NovelToon NovelToon
Tabib Pilihan Langit : Ditemukan

Tabib Pilihan Langit : Ditemukan

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Fantasi Timur / Spiritual / Pusaka Ajaib / Ilmu Kanuragan / Penyelamat
Popularitas:9.5k
Nilai: 5
Nama Author: Mardi Raharjo

Pemuda tampan yang sakit-sakitan dan pengangguran di usianya yang telah 30 tahun meski bergelar sarjana, ia dicap lingkungan sebagai pengantin ranjang karena tak kunjung sembuh dari sakit parah selama 2 tahun.

Saat di puncak krisis antar hidup dan mati karena penyakitnya, Jampi Linuwih, mendapat kesempatan kedua.

Jemari petir, ilmu pengobatan, hingga teknik yang tak pernah ia pelajari, tiba-tiba muncul dalam pikirannya. Ia dipilih langit untuk mengemban tugas berat di pundaknya.

Mampukah ia memikul tanggung jawab itu? Saksikan perjalanan Jampi Linuwih, sang Tabib Pilihan Langit.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mardi Raharjo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28_ Eksekusi Rencana

Jampi hanya fokus memperhatikan ranjang, mengabaikan sang ratu. Ia mencoba berbaring, berguling, menjatuhkan diri, dan menengok ke kanan dan ke kiri.

Ia tahu benar, gerak geriknya diawasi sang ratu. Maka, ia bergaya seolah sedang berencana memberikan perlawanan kepada sang ratu malam nanti.

"Di mana intan itu?", pikir Jampi sembari mengingat ingat di mana intan itu dalam ingatannya.

Jampi menggelindingkan diri ke bawah ranjang, seolah sedang bermain petak umpet. Jampi menendang dipan untuk menyamarkan gerakannya menguji lantai di bawah ranjang.

" Intan itu di sini", batin Jampi. Ia yakin intan itu terletak tepat di bawah pantatnya. Hanya saja, butuh tenaga untuk bisa mengeluarkannya.

Jampi pun merogoh kantong dan membayangkan alat yang mampu mengganti benda di bawah lantai tanpa merusak lantainya. Saat ia menarik tangannya, Jampi tidak mendapati apapun.

"Sial! Saat krusial seperti ini pun kau tak berguna. Dasar lusuh!", umpat Jampi dalam hati.

Tiba-tiba, dia melihat dalam benaknya, bahwa ia bisa menukar intan itu dengan meletakkan kantong semar ke lantai di atasnya.

" Loh, bisa toh seperti itu?", heran Jampi dalam benaknya.

Segera, ia meletakkan kantong lusuh itu dan merogoh tepat di atas intan sekaligus menggantinya dengan intan pengganti.

"Apa yang kamu lakukan?", pekik sang ratu, tiba-tiba membuka mata.

" Dasar amatir, selalu ketahuan di awal misi!", batin Jampi kesal karena sangat lemah dalam pengintaian dan kamuflase.

"Kembalikan atau kamu dan keluargamu akan menanggung akibatnya!", ancam sang ratu karena merasakan penurunan energi inti istana secara mendadak.

" Ye, apanya? Kembalikan saja sendiri!", sangkal Jampi. Ia tahu, hanya dirinya yang bisa menggunakan kantong semar. Tentu ia yakin, intan itu aman di dalam sana.

Segera, Jampi keluar dari bawah dipan dengan perlahan agar tidak mencurigakan. Ia masih mencoba keberuntungannya, mungkin ia masih dibiarkan keluar kamar meski dicurigai.

Tap

Ngek

"Ugh!", dengus Jampi. Belum sampai ia sempurna berdiri, lehernya telah dicekik sang ratu.

" Kembalikan! ", pekik sang ratu. Wajahnya berubah. Rambutnya mengembang, kulitnya mulai bersisik, bibirnya mengeras, lidahnya menjuntai sedada, kakinya berubah menjadi badan ular hijau besar. Perlahan nampak sang ratu berubah ke wujud aslinya.

Pandangan mata Jampi mulai menggelap karena sulit bernafas. Namun, bibir Jampi tersenyum penuh kemenangan.

Ia yakin, jika pun tewas di sini, ia membawa serta kehancuran istana ratu lautan selatan agar tidak mengganggu keluarga dan manusia lainnya.

" Yaa Rabb, aku siap bertemu denganmu. Maafkan segala kesalahan dan kelemahanku", batin Jampi. Tangannya terkulai lemas, kantong semar pun jatuh ke lantai.

Bugh

Tubuh Jampi dilepas dan terjatuh ke lantai, tak lagi bernafas. Wajahnya pucat membiru.

"Aaaargh!", teriak sang ratu murka karena intannya dicuri di depan matanya tanpa bisa melakukan apapun.

Jleb

Sebuah bambu kuning lancip tiba-tiba menusuk perut sang ratu, tepat merobek empedunya. Tetesan empedu memasuki rongga mulut dan tenggorokan Jampi.

" Ugh!", dengus sang ratu. Ia melihat ke sekitar, namun tak tahu siapa dan dari mana asal bambu kuning yang menusuknya.

Bruss

Cahaya keemasan membungkus tubuh Jampi.

"Huup, uhk uhk!", terdengar suara Jampi yang menarik nafas panjang dan terbatuk. Perlahan wajah Jampi merona. Nafasnya telah teratur, meski kesadarannya belum pulih.

"Siapa kamu? Keluar lah!", marah sang ratu.

Tap

Nampak seorang pria berbaju putih turun dari langit-langit, perlahan mendekati sang ratu dengan senyum bahagia.

" Bron..to! Sialan!", umpat sang ratu yang semakin melemah. Kekuatannya melemah sejak intan permana diganti, juga bambu kuning ini, menyerap dan menguras sisa kekuatannya.

Para penjaga telah berjatuhan sejak awal, termasuk Blorong yang seakan kesulitan bernafas karena racun yang ditebar Bronto sesaat setelah intan permana dicabut dari tempatnya.

"Tolong, lepaskan aku. Ingat lah kisah masa lampau kita Bronto", pinta sang ratu yang tengah sekarat.

Pria tua itu berhenti 3 meter dari sang ratu.

" Jalan kita telah berbeda. Kamu akan membahayakanku dan rakyatku jika tidak berakhir begini", ujar Bronto yang enggan membantu sang ratu.

"Kau, tunggu saja pembalasanku Bronto!", ujar sang ratu sembari menggigit ekornya sendiri.

Bruss

Asap ungu beracun menyebar ke seluruh ruangan. Bronto menahannya dengan tameng hijau penyembuhnya. Ia tak mempedulikan Jampi karena tubuh pemuda itu masih terbungkus kepompong cahaya keemasan.

Nampak sang ratu menyusup ke bawah, menjemput putrinya yang sekarat dan melarikan diri. Meski sempat dilumpuhkan dengan bambu kuning, dengan kemampuan berganti sel, ia mampu memisahkan tubuhnya yang terluka. Namun, itu sangat menguras energinya sehingga melarikan diri adalah satu-satunya opsi.

Setelah asap ungu menghilang, Bronto membawa tubuh Jampi keluar istana yang sebentar lagi akan runtuh.

Tap

" Aku sudah membalas budimu sepenuhnya. Di masa depan, aku tak berhutang apapun kepadamu", ujar Bronto setelah meletakkan tubuh Jampi di luar area istana.

Lup

Bronto berubah menjadi akar hijau dan masuk ke dalam tanah, kembali ke alas Kumitir.

Selepas kepergian Bronto, nampak seseorang seusia pak Joni menghampiri tubuh Jampi. Ia mengusap lapisan pelindung keemasan dan menyentuh dahi Jampi. Perlahan, Jampi pun sadar dari pingsannya.

"Guru", ucap Jampi pelan.

" Pulihkan tenagamu dan segera lah pulang", ucap pak Bekti. Segera, sukma gurunya pun lenyap.

Sekira satu jam berikutnya, Jampi yang telah pulih kesadaran dan kekuatannya pun bangkit.

"Eh, aku", gumam Jampi yang baru sadar dan memperhatikan sekitarnya. Ia melihat istana itu roboh. Hanya puing-puing dan mayat para prajurit di sekitarnya.

Juga ada beberapa pekerja yang termenung bingung. Mereka adalah para pemuja dan tumbal. Mau kembali ke dunia, mereka telah mati, mau ke barzakh pun tak tahu arah.

Jampi pun mendekati mereka dan mengarahkan ke sebuah kolam air yang ia buat di luar istana sesuai petunjuk yang ia lihat dalam benaknya.

Segera, para manusia itu lenyap selepas berendam dalam kolam.

"Alhamdulillah atas segala hal. Engkau mempercayakan kesempatan hidup kepadaku dan segala kekuatan ini", syukur Jampi. Ia pun berjalan santai dengan terompah semar, mencari kampung jin yang pernah ia lewati dengan rute yang sama saat ia datang.

Saat melewati kampung itu, Jampi melihat keanehan.

" Kenapa dengan para jin ini?", gumam Jampi yang melihat para penduduk bersimpuh saat bertemu dengannya. Kepala mereka menunduk, tak berani menatap mata Jampi.

Meski begitu janggal, Jampi tidak menghentikan langkahnya. Ia harus segera pulang agar orang tuanya tidak semakin khawatir. Ia tak sadar bahwa aura intan permana dalam kantong semar miliknya lah yang membuat para jin itu mau berlutut.

Beberapa saat kemudian, ia telah sampai di pohon akar gantung yang dikabarkan salah satu penduduk desa jin itu. Ia pun mengikuti instruksinya.

Pada putaran terakhir, ia merasa mengalami perpindahan yang begitu terasa. Di dunia jin, gravitasi tidak begitu terasa. Udara juga tidak senyata di dunia manusia.

"Subhanallah", ucap Jampi saat melihat pendaran sinar matahari menembus kabut transisi.

Saat ini, Jampi berada di wilayah hutan. Sayup-sayup ia bisa mendengar debur ombak. Pepohonan begitu rindang. Namun tempat ini begitu sepi dari kicau burung dan tak nampak hewan-hewan berkeliaran.

Ia melangkah keluar dari bawah dua pohon melengkung berbentuk layaknya kusen pintu secara alami dari rajutan dua dahan dan ranting pohon yang saling mengikat. Jampi pun berhenti untuk menengadah, melihat betapa unik kedua pohon ini.

Segera, ia melangkah menuju suara debur ombak, ingin memastikan di mana kini ia berada. Sesampainya di puncak tebing terjal, ia bisa melihat samudera selatan dan ombak yang menderu, menerjang tepian tebing padas.

" Aku harus ke mana sekarang?", gumam Jampi yang tak tahu ke mana arah kota Jahe.

Tak menunggu lama, ia pun turun ke pantai dan mengambil wudhu untuk menunaikan sholat dhuhur. Ia tak tahu berapa jumlah sholat yang ia tinggalkan. Semua karena ia tak bisa melihat matahari sebagai penanda waktu sholat dan arah kiblat.

"Assalamu'alaykum", Jampi mengakhiri sholat dhuhurnya. Saat itu, ia merasakan ada energi yang sangat kuat menyeruak dari dalam kantong. Segera, ia memeriksanya dan mengambil sumber energi.

" Ini, bukankah ini intan yang ada di bawah dipan sang ratu?", gumam Jampi. Rasanya benar-benar luar biasa. Intan itu seakan ingin melebur ke dalam tubuh Jampi.

Tanpa aba-aba, cahaya keemasan di ubun-ubun Jampi pun melesak, mengikat intan itu dan mengubahnya menjadi cahaya dan seketika masuk ke tubuh Jampi bersama cahaya keemasan itu.

"Ugh", dengus Jampi merasakan tubuhnya begitu berat seketika. Kepalanya begitu pening. Matanya berkunang-kunang.

Huf

Darah segar menyembur dari mulut Jampi. Pemuda itu pun kehilangan kesadarannya.

1
Andi Suliono
judulnya tabib,tapi ceritanya jauh dari hal2 tabib y thor
ahmad nabawi
ceritanya menarik, original
Jimmy Avolution
hadir
Aman 2016
lanjut Thor 💪
Aman 2016
top top markotop lanjut Thor 💪
Aman 2016
mantab Thor 💪
anggita
hadiah iklan lagi buat thor.
anggita
like👍☝iklan, semoga novelnya lancar jaya.
Tabuut: aamin. terimakasih./Smile/
total 1 replies
anggita
si Jampi jadi Sakti👏💪
31_PUTU WIDIARTA
Keajaiban kata
Yoko Littner
Wah, gak kerasa sampe akhir. Makasih thor!
Alexo. ID
Keren abis, pengen baca lagi!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!