan mereka.
"pesanan dengan nomer 13 ya kak, satu porsi gurame asam manis, satu porsi udang saus pedas, dua piring nasi putih, satu buah degan murni dan satu buah bakar, dua botol air mineral. Silahkan di nikmati."
Setelah meletakkan semua pesanan elsa dan eric pelayang itupun pergi, elsa dan eric langsung menikmati makanan dan minuman yang tadi elsa pesan.
"sayang kenapa air kelapanya beda nggak di samain aja." tanya eric yang penasaran dengan pesanan elsa.
"biat bisa ngerasain semunya, nanti kamu minum punya aku dan aku minum punya kamu, jadi kita nggak penasaran dengan rasanya."
Eric tersenyum mendengar ide kreatif elsa, benar juga apa yang elsa bilang.
Eric dan elsa menikmati makannan dan minuman di temani deburan ombak di depan mereka.