NovelToon NovelToon
Jevan Dan Para Perempuan

Jevan Dan Para Perempuan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berondong / Duniahiburan / Showbiz / Dikelilingi wanita cantik / Mengubah Takdir
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: Sitting Down Here

Sejak lahir, Jevan selalu di kelilingi oleh para perempuan. Ia tak pernah tahu dunia lain selain dunia yang di kenalkan oleh ibunya yang bekerja sebagai penari pertunjukan di sebuah kota yang terkenal dengan perjudian dan mendapat julukan The sin city.

Jevan terlihat sangat tampan sampai tak ada satupun perempuan yang mampu menolaknya, kecuali seorang gadis cuek yang berprofesi sebagai polisi. Jevan bertemu dengannya karena ia mengalami suatu hal yang tak lazim di hidupnya.

Peristiwa apakah yang telah di alami oleh Jevan? Ikuti ceritanya yuk!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sitting Down Here, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33 Lucinda Bersedia (21+)

"Hei! Kenapa kamu mengambil kartu namaku? Itu kan buat Jevan!"

"Ya memang, tapi Jevan berada di dalam pengawasanku, jadi segala sesuatu yang berhubungan dengan hubungan dia dengan orang lain harus melalui aku dulu, nona"

"Apa maksudmu? Aku tak mengerti"

"Jangan tersinggung, tapi ini murni tentang bisnis. Kamu ingin berkencan dengan Jevan? Tentu saja bisa. Tapi sebelumnya kita harus bernegosiasi tentang harga dulu"

"Apa? Harga? Jevan, apakah kau...?"

"Iya, aku adalah seorang pria panggilan dan Nino adalah... Yah, anggap saja kalau dia adalah pengawasku"

"Astaga, aku tak percaya ini terjadi padaku!"

"Maaf Lucinda... "

"Kamu tahu, sebagai pria panggilan kamu terlalu tampan"

"Memangnya seharusnya aku berwajah jelek ya?"

"Tidak juga... "

Lucinda dan Jevan saling memandang lalu mereka sama-sama tertawa.

"Maafkan aku, Jevan. Aku tak bermaksud untuk menghinamu. Tapi dulu temanku pernah menyewa seorang pria panggilan untuk menghiburku setelah perceraian aku yang menyakitkan. Aku benar-benar sedih waktu itu dan aku menghargai niat baik temanku, tapi jujur saja, pria panggilan yang dia sewa untukku itu orangnya payah. Bukannya membuat aku senang tapi aku malah jadi kesal"

"Aku jamin kau takkan merasakan itu terhadap Jevan, nona"

"Aku akan pikirkan lagi. Soal uang tak masalah, asalkan keinginanku terpenuhi. Nino, aku sekarang yang minta kartu namamu. Nanti kita akan bicara di tempat lain, jangan di sini"

"Baiklah, Lucinda. Ini kartu namaku. Aku tunggu kabar baik darimu"

"Iya, Nino. Sampai ketemu lagi, Jevan... "

Lucinda mengedipkan sebelah matanya dan Jevan membalasnya dengan senyuman manis yang membuat Lucinda tersipu malu seperti anak sekolah yang sedang jatuh cinta.

Rafe yang sedari tadi mengamati Lucinda, Jevan,dan Nino lalu mendatangi mereka.

"Apakah segalanya baik-baik saja?"

"Tentu saja, Rafe. Aku pergi dulu ya... "

"Kau kenal dia, Rafe?"

"Lucinda adalah teman kerja di kantorku, Jev. Karena Cherly akan pindah bersama denganku ke New Orleans, sebaiknya kau berhati-hati dengannya"

"Baiklah, jika kamu tak mau aku ada affair dengannya, maka aku takkan melakukannya"

"Apa-apaan, Jev? Dia calon klien potensial kita!"

"Aku tahu itu Nino, tapi aku tak ingin mempermalukan Rafe, apalagi dia teman kantor Rafe"

"Tapi kalau melihat reaksinya sepertinya dia suka padamu. Dia sudah tau belum soal profesi kamu?"

"Sudah, tadi aku sendiri yang memberitahunya.

"Aku akan bicara dengannya nanti. Tapi kalau Lucinda sudah tahu dan dia tak keberatan aku rasa sih tak masalah"

"Kalau kau sudah bilang begitu sih aku ikut saja, Rafe"

"Dia wanita kesepian, Jev. Pastikan kamu melayaninya dengan baik. Maksudku, ajak dia bicara juga siapa tau itu akan membuatnya merasa lebih baik"

"Oke, Rafe. Aku akan lakukan itu"

"Nah, kalau begini kan enak. Aku mau minum dulu. By the way Rafe, Pestanya menyenangkan. Terima kasih telah mengundangku"

"Iya sama-sama Nino"

Nino kemudian pergi meninggalkan Rafe dan Jevan berdua.

"Maaf soal Nino, Rafe. Aku khawatir kalau Lucinda menyebarkan berita tentang aku yang berteman denganmu, mungkin nama baikmu akan tercemar"

"Jangan khawatir soal itu. Kamu yakin nama baikku akan tercemar kalau Lucinda bergosip tentangku di kantor? Jangan-jangan yang terjadi malah sebaliknya"

"Maksud kamu sebaliknya gimana, Rafe?"

"Lupakan saja soal itu. Lagipula kalau namaku sampai tercemar, aku hisa mencari pekerjaan lain. Atau merampok kasino seperti dulu lagi"

"Jangan bercanda, Rafe. Kamu takkan bisa melakukan itu lagi karena kamu kan sudah janji sama Cherly. Alasan kedua adalah karena kamu tinggal di New Orleans, kembali ke tempat asal kamu, jadi kalau mau ke Las Vegas pastinya kamu harus membohongi Cherly dulu"

"Oke... Oke... Aku mengalah kalau soal itu"

Di sore hari, pesta pernikahan Cherly dan Rafe selesai. Karena pesta pernikahan tersebut diadakan di Las Vegas, para tamu undangan yang datang dari New Orleans rencananya baru besok pagi kembali ke New Orleans. Di malam hari, mereka makan di luar setelah itu menikmati waktu dengan berjalan-jalan dan main di kasino.

Jam 8 malam, Lucinda menghubungi Nino. Mereka lalu makan malam di suatu restoran yang berada di lantai dasar di hotel tempat Lucinda menginap. Jevan juga ada bersama mereka.

"Jadi berapa besar biayanya agar aku bisa bersama Jevan?"

"Ada beberapa tarif pilihan. Tapi sebelumnya aku mau tanya dulu. Kapan kamu ingin memakai jasa Jevan? Dan apakah kamu ingin Jevan menginap? Karena biayanya pasti berbeda"

"Aku berencana untuk pulang besok. Jadi pastinya aku membutuhkan Jevan untuk malam ini dan aku ingin Jevan menginap bersamaku di kamar hotel tempat aku menginap di atas"

"Baiklah"

Nino kemudian menyebutkan biaya yang di perlukan untuk menyewa Jevan selama semalaman. Biaya untuk menyewa Jevan memang tidak murah, tapi akhirnya Lucinda bersedia untuk membayar sesuai kesepakatan. Itu membuat Lucinda menjadi klien kedua yang meminta Jevan untuk menginap setelah Cherly. Tetapi pastinya pelayanan yang akan Jevan berikan kepada Lucinda berbeda dengan pelayanan yang telah ia berikan untuk Cherly dulu, karena Cherly memang klien unik yang akhirnya menjadi spesial bagi Rafe.

"Kesepakatan sudah di buat, ini berarti waktunya bagiku untuk meninggalkan kalian berdua. Have fun, Lucinda... "

"Thanks Nino"

Setelah Nino meninggalkan Jevan dan Lucinda, mereka lalu beranjak ke kamar hotel di lantai atas.

"Untungnya aku memesan kamar untuk sendiri, kalau berdua kan ga seru. Masa iya aku mau berbagi kamu dengan yang lain sih. Apa enaknya? Iya kan, Jev?"

"Iya, Lucinda. Aku senang kau hanya sendirian saja di kamar ini. Apa teman-teman sekantor kamu juga menginap di hotel ini, Luce?"

"Luce... Aku suka panggilan itu. Iya mereka juga menginap di hotel ini tetapi tidak di lantai yang sama"

"Syukurlah... "

"Kenapa? Kamu takut ketauan sama yang lain ya?"

"Aku sih tak masalah kalau ketauan sama yang lain, justru aku takut kamu yang malu sama aku"

"Kenapa harus malu? Aku justru bangga punya teman kencan kayak kamu. Kamu tau kan kalau kamu itu hot, Jev?" Lucinda mulai meraba tubuh Jevan yang masih memakai kemeja.

"Masa sih aku hot?"

Jevan mulai menanggapi Lucinda dengan merengkuh pinggangnya dan mendekatkan tubuhnya dengan tubuh Jevan.

"Iya, sangat hot sampai aku takut terbakar oleh pesonamu"

"Well Lucinda, kau sungguh pandai merayu"

Lalu Jevan mulai mencium bibir Lucinda sambil meraba tubuhnya. Dan malam yang panas dan bergairah pun di mulai.

***

Lucinda tak ingin membuang-buang waktunya sehingga ia menghabiskan waktu semalaman bersama Jevan sampai ia tak tidur. Mereka berhubungan se*sual di mana saja yang mereka mau, tidak hanya di atas tempat tidur. Sambil di selingi dengan percakapan ringan dan juga Lucinda memesan makanan dari hotel agar mereka tak perlu kemana-mana jika ingin makan.

"Kamu luar biasa, Jevan"

"Terima kasih, Lucinda"

"Aku akan memberimu bonus karena aku puas. Tapi ini khusus untukmu, jadi Nino jangan sampai tau ya"

"Baiklah, aku takkan beritahu dia"

Lucinda sebenarnya bukan klien pertama yang pernah memberikan bonus untuk Jevan. Tapi tentunya Jevan takkan memberitahukan itu kepada Lucinda.

"Kamu tahu Jevan, kamu adalah pria istimewa. Bukan saja karena kamu pandai melayaniku di ranjang atau di tempat lain di seluruh sudut ruangan ini, tapi kamu juga pendengar yang baik. Aku dari tadi sudah bercerita tentang mantan suamiku yang menyebalkan, tapi kamu dengan sabar mendengarkan dan tak sedikit pun terlihat bosan"

"Itu sudah jadi tugasku, Luce... "

Lucinda lalu kembali mencium Jevan entah untuk yang keberapa kali saking seringnya ia melakukan itu.

"Ayo kita main satu kali lagi, Jev. Setelah ini aku harus berkemas sebelum teman-temanku datang kesini untuk mengajakku pulang bersama"

"Baiklah... Your Wish is my command, Luce... "

***

Jevan sudah berada di jalan menuju apartemennya ketika Lucinda check out dari hotel bersama teman-temannya. Jevan merasa sepertinya ia sudah meninggalkan kesan yang baik terhadap Lucinda jadi Rafe tak perlu merasa khawatir atau bahkan malu padanya.

Ketika Jevan tiba di apartemennya, ia mendapati Jenny yang sedang berbicara dengan Simone, mommy-nya.

"Hei Jen, tumben kesini. Ada apa? Kamu ga kesini sama Louisa?"

"Ga, aku kesini sendiri. Ada dua hal penting yang ingin aku bahas denganmu"

"Oh ya? Soal apa, Jen?"

Simone lalu meninggalkan Jevan dan Jenny agar mereka bisa leluasa bicara berdua.

-

1
Ryan Hidayat
who???
Out on Corner: jawabannya ada di bab yang aku post hari ini ya 🙏
total 1 replies
anggita
klo lagi gugup... kadang juga bisa gagap😁
Out on Corner: /Grin/
total 1 replies
anggita
like👍+☝☝iklan.
anggita
🔥❤Louisa.. 😘Jevan... Jennie😘
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!