ZAVIER

Setelah selesai ngobrol bersama bu Rahma, Zavier pun menghampiri Kanaya yang masih bermain bersama Zidan.

"Lagi main apa sih ini?" Tanya Zavier seraya mendudukkan bokongnya disamping Kanaya.

"Kita lagi main balok susun kak, kak Zav ikutan juga dong" Pinta Zidan.

"Oke, boleh" Jawab Zavier.

"Yang kalah mukanya dipakein bedak" Ucap Zidan.

"Siapa takut!" Zavier menerima tantangan Zidan.

"Kak Nay, gimana setuju gak?" Tanya Zidan pada Kanaya.

"Setuju!" Jawab Kanaya dengan penuh semangat.

Mereka bertiga pun mulai memainkan balok susun itu.

Zidan menjadi pemain pertama yang memindahkan balok ke bagian atas, kedua Kanaya dan terakhir Zavier.

Saat ini balok susun itu hampir roboh yang dimana saat ini bagian Kanaya untuk memindahkan balok susun itu, jika baloknya runtuh, maka Kanaya dinyatakan kalah.

"Ayo kak, jangan sampai roboh" Zidan memberi semangat kepada Kanaya.

"Udah nay nyerah aja, itu udah pasti roboh sih feeling aku" Ucap Zavier.

"Yang mana ya biar ga roboh" Gumam Kanaya sambil memilih-milih balok mana yang akan dipindahkan ke atas supaya tidak merobohkannya.

Akhirnya Kanaya memilih balok susun dibagian samping yang berwarna biru. saat ia akan mengeluarkannya, ternyata tak sesuai ekspektasinya.

Dan...

Bruk.....

"Yah, roboh deh" Kanaya kecewa, ia mengembungkan pipinya kesal.

Zavier terkekeh gemas sambil menusuk-nusuk pipi Kanaya yang mengembung dengan menggunakan jari telunjuknya. wajah kekasihnya sangat menggemaskan di mata Zavier.

"Kak Nay mukanya harus di bedakin" Zidan sudah bersiap mengambil bedaknya.

"Gimana kalo hukumannya diganti? yang kalah harus cium pipi yang menang" Ucap Zavier meminta persetujuan.

Wajah Kanaya memerah setelah mendengar ucapan Zavier barusan. malu rasanya jika harus mencium Zavier didepan Zidan.

Zidan langsung mengangguk setuju.

"Setuju!"

"Enggak!"

Kanaya dan Zidan menjawab bersamaan.

Kanaya melemparkan tatapan tajam kearah Zavier.

"Zidan, kamu setuju kan kalo hukumannya diganti?" Tanya Zavier pada Zidan.

"Setuju kak!" Jawab Zidan dengan semangat.

Zavier tersenyum licik kepada Kanaya.

"Apaan sih, kok diganti sih" Protes Kanaya tak mau.

"Zidan aja setuju kok!" Jawab Zavier santai.

"Iya kak, ayo cium pipi Zidan sama pipi kak Zav" Ucap Zidan tak sabaran.

"Gak bisa dong Zidan, dari awal kan hukumannya dipakein bedak gak bisa asal ganti dong" Kata Kanaya berbicara selembut mungkin.

"Gapapa ya kak? kebetulan juga Zidan lagi kangen sama kakak Zidan yang udah dipanggil tuhan. dulu kakak Zidan selalu cium pipi Zidan soalnya" Ucap Zidan lirih.

Kanaya tak tega dengan Zidan, akhirnya ia pun mendekati Zidan lalu mencium pipinya.

Cup

"Jangan sedih ya, anggap aja kakak ini, kakak kandung kamu" Ucap Kanaya.

Zidan mengangguk. "Yeayy, sekarang pipi kak Zav" Kata Zidan setelah mendapat kecupan singkat dari Kanaya.

Zavier dengan senang hati menyodorkan pipinya ke hadapan Kanaya.

Terdiam sejenak kemudian terlintas ide jahil dibenak Kanaya.

"Sebelum aku cium, kamu merem dulu" Pinta Kanaya.

Zavier pun langsung menutup matanya tanpa ada rasa curiga.

Kanaya pun membisikkan sesuatu kepada Zidan.

Kemudian Zidan pergi menjauhi Kanaya dan Zavier.

"Kok lama banget sih" Protes Zavier.

"Sabar kak" Ucap Kanaya.

Tak lama kemudian Zidan pun kembali dengan membawa seekor anak kucing, lalu Kanaya mengambil alih anak kucing tersebut.

Kanaya menyodorkan bibir anak kucing itu ke pipi Zavier.

Cup

Bibir anak kucing itu sudah mendaratkan kecupan singkat dipipi Zavier.

Zavier membuka matanya setelah merasakan aneh dan seperti bukan bibir Kanaya yang menciumnya.

Mata Zavier membelalak saat melihat anak kucing berada ditangan Kanaya, sudah ia tebak bahwa yang menciumnya tadi adalah bibir anak kucing itu, bukan bibir Kanaya.

"HAHAHAHA" Kanaya dan Zidan pun tertawa terbahak-bahak.

"Gimana? enakkan ciumannya?" Ledek Kanaya.

"Enak darimana? yang ada pipi aku bau air liur anak kucing itu" Dengus Zavier kesal.

Kanaya dan Zidan masih sibuk menertawakan Zavier yang kesal.

"Anak-anak udah dulu ya mainnya, kita makan dulu ya. kakak-kakak kalian udah bawain makanan enak" Ucap Rahma kepada semua anak asuhnya.

"Kak, Zidan kesana dulu ya" Pamit Zidan pada Kanaya dan Zavier.

Zavier dan Kanaya mengangguk saja.

"Kalian semua ayo makan bareng kita" Ajak Rahma.

"Iya bun, nanti Zavier nyusul" Jawab Zavier.

"Siap bun, dengan senang hati" Teriak Bagas seraya beranjak.

Para anggota Skanetra pun beranjak diikuti oleh Riana dan Erika untuk makan bersama.

Kanaya hendak beranjak namun tangannya dicekal Zavier.

"Lepas, aku mau masuk!" Ucap Kanaya sambil mencoba melepaskan tangannya.

"Kamu gak bisa masuk sebelum jalani hukuman tadi" Ucap Zavier.

Kanaya mengerutkan keningnya. "Hukuman apa?" Tanyanya, ia tak berpikir hukuman saat bermain balok susun tadi.

"Hukuman karena kamu kalah main balok susun tadi" Jawab Zavier.

Kanaya terkejut setelah mengingat hukumannya.

"Karena kamu udah ngerjain aku, jadi hukumannya ditambah. kamu harus cium pipi kanan kiri aku" Ucap Zavier tersenyum miring.

"Gak, apa-apaan. itu gak adil namanya!" Protes Kanaya.

"Oke kalo kamu gak mau, aku aja yang cium kamu!" Jawabnya. "Tapi dibibir" Lanjutnya seraya berbisik.

Kanaya panik seketika, wajahnya pun memerah.

"Kamu pilih opsi yang mana?" Tanya Zavier.

"Dasar maksa!" Cibir Kanaya. "I-iya udah deh, aku cium pipi kamu!" Putus Kanaya. daripada bibirnya dicium dan sudah tidak perawan lagi, mending Kanaya saja yang mencium pipi Zavier, pikirnya.

Zavier tersenyum puas mendengar ucapan Kanaya.

Kanaya mulai mendekati Zavier dan langsung mencium pipinya.

Cup

"Satu lagi" Ucap Zavier sambil menyodorkan pipi sebelah kirinya.

Tanpa berkata, Kanaya pun menurutinya.

Cup

"Udah, sekarang aku mau masuk, minggir!" Pinta Kanaya, iapun langsung beranjak lalu berlari kecil menyusul yang lainnya ke dalam panti.

Zavier terkekeh kemudian iapun menyusul Kanaya masuk ke panti.

"Pacar gue gemesin banget sih, jadi pengen gue kurungin aja!" Zavier bergumam sambil tersenyum sendiri.