NovelToon NovelToon
Tawanan Tuan De Santis

Tawanan Tuan De Santis

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Identitas Tersembunyi / Roman-Angst Mafia / Persaingan Mafia
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: Komalasari

Damien De Santis merupakan pembuat senjata dengan spesifikasi luar biasa. Dia jadi pemasok beberapa organisasi mafia Italia. Namun, dirinya dibuat jengkel, saat berurusan dengan Patrizio Mazza. Damien yang hilang kesabaran memutuskan menghabisinya, kemudian membawa pergi adik tiri pria itu yang bernama Crystal Guida Mazza.

Crystal dijadikan tawanan, hingga rahasia besar tentang gadis itu mulai terkuak. Damien bahkan rela melindungi, setelah mengetahui jati diri Crystal yang ternyata akan sangat menguntungkannya.

Siapakah sosok Crystal? Mengapa dia jadi incaran mafia lain? Lalu, apa alasan Damien mati-matian melindungi gadis itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Komalasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bertatap Muka

Gerakan indah dan gemulai, dipertontonkan Oriola dengan begitu sempurna. Diiringi alunan musik, gadis cantik itu memperlihatkan kebolehannya dalam menari. Akan tetapi, walaupun dia menyajikan pertunjukkan untuk semua orang, nyatanya tatapan putri Ricardo D’Franco tersebut hanya tertuju pada Damien.

Sayang sekali, Damien tidak terlalu menganggap apa yang Oriola lakukan benar-benar menarik. Dia memang menyaksikan setiap detail gerakan gadis cantik tersebut, tapi dengan tatapan datar.

Sementara itu, Crystal terpaku beberapa saat sambil memperhatikan suasana di aula. Dia mengedarkan pandangan pada setiap orang berpenampilan rapi untuk mencari sosok Damien. Sesaat kemudian, gadis cantik bermata biru tersebut menyunggingkan senyum kecil, ketika berhasil menemukan orang yang dicarinya.

Crystal yang malam itu tampil sangat cantik dalam balutan gaun indah warna silver, berniat menghampiri Damien. Dia sudah akan melangkah ke dekat pria tampan tersebut. Namun, Crystal langsung tertegun dengan tatapan tegang, kemudian berbalik hendak meninggalkan aula.

Bersamaan dengan langkah Crystal, Damien menoleh. Sepintas, dia melihat gadis bergaun silver itu pergi. Damien terdiam sejenak, sebelum menyusulnya.

Dengan langkah tegap penuh wibawa, Damien mengikuti Crystal yang berjalan agak tergesa-gesa. Jarak antara keduanya hanya sekitar beberapa meter. Namun, sepertinya Damien bisa menyusul Crystal dengan mudah.

Ternyata, Crystal tidak kembali ke kamarnya. Dia menuju bagian samping mansion, lalu berdiri di sana. Entah apa yang membuat gadis itu terlihat gelisah.

“Kenapa kau di sini?” Suara berat Damien membuat Crystal terkejut dan langsung menoleh.

“K-kau? Kenapa ada di sini?” Crystal balik bertanya.

“Aku melihatmu pergi dari aula pesta,” jawab Damien datar, dengan tatapan tak teralihkan dari sosok bertubuh semampai, yang terlihat sangat cantik dalam balutan gaun malam berdesain sederhana, tapi tampak luar biasa ketika dikenakan Crystal.

Crystal langsung membalikkan badan, membelakangi Damien yang berjalan mendekat. “Aku tidak terbiasa dengan pesta seperti itu,” ujar Crystal beralasan.

Namun, Damien tak serta-merta percaya dengan ucapan Crystal. Dia menatap lekat gadis itu penuh selidik.

Crystal yang dapat merasakan kecurigaan Damien terhadap dirinya, menggeleng pelan. “Kau mengundang pria itu,” ucapnya pelan.

“Siapa?” Damien memicingkan mata.

“Saviero Mazza.”

Damien langsung menghadapkan tubuh sepenuhnya pada Crystal. “Saviero Mazza sudah ada di aula?”

Crystal mengangguk ragu. “Aku melihatnya tadi.”

“Kenapa kau langsung pergi? Apa kau takut padanya?”

Crystal yang awalnya menatap lurus ke depan, menoleh pada Damien dengan raut cemas. Namun, dia tak mengatakan apa pun.

“Saviero tak akan berani menyentuhmu di sini,” ucap Damien pelan, tapi cukup tegas.

Crystal menggeleng pelan. “Saviero pria yang cerdik. Dia tak akan bertindak gegabah. Kau harus berhati-hati dalam menghadapinya.”

“Kalau begitu, aku harus menyambut dan menemui tamu istimewa itu.” Damien berbalik. Dia bermaksud meninggalkan Crystal seorang diri. Namun, baru sekitar dua langkah, pria itu tertegun.

“Siapa wanita cantik yang menari tadi?” tanya Crystal, menatap aneh Damien.

Damien menyentuh kancing jas, lalu mengembuskan napas pelan. “Namanya Oriola D’Franco. Kenapa?” Pria itu balik bertanya, tap tanpa menoleh.

“Tidak apa-apa. Aku hanya bertanya.” Crystal kembali mengarahkan perhatian ke depan. “Tariannya sangat indah. Itu pasti membuatmu terkesan,” gumam gadis cantik tersebut.

Damien hanya menggumam pelan, tanpa memberikan tanggapan. Entah sadar atau tidak, sikapnya sudah membuat Crystal menelan ludah dalam-dalam.

Tanpa mengucapkan apa pun, Damien melangkah pergi. Dia kembali ke aula tempat pesta berlangsung. Rasa penasaran akan sosok Saviero Mazza begitu memenuhi pikirannya.

Ketika tiba di aula, Damien langsung mengedarkan pandangan. Tatapannya menyapu wajah-wajah yang sebagian besar tidak dikenal karena merupakan kolega Emanuele.

Damien terpaku, berusaha memakai instingnya untuk sekadar menebak. Namun, tak ada gambaran sama sekali, hingga Santiago datang menghampiri.

“Saviero Mazza ada di sini. Aku tidak tahu yang mana orangnya,” ucap Damien, dengan tatapan terus menyapu para tamu undangan.

“Anda benar, Tuan. Saviero datang beberapa saat yang lalu.”

“Di mana dia?” tanya Damien, mengarahkan perhatian sepenuhnya pada Santiago.

Santiago tersenyum simpul, seraya makin mendekat ke sebelah Damien. “Saviero sedang berbicara dengan Tuan Emanuele,” bisiknya.

Sontak, Damien mengarahkan perhatian pada sang ayah. Dari jarak beberapa meter, dia melihat pria paruh baya itu sedang berbincang hangat dengan seorang pria yang berdiri dalam posisi membelakangi.

Dilihat dari belakang, perawakan Saviero tak jauh berbeda dengan Damien. Dia mengenakan setelan tuksedo, dengan rambut tersisir rapi ke belakang. Bahasa tubuhnya tampak sangat berwibawa, menunjukkan bahwa dirinya bukan orang sembarangan.

Damien melangkah gagah menghampiri sang ayah. Tatapannya tertuju lekat pada pria yang berdiri membelakangi. Damien sudah tak sabar ingin melihat wajah asli Saviero, pria yang disinyalir tengah mengincarnya.

“Ayah,” sapa Damien datar.

“Oh, Nak. Kemarilah,” sambut Emanuele hangat. Dia langsung merengkuh pundak sang putra, yang berdiri di sebelahnya.

Saat itulah, Damien dapat melihat jelas wajah pria yang membuatnya sangat penasaran.

“Perkenalkan. Ini adalah Saviero, putra pertama Guillermo Mazza. Dia merupakan pemilik dari perusahaan tambang terbesar di Rusia, Mazza Universo.”

Damien menatap lekat Saviero, yang juga melakukan hal sama terhadapnya. Sesaat kemudian, putra tunggal Emanuele tersebut tersenyum kecil, seraya mengulurkan tangan mengajak bersalaman. “Saviero Mazza. Aku sudah mendengar namamu dalam beberapa hari ini,” ucap Damien datar.

“Begitukah?” Saviero tersenyum kalem. “Kuharap bukan sesuatu yang negatif,” ujarnya, dengan sorot tak dapat diartikan.

1
Aurizra Rabani
kyanya ada yang sengaja nabrak deh
Aurizra Rabani
pinjamin cd mu atuh ceu, kasian tar masuk angin 🤣🤣🤣
Anellakomalasari: 𝚃𝚎𝚛𝚕𝚊𝚕𝚞 𝚔𝚎𝚛𝚊𝚖𝚊𝚝, 𝙼𝚊𝚔
total 1 replies
Aurizra Rabani
lanjut
Aurizra Rabani
Eleanor patuh nya kebangetan
Aurizra Rabani
crystal ngompol haist pesing dong 🤭
Anellakomalasari: 𝙳𝚒𝚝𝚊𝚑𝚊𝚗 𝚋𝚊𝚑𝚊𝚢𝚊, 𝙼𝚊𝚔. 𝙱𝚎𝚋𝚊𝚜𝚒𝚗 𝚊𝚓𝚊
total 1 replies
Aurizra Rabani
wow bab awal sudah berdarah darah,...
Titik pujiningdyah
jangan2 isinya bumbu dapur
Aurizra Rabani: itu alat cukur bu
Anellakomalasari: 𝚂𝚎𝚙𝚎𝚛𝚊𝚗𝚐𝚔𝚊𝚝 𝚊𝚕𝚊𝚝 𝙺𝙱, 𝙼𝚊𝚔
total 2 replies
Titik pujiningdyah
aiiih!!!
Shanty Yang
masuk dalam antrian daftar baca dulu ya thor 🥰❤️😘
Anellakomalasari: 𝚂𝚒𝚊𝚙, 𝙺𝚊𝚔
total 1 replies
Titik pujiningdyah
asal gk dijadikan santapan buaya masih aman
Dunia hiburan
Luar biasa
Anellakomalasari: 𝚃𝚎𝚛𝚒𝚖𝚊 𝚔𝚊𝚜𝚒𝚑, 𝙺𝚊𝚔
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!