Lahir dalam keluarga yang miskin, Artian Morph harus menelan pahitnya hidup ketika orang tuanya meninggalkan dirinya sendiri.
Pada saat dia berpikir bahwa dirinya sangat bahagia karena pacarnya berada di sisinya, semuanya hancur setelah dia mengerahkan sisa tabungan yang orang tuanya tinggalkan untuknya.
Ketika kehidupannya terjerumus dalam neraka kesedihan, orang orang mulai mencemoohnya, diperlakukan dengan kasar tanpa ada satupun yang menolongnya.
"Ahaha, apakah kematian benar benar sangat merindukanku?"
Ketika dia menyerah pada hidupnya, berniat untuk melompat dan bunuh diri dari sebuah jembatan yang sepi.
Suara yang tak manusiawi layaknya suara dari kecerdasan buatan terdengar di udara yang kosong.
«Sistem Di Aktifkan»
Roda takdir kini kembali berputar, mereka yang diatas harus segera terjatuh dan yang dibawah akan mulai merangkak untuk mendapatkan posisi yang diatas.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RyzzNovel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18: Undangan
Sena Gricell, dia adalah gadis yang begitu cantik dan memikat. Bahkan tanpa riasan, dia memiliki pesona alami yang dapat membuat banyak orang menginginkannya.
Berkat kekuasaan dari keluarganya, tidak banyak orang yang dengan berani melakukan apapun pada gadis itu. Mereka benar benar harus berhati hati dalam bertindak agar dapat mendapatkan hati gadis itu.
Tentu saja tidak ada yang berhasil.
Hingga hari itu, seorang pria dengan kekuasaan yang jauh lebih tinggi, jatuh cinta pada gadis itu, membuatnya jatuh pada situasi yang sulit.
Karena kekuasaannya yang kalah dengan kekuasaan pria dari keluarga yang lebih kuat itu, mereka mendapatkan diri mereka berada disituasi yang tidak mampu menolak.
Menolak seseorang yang memiliki kekuasaan yang lebih tinggi sama saja dengan merendahkan dan menghina kehormatan dari keluarga dan reputasi mereka.
Karena itulah, Sena Gricell membutuhkan sebuah alasan yang tepat agar dia bisa menolak tanpa merusak harga diri mereka.
“Dan aku harap, kamu bisa memenuhi permintaanku agar dapat membuat alasan untuk menolak mereka.“
Jadi begitu, Artian menganggukkan kepalanya dengan pelan sejenak, nampak berpikir begitu dalam di otaknya.
“Jadi, bagaimana rencanamu?“
Senyuman dengan bentuk bulan sabit terlihat di wajah gadis itu ketika pencahayaan ruangan nampaknya mulai lebih menyinari gadis itu.
“Berpura-puralah… menjadi pacar palsuku.“
Artian yang tadinya tersenyum, mendapati dirinya tiba tiba membeku di tempat, emosi di wajahnya yang santai nampak retak kemudian digantikan dengan ekspresi terkejut.
“Pacar palsu..?“
Artian mengulangi kalimat tersebut dengan wajah yang aneh. Dia benar benar tidak menyangka akan mendengar hal itu.
Yah, selain itu rencananya sendiri cukup masuk akal mengingat gadis itu hanya membutuhkan alasan yang tepat untuk menolak mereka dan mengalihkan situasi dari merendahkan mereka menjadi sesuatu yang tidak mungkin terjadi.
Artian kemudian mendengus lalu melanjutkan dengan helaan nafas panjang yang kasar.
“Pacar palsu ya..? Jika hanya palsu, kupikir tidak masalah.“
Sesuai dengan misi yang sistem katakan padanya, jelas jika apa yang terjadi saat ini adalah syarat untuk Artian maju dari jalurnya dan mencapai posisi tertinggi.
Hanya menjadi pacar palsu untuk seseorang, mengapa tidak?
Artian menatap Felix Gricell dan Sena Gricell bersamaan, wajah mereka nampak begitu terkejut ketika mendengar jawabannya.
“Wah..!! Dia benar benar mau loh ayah!“
Artian menatap gadis itu.
Terlihat jelas ketika Sena sepertinya menjadi begitu bersemangat dan telah mengubah sikapnya yang sebelumnya begitu dewasa dan elegan menjadi sesuatu yang kekanakan namun nampak lucu layaknya seekor kucing liar yang sedang bersemangat.
Ayahnya sendiri masih tidak berbicara ketika dia menatap Artian.
“Kamu serius?“
Artian menganggukkan kepalanya. Entah bagaimana, mereka nampak tidak berharap bahwa Artian akan menyetujui permintaan mereka.
Saat itu juga, Felix Gricell menghela nafas lega.
“Sena sudah beberapa kali ini mengundang pria untuk menjadi pacar palsu nya, namun tidak ada yang berani untuk melakukannya karena identitas lawan yang terlalu berlebihan bagi mereka.“
Dia menatap Artian.
“Apa kamu sudah tahu dengan siapa musuh kita?“
Jujur saja, Artian tidak peduli dengan siapa yang akan menjadi musuhnya. Lagipula, dengan sistem yang dia miliki, dia setidaknya memiliki kepercayaan dirinya sendiri.
Meski begitu, bukan berarti Artian akan menolak untuk mengetahui siapa musuhnya, dia juga tidak memiliki pemikiran seperti meremehkan semua orang di dunia ini hanya karena dia memiliki sistem disisinya.
“Memangnya siapa musuhnya?,” Artian bertanya.
Tidak ada jeda apapun, Felix langsung menjawab.
“Mereka adalah keluarga Mavis, jujur saja, kekuasaan ku sebenarnya jauh lebih tinggi daripada mereka. Namun, sayangnya mereka sebenarnya hanyalah keluarga cabang dari keluarga utama mereka… dan keluarga itu sendiri adalah keluarga Gavis.“
Artian langsung terdiam ditempat. Ucapan dari Felix jujur saja telah membuatnya terkejut.
'Gavis? Adam Gavis? Yang benar nih?!'
Jika seperti ini, maka Artian sama sekali tidak punya alasan untuk menolak. Dia akhirnya mendapatkan kesempatan lainnya untuk membuat Adam kembali menderita, mengapa dia harus menolak?
Saat itu juga, keduanya sepertinya salah memahami arti diamnya Artian.
“Sudah kuduga, kamu pasti tidak bisa menyinggung mereka kan? Yah, tidak perlu memaksakan dirimu.“
Artian tersentak, dia menatap Felix dengan tatapan tak percaya.
Apakah dia benar benar terlihat sangat tidak bisa diandalkan seperti itu?
Artian berusaha mempertahankan senyuman diwajahnya.
“Kenapa tidak?, aku sama sekali tidak takut dengan mereka. Karena itulah, ayo lakukan.“
***
Kesepakatan keduanya akhirnya terjadi, karena Artian sama sekali tidak membutuhkan bantuan mereka saat ini. Artian, membiarkan mereka berhutang budi padanya dan akan menagihnya kelak ketika dia butuh.
Di dalam perjalannya ketika dia sedang berkendara di mobilnya, Artian melihat sesosok pria yang nampaknya sedang melakukan joging yang ringan.
“Pak tua?“
Pria tua itu sendiri adalah Alexander Graham, dia benar benar tidak menyangka bahwa akan bertemu dengan pria tua itu secepat ini.
Alexander Graham sebagai seorang yang berasal dari kalangan elit, wajar jika dia akan bertemu dengannya disini.
Artian menghentikan mobilnya tepat di dekat pria tua itu, karena tahu bahwa tujuannya adalah pria tua itu, pria tua itu juga berhenti berlari pelan.
Beberapa bodyguard nya mulai berkumpul untuk berjaga, apakah sosok bahaya akan muncul atau tidak.
Artian keluar dari mobil dan segera senyuman Alexander menjadi cerah.
“Lama tidak bertemu pak tua.“
Artian tersenyum.
Alexander juga langsung mendekatinya dengan senyuman semangat diwajahnya.
“Hahaha, apa ini?! Apa manusia benar benar bisa tumbuh dengan begitu pesat dan luar biasa seperti ini?“
Alexander menekan-nekan beberapa bagian tubuh Artian yang telah berubah menjadi sesuatu yang kuat biasa, bahkan wajahnya juga telah menjadi sesuatu yang begitu menarik perhatian.
Menanggapi sikap Alexander yang terlalu semangat, Artian hanya tersenyum canggung. Saat itu juga Alexander berhenti dan menatapnya dengan tenang.
“Oh ya, aku punya sesuatu yang ingin aku katakan padamu nak. Sejujurnya, aku baru tahu jika kamu baru saja pindah ke kawasan ini, karena itu juga aku berniat mengunjungi mu setelah joging sejenak, tapi aku malah bertemu denganmu disini.“
Artian terdiam sejenak, mendengar kata pria tua itu. Sepertinya dia punya sesuatu untuk disampaikan, apakah ada sebuah masalah yang terjadi?
Alexander kemudian melanjutkan ucapannya:
“Manajer dari Empyrean Plaza mengundangmu untuk bertemu dengan mereka.“
Artian memiringkan kepalanya.
“Mereka? Memangnya kenapa?,” Artian bertanya.
Alexander mengangkat bahu, kemudian tersenyum dengan santai.
“Apalagi? Menurutku, mereka mungkin akan membuatmu menjadi anggota mereka secara langsung dan dapat masuk ke Empyrean Plaza dengan mudah dan aman.“
Wajah Artian langsung bersinar, dengan begitu bukankah banyak hal akan menjadi mudah?
Entah apa alasan mereka tiba tiba membiarkan Artian menjadi anggota dengan begitu tiba tiba, Artian sama sekali tidak akan menolak kesempatan yang luar biasa ini.
“Itu akan sangat bagus!“ Ucapnya dengan semangat.
***
