Diammu Membunuhku

Lyra pun keluar dan memanggil seseorang untuk membersihkan pecahan gelasnya. Setelah itu, Lyra dan Jasmine pun dipanggil ke ruangan khusus Robert.

"Ayah ada apa ini? kenapa acaranya masih berlangsung?" tanya Jasmine.

"Jasmine, James, Lyra.. aku ingin meminta tolong pada kalian.." ucap Robert.

"Katakanlah kek." ucap James dan semuanya mendengarkan.

"Lyra.. James.." ucap Robert meraih tangan keduanya.

"Ada apa kek?" tanya Lyra.

"Iya, katakan saja." ucap James.

"Kalian berdua menikahlah.." ucap Robert.

"Apa?? emm.. maksudku kenapa jadi mendadak begini?" tanya Lyra.

"Benar, lagipula Lyra masih terlalu muda untuk menikah." ucap James.

"Ini permohonanku." ucap Robert.

"James, kau mau kan menurutiku? aku tak ingin keluarga Clinton dipermalukan." ucap Robert.

"Lyra, kakek mohon.. hanya kau yg bisa kakek percaya." ucap Robert.

"Tapi.." ucap Lyra bingung untuk mengatakan alasannya.

"Kakek, jangan memaksakan keadaan.. Lihatlah Lyra jadi bingung." ucap James.

"Ini pasti rencana seseorang untuk mempermalukanmu James." ucap Robert.

"Tapi kek, ini terlalu dipaksakan." ucap James.

"Ayah.. kurasa kita harus membiarkan James dan Lyra berpikir." ucap Jasmine.

"James, semua insiden hari ini seolah-olah sudah disetting sedemikian rupa agar kau gagal menikah dan dipermalukan." ucap Robert.

"Tapi kek.. lihatlah Lyra.." ucap James.

"Kalian berdua, berdiskusilah.. dan ayah jangan memaksakannya jika Lyra tidak menginginkannya." ucap Jasmine.

"Baiklah, Lyra aku hanya percaya padamu.. dan katakan jika kau tidak menginginkannya maka aku akan membatalkan semuanya." ucap Robert.

.

.

.

Lyra dan James pun pergi ke ruangan lain untuk berdiskusi. Keduanya pun masih terdiam, terutama Lyra yg tak ada pikiran untuk menikah secepat ini.

"Aku tahu ini mendadak dan kau tak mungkin siap." ucap James.

"Tuan, apa aku bisa menolaknya?" tanya Lyra.

"Aku juga ingin menolaknya, tapi kondisi kakek pasti akan melemah." ucap James.

"Aku menolaknya bukan karena anda memiliki kekurangan tapi, aku tidak ingin menikah muda." ucap Lyra.

"Aku mengerti, saat seusiamu aku juga akan begitu." ucap James.

"Jadi apa yg harus kulakukan?" tanya Lyra.

"Pergilah, pulanglah.. nanti aku yg akan menghadapinya." ucap James.

"Kalau kakek kenapa-kenapa bagaimana?" tanya Lyra.

"Itu akan aku urus.. setelah membatalkan semuanya aku akan membawa kakek ke rumah sakit.." ucap James.

Tiba-tiba, Ferdinan datang dan bertepuk tangan. Plok..plok..

"Jadi cucu kesayangan kakek akan membatalkan pernikahannya?" ucap Ferdinan.

"Apa urusanmu? jangan ganggu aku.." ucap James.

"Aku hanya memastikan. Dan ini bukan ulahku lho ya.. aku baru saja tiba pagi ini." ucap Ferdinan.

"Ferdinan, jika kau sudah selesai keluarlah." ucap James.

"Baik, aku hanya ingin menyampaikan sesuatu padamu sebelum pergi." ucap Ferdinan.

"Katakan dan cepat." ucap James.

"Pertama, Jessika diancam seseorang sebelum berangkat kemari. Dan dirinya beserta keluarganya mengalami kecelakaan yg sepertinya disengaja jika melihat tuan Vincent membuat laporan kepolisian." ucap Ferdinan.

"Darimana kau tahu itu semua?" tanya James.

"Temanku yg bekerja di sebuah firma hukum yg bertanya tentang keadaan ini. Jadi aku hanya mencocokkan keadaan." ucap Ferdinan.

"Dan.. lagi nampaknya kau harus menyelamatkan kakek dan perusahaan karena saham kita mulai turun akibat kecelakaan tuan Vincent. " ucap Ferdinan.

"Baiklah, selamat tinggal.. Tenang saja aku takkan berbuat jahat lagi." ucap Ferdinan.

James pun langsung melihat ponselnya dan benar saja apa yg dikatakan oleh Ferdinan. Kalau saham perusahaannya sedang turun setelah beredar berita kecelakaan keluarga Vincent.

"Akh.. si@l..!" umpat James.

"Jadi bagaimana tuan?" tanya Lyra.

"Kita tak punya pilihan Lyra.. Kau tahu semua resikonya tapi kau bisa pulang dan aku takkan menyalahkanmu. Biar aku yg menanggung semuanya." ucap James.

"Baiklah, mari kita menikah dan buat mereka kesal setengah mati karena rencananya gagal." ucap Lyra.

"Kau yakin?" tanya James.

"Iya.. tapi mari kita buat perjanjian pra nikah." ucap Lyra.

"Baiklah.. kau jangan menyesali keputusanmu." ucap James.

"Aku melakukannya demi kakek." ucap Lyra.

"Baiklah.. aku akan memanggil Ben dan Simon untuk melanjutkan semuanya." ucap James.

"Oke." ucap Lyra.

Ben dan Simon pun terkejut tapi mereka tetap melakukan tugas mereka dengan baik. Simon tetap melangsungkan acaranya. Dan Ben membuat perjanjian yg diinginkan oleh Lyra dan James. Beberapa poin penting pun diutarakan oleh Lyra, dan mambuat Ben meyakini kalau Lyra tak sebodoh pemikirannya yg mau meniikah menggantikan Jessika.

"Baiklah, aku akan menyanggupi permintaanmu.. dan Ben catat jangan sampai ada yg tertinggal." ucap James.

"Baik tuan." ucap Ben.

Ben pun memprint perjanjian tersebut sebagai bukti fisik dan menyimpan salinannya di dalam disk untuk tuannya. Keduanya pun sepakat dan membubuhi tandatangannya diatas matterai.

"Lyra, bersiaplah karena Simon sudah mempersiapkannya." ucap James.

"Baik tuan." ucap Lyra.

"Ingat jangan menyesalinya." ucap James.

"Iya aku tahu tuan." ucap Lyra.

Simon pun mengantar Lyra ke ruangan ganti dan sudah ditunggu oleh beberapa penata rias dan make up artis yg telah disiapkan oleh Simon. Gaun pengantin pun hanya dibeli menyesuaikan warna pakaian James, dan Simon berharap ukurannya pas pada Lyra.

Sementara di sebuah ruangan, Robert pun tersenyum akan keputusan Lyra. Semuanya diluar dugaannya, tapi ia tak menyangka kalau Lyra akan setuju. Dirinya dan Jasmine pun menerima keputusan James dan Lyra dengan senyuman, walau dalam hatinya Jasmine tak tega menikahkan Lyra yg masih terlalu muda.

"Putrimu sudah dewasa.. kau tenang saja." ucap Robert.

"Aku tahu ayah." ucap Jasmine.

Hingga acara pernikahan yg rencana dibatalkan pun berlanjut. Semua tamu undangan pun sudah tiba semua karena acaranya diundur 1 jam. Pernikahan pun terjadi secara agama, karena semua diadakan secara mendadak. Mungkin setelah ini barulah semua berkas akan diurus.

Akhirnya hari itu juga James dan Lyra resmi menikah. Disaksikan oleh Robert dan Jasmine keduanya sah sebagai suami istri. Dan Lyra tak menyangka akan menikah diusia semuda ini. Meski sudah ada perjanjian tertulis antara dirinya dan James tapi tetap saja ini sangat mendadak.

Acara pernikahan pun terap berjalan sebagaimana mestinya. Dan berlangsung dengan meriah walaupun orang-orang bertanya-tanya siapa wanita cantik yg menjadi pasangan James. Sementara nama Jessika dihapus dan diganti dengab nama Lyra.

Sementara itu orang-orang yg ingin mempermalukan James pun mendadak kesal karena James tetap menikah tapi dengan wanita lain. Dan seorang wanita yg hadir di acara tersebut, menatap tajam pada James dan Lyra yg tersenyum di palaminan saat menyalami beberapa orang.

Tanpa disadari Fero pun datang di acara pernikahan James sebagai tamu bersama orangtuanya. Dirinya melihat Lyra menikah dengan seorang anak konglongmerat.

"Lyra.. kau kah itu?" tanya Fero saat sudah dipelaminan.

"Senior tidak salah lihat, ini memang aku.. Dan kumohon rahasiakan ini di kampus." ucap Lyra.

"Baiklah." ucap Fero.

Setelah memberi selamat dirinya pun kembali ke tempatnya dengan wajah menyedihkan. Sementara Ningsih, dirinya terdiam karena gadis yg ia hina kini menjadi istri seorang konglongmerat di negara ini. Dan Simon yg tahu situasinya langsung berbicara dengan Ningsih dan keluarganya untuk menjaga rahasia pernikahan Lyra dan James. Alasannya sederhana, karena James ingin Lyra fokus pada pendidikannya dan tak terganggu oleh rumor.

Ningsih pun menurutinya, apalagi jika dilihat-lihat keluarga Clinton punya tawaran menarik setiap tahunnya pada yayasan yg ia kelola.

Acara pun selesai, dan Lyra beserta James menginap di hotel yg sudah disiapkan. Lyra pun tercengang dengan layanan yg diberikan oleh hotel yg biasa hanya bisa ia lihat di film-film atau cerita para artis.

"I-ini kamar kita?" tanya Lyra.

"Benar, semua sudah dipersiapkan. Kita hanya tinggak disini semalam sebelum kembali ke rumah." ucap James.

"Baiklah. Aku akan mandi dulu." ucap Lyra.

"Memangnya kau bawa baju ganti?" tanya James.

"Aku melupakan hal penting lagi." ucap Lyra.

"Tunggulah nanti Ben akan bawakan baju ganti." ucap James.

"Lalu ini apa?" tanya Lyra melihat paperbag yg sepertinya berisi pakaian.

"Sesuatu yg tak bisa kau pakai." ucap James yg tahu apa isinya.

Lyra yg penasaran pun melihatnya dan langsung melemparnya ke dalam paperbag lagi. Dirinya pun merinding melihat pakaian tipis yg disebut lingeri. Sementara James hanya tersenyum melihat reaksi Lyra yg terkejut.

"Tak mungkin kan kau memakainya?" tanya James.

"Be-benar. Sangat tidak mungkin." ucap Lyra.

"Yasudah tunggu Ben saja.. aku mandi dulu." ucap James.

"Ya Tuhan dalam beberapa jam aku sudah menjadi istri orang.." gumam Lyra dalam hati.

Lyra pun mulai menghapus riasan wajahnya dan menunggu Ben datang membawa pakaiannya. Hingga saat bel berbunyi dan ia melihat Ben wajahnya pun tersenyum senang hanya karena pakaian yg dibawa oleh Ben. Lalu dirinya segera mandi setelah James selesai.