NovelToon NovelToon
Ketabahan Adikku

Ketabahan Adikku

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen Angst
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Amie.H

Menjadi anak terakhir kata orang adalah hal sangat menguntung kan, sebab akan dimanja dan mendapatkan full kasih sayang dari orangtua dan kakak-kakaknya.
tapi tidak bagi adikku, meski lahir dari sebagai anak terakhir dari empat bersaudara dia justru banyak menyimpan keinginan bahkan tak jarang mendapatkannya dengan berkerja keras tanpa sepengetahuan orangtua kami.


bagaimana ceritanya, mari ikuti dan pantau terus ceritanya☺️😇

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amie.H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33.

Satu jam kemudian rizky dan juga nayla pun sampai rumah membawa pesanan martabak yang aku suruh.

"kok lama banget, antri ya?" tanya ku pada keduanya.

"iyaa antri banget, pake nanya lagi. Besok-besok jangan beli disana ah mbak, panjang antriannya. Untung tadi kita datang masih tiga yang nunggunya nay, habis itu banyak lagi di belakang belakang" kata rizky membuat ku terkekeh, karna membeli martabak di tempat langgananku itu memang sebegitu antrinya. Bahkan kadang bisa sampai dua atau tiga jam menunggu.

"syukurlah kalau kalian cuma nunggu tiga orang, lah mbak aja pernah loh nungguin sampai sepuluh orang" kataku yang langsung membuka martabak kesukaanku itu.

" ya lagian seneng banget beli disana sih, padahal tukang martabak lainnya juga banyak" kata ku menyuap gigitan pertama martabak manis keju itu.

"nih ma ayok makan, itu yang satu martabak telur tiga" kataku pada mama.

Mama pun membuka bungkusan martabak yang satu lagi, tercium aroma wangi semerbak martabak telur itu.

"wangi banget martabak telurnya, gak ada bau amis sama sekali" kata rizky yang mencium bau martabak telur itu.

"ambil nasi udah ambil nasi hahaha" kata nayla membuat kami semua terkekeh.

"wkwkwk gas laahh, ambil nasi dulu gua" kata rizky yang langsung menuju rumahnya untuk mengambil nasi sesuai dengan yang iya katakan.

Tak lama rizky pun kembali dengan sepiring nasi ditangannya lengkap dengan sambal terasi kemasan yang selalu menemani makannya itu.

"widiihh banyak amat itu isi" kata nayla.

"yaa biarin lah mumpun lauk gratis, dri pada mie lagi mie lagi. Bosen" jawabnya.

Kami pun terkekeh mendengar jawaban dari rizky.

"waaahh lagi pada makan apaan nih, kayanya enak nih" kata husni yang baru pulang ke rumah setelah bermain.

"baru pulang kamu ni, sana cuci dulu tangan" kata mama pada husni yang langsung di turuti oleh husni.

"mas ari kemana hus?" tanya bapak yang sedari tadi diam menonton tv.

"gak tau pak, tadi kayanya sama temennya itu si heri" jawabnya sambil duduk ditengah-tengah kami.

"kemana?" tanya bapak lagi.

"yaa gak tau lah pak, mana husni pernah ikut sama mas ari main sama temennya" jawab husni yang sudah mulai memakan martabak telur dimulutnya.

"kalo makan ditelen dulu jangan sambil ngomong, keselek baru tau rasa" kataku yang langsunh disambut acungan jempol oleh husni.

"oiyaa mas billy udah pulang ya mbak?" tanya husni yang langsung aku jawab dengan anggukan kepala.

"iyaa udah, kenapa emang?" tanya ku.

"gapapa, tadi aku dikasih uang dua ratusan sama mas ari dari mas billy. Dia baik ya mbak" katanya.

"alhamdulillah lah" jawabku.

"tantenya aja baik kok ni, tadi sore aja bila sama nanaz dikasih seratusan berdua. Lumayan kan buat jajan" kata rizky.

"iyaa mereka emang baik, tapi kita gak boleh manfaatin kebaikan mereka" kataku pada husni.

"iyaa bener mbak, tuh hus gak boleh manfaatin kebaikan orang. Harusnya makasih karna dia masih berbuat baik sama kita" kata rizky yang langsung mendapat geplakan di punggungnya dari nayla.

"kenapa sih nay, sakit tau. Panas banget geplakannya" kaya rizky.

"habisnya sok banget bijak jadi orang, udah di bilangin mbak ana pake ditambahin. Gak cocok tau gak" kata nayla dengan sewot pada rizky.

"lah, gak cocok kenapa? Harusnya tuh seneng kalau gua bisa berkata bijak, bukannya malah di geplak" kata rizky yang masih mengusap bahunya yang terasa sakit.

"bodo amat" jawab nayla dengan santainya memakan martabak manis coklat kesukaannya.

"udah udah cepet abisin, udah malem" kata mama menengahi.

Hari pun terus berlalu, tak terasa waktu pernihakan tinggal seminggu lagi. Saat ini aku, mama, tante bella dan yang lainnya tengah feeting baju terakhir dibutik bu syifa.

sebulan yang lalu, kami sudah melakukan testfood pada masakan mbak amira. Kami deal dengan rasa dan juga harganya.

"alhamdulillah seminggu lagi acaranya, semoga lancar dan tanpa hambatan rintangan apapun" kata tante bella dengan wajah berbinar.

"aamiin" aku, mama dan nayla mengaminkan bersamaan.

"berarti ana harus dipingit dong ya?" tanya tante bella.

"iyaa harusnya tan, tapi ana baru bisa ambil libur tiga hari sebelum hari H loh tan" kataku pada tante bella.

"oohh gituu ya gapapa sih, asal berangkat dan pulang kerja juga gak sendiri terus pulangnya juga langsung pulang gak kelayapan kemana-mana" kata tante bella dengan senyuman.

"iyaa tante pasti, lagian alhamdulillah semuanya juga udah kelar kok tan. Undangan udah di sebar, terus dress briesmaid juga udah disebar jadi udah aman" kataku.

"alhamdulillah syukur kalau begitu, jadi semuanya udah selesai. Nanti tinggal gaun akad kamu ya di anterin kerumah, kayanya dua hari sebelum hari H deh" kata tante bella.

"iyaa tante, tapi nanti kita taruh nya dimana ya ma. Kan kita gak punya manekin atau gantungan yang tinggu gitu" kataku pada mama.

"gampang itu mah, nanti di gantungin di paku aja. Kan nanti pasti ada plastik bungkus nya gak mungkin gaunnya dilipet-lipet gitu" kata mama.

"iyaa bener apa kata mama kamu an, gapapa taruh aja di pakein paku agak tinggi jadi gak dimainin sama bocil-bocil iseng itu" kata tante bella.

"okelah kalau begitu, huh akhirnya semuanya beres. Tinggal deg-degan pas acara nanti" kataku membuat tante bella dan mama tertawa bersamaan.

"memang begitu an kalau mau nikah, pasti begitu. Kita juga dulu begitu, bener gak bu siti?" kata tante bella pada mama yang langsung menganggukan kepala.

"iyaa bener, kita juga dulu nerveus lah ya bahasa sekarangnya." kata mama.

"nah tuh kan bener, apalagi pas malam pertama. Aahh rasanya bener-bener deh" kata tante bella membuat ku menuduk malu.

"nah mama sampai lupa an, gimana sama kontrakan depan itu. Mau di dp in apa ngga, dripada nanti tenda dandannya didepan halaman kita sempit mendingan dp in kontrakan itu biar nanti habis nikah gak sempit tidur dirumah" kata mama.

"iyaa bener an kata mama kamu, kalau udah nikah biasanya kan butuh privasi ya. Mendingan kamu bayar aja kontrakan itu" kata tante bella.

"tante gapapa kalau aku sama mas billy ambil kontrakan di sini?" tanyaku yang merasa tidak enak dengan tante bella.

"yaa gapapa lah an, mudah-mudahan gak lama kalian ngontrak nanti kalian bisa punya rumah sendiri. Tante selalu mendoa kan yang terbaik buat kalian berdua" kata tante bella.

"aamiin, makasih ya tan. Kalau begitu nanti pulang nya kita ke yang punya kontrakan ya ma" kataku yang tersenyum pada mama dan juga tante bella.

"okeelah kalau begitu, kalau soal kasur kipas dan yang lainnya gampang lah nanti pakai yang dirumah aja. Kan itu juga yang beli kamu waktu itu" kata mama.

"yaa gak gitu lah ma, gapapa itu mah buat dirumah. Nanti palingan aku pinjem aja, biar aku sama mas billy nanti beli sendiri" kataku pada mama.

"iyaa bener apa kata ana bu siti, lagian bukannya tradisi di sini biasanya memang pihak lelaki membawakan perabotan rumah tangga sebagai seserahan. Gapapa lah nanti itu aja yang dipakai, saya juga udah nyiapin semua nya kok. Dari kasur, mesin cuci, kulkas, rice cooker, setrikaan, terus kipas, dipan kasur, tv, lemari, meja rias, segitu sih kayanya nanti kalau kurang biar mereka beli sendiri" kata tante bella membuat aku dan mama saling berpandangan.

"iihh tante banyak banget sih, lengkap lagi. Itu mah udah lebih dari cukup tan, nanti belum yang lain lagi. Apa gak ngerepotin tan?" tanya ku yang masih tak percaya dengan bawaan yang dikatakan oleh tante bella.

"ngga lah an, nanti akan tante anterin pas gaun dan pakaian akad kamu sama billy mau dikirim biar sekalian tante ambil pakaian billy. Jadi kan bisa kamu langsung tata di kontrakan sesuai keingianan kamu" kata tante bella seketika membuatku terharu hingga meneteskan air mata.

"laahh kenapa malahan nangis, jangan nangis lah calon penganten itu harus seneng gak boleh sedih nanti matanya bengkak jadi jelek" kata tante bella. Aku pun langsung berhambur memeluknya dengan sayang.

"makasih ya tante udah berikan yang terbaik buat ana, ana gak tau harus berkata apa lagi buat ngebales kebaikan tante" kataku dengan air mata yang sudah tumpah di pipi.

Besambung....

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!