NovelToon NovelToon
Berkorban Demi Cinta

Berkorban Demi Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Percintaan Konglomerat / Romansa
Popularitas:30k
Nilai: 5
Nama Author: linda huang

Morgan Zavierson, dipenjara demi kekasih tercintanya, Kelly Thompson. Akibat kesalahpahaman membuat Morgan membenci sang gadis tersebut.

Apa sebabnya Kelly yang dikenal gadis polos dan ceria, dianggap mengkhianati Morgan? sehingga pada akhirnya Morgan memilih menikahi Zoanna, yang adalah sekretarisnya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linda huang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jawaban Yang di Inginkan Kelly

Kelly menuju ke lantai atas dan membuka pintu rumahnya, Morgan tiba-tiba mengikuti langkah Kelly masuk ke rumah sehingga membuat gadis itu terkejut. Ia berbalik, menemukan Morgan berdiri di ambang pintu, wajahnya serius.

"Kenapa kamu bisa ada di sini?" tanya Kelly, nadanya cemas.

Morgan menatap Kelly dengan pandangan tajam. "Siapa dia?" tanyanya dengan nada penuh kecurigaan.

Kelly menghela napas dan melemparkan tasnya ke sofa. "Atasanku," jawabnya, mencoba terdengar santai.

Morgan menutup pintu dengan suara gemuruh, kemudian berjalan mendekati Kelly. "Kenapa dia bisa mengantarmu pulang?" tanyanya lagi, nada suaranya lebih mendesak.

"Katanya searah," Kelly menjawab sambil duduk di sofa.

Morgan tidak puas dengan jawaban itu. "Lalu, kenapa handphonemu tidak bisa dihubungi seharian ini?" Ia berdiri di samping Kelly, menatapnya dengan intens.

Kelly menatap Morgan balik, merasa sedikit terganggu. "Kehabisan baterai, lagi pula aku sibuk di dapur. Kenapa kamu menghubungiku?" tanyanya dengan sedikit nada defensif.

Morgan menghela napas berat. "Apakah kamu sudah lupa dengan pesanku? Jangan sampai handphonemu tidak bisa dihubungi. Aku mengkhawatirkanmu karena tidak ada kabarmu!" ujarnya, suaranya meninggi.

Kelly memalingkan wajah, merasakan campuran rasa bersalah dan kesal. "Kamu sudah tahu aku bekerja di dapur, kenapa masih khawatir denganku? Seharusnya kamu sibuk saja dengan bisnismu. Lagi pula aku sedang bekerja. Mana mungkin ada apa-apa," jawabnya dengan nada cuek dan murung.

Morgan mengulurkan tangan, menggenggam tangan Kelly dengan lembut. "Maaf, aku bukan bermaksud ingin menyalahkanmu. Aku hanya ingin memastikan kamu dalam keadaan baik-baik saja," ucapnya, suaranya lebih lembut.

Kelly menghela napas lagi. "Bagaimana dengan persiapanmu? Kamu akan berangkat tidak lama lagi, kan?" tanya Kelly, mencoba mengalihkan pembicaraan.

Morgan mengangguk. "Hampir selesai! Kelly, berjanjilah padaku! Jangan membuatku cemas seperti hari ini lagi. Apakah kamu bisa berjanji padaku?" tanyanya, nadanya penuh harap.

Kelly menatap Morgan dengan tajam. "Kalau kamu tidak ingin mencemaskan aku, maka tidak usah pergi!" jawabnya sengaja.

Morgan tersenyum tipis, meski hatinya terasa berat. "Jangan bercanda! Aku sudah tanda tangan dan semuanya sudah dirunding dengan baik," jawabnya dengan tegas.

Kelly memalingkan wajah lagi, merasa semakin kesal. "Kalau begitu kamu tidak perlu mencemaskan aku terus. Bukankah selama tiga tahun tanpamu aku juga baik-baik saja? Tempat kerjaku sangat nyaman. Rekan kerja dan atasanku sangat baik. Jadi kamu tenang saja!" jawab Kelly kemudian beralih pandangan.

Morgan menghela napas, mencoba menahan emosinya. "Ingat setiap aku menghubungimu, kamu harus menjawab panggilanku. Pastikan handphonemu dalam kondisi aktif!" ucapnya tegas.

Kelly mengangguk pelan. "Tenang saja! Aku bukan anak-anak! Aku bisa jaga diriku sendiri," jawabnya, meski dalam hatinya ia merasa sedikit tersentuh oleh kekhawatiran Morgan.

Morgan mengelus kepala Kelly dengan lembut. "Jangan lupa hubungi Robby kalau butuh sesuatu!" pesannya.

"Iya, aku tahu," jawab Kelly dengan anggukan.

Morgan menatap Kelly dengan cemas. "Bagaimana dengan tidurmu belakangan ini?" tanyanya, nadanya khawatir.

Kelly tersenyum kecil, mencoba menyakinkan Morgan, "Cukup tidur! Aku bekerja seharian dan lelah, jadi ketiduran. Aku tidak butuh obat lagi," jawabnya sambil menyembunyikan kebenaran yang sebenarnya.

"Benarkah?" tanya Morgan dengan tatapan tajam, mencoba memastikan kebenaran ucapan Kelly.

"Iya, aku tidak bermimpi buruk lagi. Aku tidur sampai pagi dan begitu semangat. Aku sudah keluar dari mimpi buruk. Jadi, jangan cemaskan aku! Aku tidak ingin menjadi beban pikiranmu. Kamu bekerja saja dengan hati yang tenang. Ada Nona Juny di sisimu. Aku yakin hasil kerja sama kalian pasti bagus," ujar Kelly, berusaha meyakinkan Morgan.

Morgan mengangguk pelan, meski hatinya masih penuh keraguan. "Baiklah, kalau begitu. Mengenai Billy, aku sudah serahkan kepada polisi. Semua anak buahnya sudah ditahan. Dia tidak bisa berkeliaran lagi," katanya tegas.

Kelly menatap Morgan dengan mata penuh pertanyaan. "Apakah kamu tidak merasa keberatan? Bagaimanapun dia adalah adik yang kamu bimbing selama ini?"

Morgan menghela napas panjang. "Apa yang dia lakukan sudah keterlaluan. Aku tidak bisa memaafkan dia. Tidak usah memikirkan masalah ini lagi," jawabnya sambil menyentuh wajah Kelly dengan lembut, mencoba menenangkan hatinya yang gundah.

Kelly mengangguk, merasa lega mendengar keputusan Morgan. "Iya, aku tahu," jawabnya singkat.

Morgan kemudian memperhatikan leher Kelly yang kosong tanpa perhiasan. "Kenapa kamu tidak memakai kalung yang aku berikan? Apakah kamu tidak suka?" tanya Morgan, suaranya terdengar penuh rasa ingin tahu.

Kelly tertegun, mencoba mengingat-ingat. "Sejak kapan kamu membeli kalung untukku?" tanyanya dengan polos, sama sekali lupa dengan kado pemberian Morgan sebelumnya.

"Kado ulang tahun yang aku berikan padamu. Apakah kamu tidak membukanya?" tanya Morgan, tatapannya kini penuh kecurigaan.

"Oh, itu...iya, aku baru ingat. Aku simpan di kamar. Lagi pula aku di bagian dapur. Mana mungkin aku mengenakan kalung itu saat bekerja. Sangat sayang sekali," jawab Kelly dengan alasan yang dibuat-buat. Padahal, ia masih belum membuka kado tersebut.

Morgan mengernyitkan dahi, masih merasa ada yang aneh. "Ternyata begitu!" ujarnya, nada suaranya menunjukkan kecurigaan.

"Baiklah, kalau begitu, aku pulang dulu. Jangan tidur larut malam!" pamit Morgan sambil bangkit dari sofa, matanya masih mengawasi Kelly dengan seksama.

Kelly tersenyum tipis, mencoba menghapus keraguan Morgan. "Iya," jawabnya singkat, mengikuti Morgan yang melangkah ke arah pintu.

Kelly mengikuti Morgan dari belakang, langkahnya lambat dan penuh keraguan. Ia merasa sedih saat melihat punggung pria itu yang semakin menjauh. Morgan akan segera pergi berbisnis di luar negeri selama setahun. Kelly tidak tahu apakah pria itu akan tetap menjaga hatinya untuk dirinya atau tidak.

Kekhawatiran itu semakin mendesaknya.Tanpa berpikir panjang, Kelly langsung memeluk Morgan dari belakang. Morgan terkejut, menghentikan langkahnya seketika.

"Kita akan berpisah selama setahun, kita juga tidak tahu apa yang akan terjadi dalam setahun itu. Mungkin saja kamu akan berubah atau tidak," ucap Kelly, suaranya bergetar.

Morgan melepaskan pelukan gadis itu, dan berbalik berhadapan dengan Kelly. "Kamu takut kehilanganku?" tanyanya dengan senyum, menarik gadis itu kembali ke pelukannya.

Kelly menatap Morgan dengan mata berkaca-kaca. "Morgan, aku tidak tahu isi hatimu. Kalau suatu saat kamu memilih yang lain, tolong beritahu aku! Jangan membiarkan aku menunggumu!" pintanya dengan nada penuh harap.

Morgan menggeleng, mengusap rambut Kelly dengan lembut. "Gadis bodoh, sejak kapan kamu berpikir seperti itu? Kita akan baik-baik saja. Setahun tidak lama. Kamu juga bisa mencariku di Prancis," jawab Morgan dengan senyum yang menenangkan.

Kelly melepaskan pelukannya dan menatap Morgan dengan mata penuh pertanyaan. "Antara Juny dan aku, siapa pilihanmu?" tanyanya, suaranya bergetar.

Morgan tersenyum, menatap Kelly dengan lembut sebelum menjawab. "Pertanyaan bodoh," jawabnya pelan, lalu mendekat dan mencium bibir Kelly dengan lembut.

Kelly menutup matanya, merasakan ciuman Morgan yang dalam. Namun, hatinya masih diliputi keraguan.

"Kamu bahkan tidak bisa memberi jawaban pasti," batin Kelly. "Foto yang kamu simpan dan saat kamu merayakan ulang tahunnya, sudah terbukti bahwa pilihanmu adalah dia."

Air mata mulai mengalir di pipi Kelly, namun ia tetap memejamkan matanya sambil memeluk Morgan erat-erat. Bagi dirinya, ciuman itu mungkin adalah yang terakhir kali. Morgan memeluk pinggang Kelly lebih erat, mengelus kepala gadis itu dengan lembut, mencoba menenangkan hatinya yang gelisah.Dalam pelukan itu, Kelly merasakan perasaan campur aduk—antara cinta, keraguan, dan ketakutan akan kehilangan. Ia berharap waktu bisa berhenti sejenak, agar mereka bisa bersama sedikit lebih lama sebelum perpisahan yang tak terelakkan.

Beberapa saat kemudian mereka melepaskan ciumannya. Morgan menyeka air mata yang mengalir di pipi Kelly dengan lembut.

"Kelly yang ku kenal, adalah seorang gadis yang tangguh. Aku yakin kita bisa bahagia," ucap Morgan dengan suara penuh keyakinan, matanya menatap Kelly dengan lembut.

Kelly menatapnya dengan tatapan penuh harap dan kecemasan. "Kamu belum menjawabku, Aku ingin tahu jawabanmu!" katanya, suaranya bergetar.

Morgan tersenyum, mencoba menenangkan Kelly. "Juny dan aku hanya rekan kerja, tidak ada hubungan apapun!" jawabnya dengan pasti, senyum kecil menghiasi wajahnya.

Kelly menarik napas dalam-dalam, masih belum sepenuhnya tenang. "Kalau aku meminta untuk mengikutmu pergi, apakah kamu akan izinkan aku ikut denganmu?" tanyanya dengan nada sengaja, mencoba mengukur reaksi Morgan.

Morgan menggeleng pelan, masih dengan senyum yang sama. "Kelly, jangan bercanda! Aku tahu kamu tidak akan meminta sesuatu yang aneh," jawabnya dengan lembut. "Istirahatlah lebih awal. Aku akan menjemputmu besok pagi. Jangan menolakku!" lanjutnya, mengelus kepala Kelly dengan penuh kasih sayang.

Sesaat kemudian, Morgan meninggalkan rumah Kelly, berjalan keluar dengan langkah mantap menuju mobilnya. Kelly mengikutinya dengan tatapan, merasa berat dan kecewa.

Kelly kembali duduk di sofa dan menghela napas panjang. "Bercanda? Aku hanya mengujimu. Tapi kamu tidak berani menjawabku," gumamnya pelan, matanya masih berair.

Ia mengusap wajahnya, mencoba menenangkan pikirannya yang kalut. "Aku ragu dengan tawaran Tuan Horiz karenamu. Apakah aku harus menerima saja, agar aku tidak merindukanmu terus?" bisiknya pada dirinya sendiri.

Tiba-tiba, rasa mual menyerangnya dengan kuat. Kelly bergegas ke kamar mandi, menahan mual yang tiba-tiba datang. Ia mencoba muntah di wastafel, namun tidak ada yang keluar dari mulutnya.

"Ada apa denganku, kenapa tiba-tiba mual, apakah aku salah makan?" gumam Kelly, wajahnya pucat. Ia menyalakan air keran dan mencuci muka, mencoba menenangkan diri.

1
Fazira Aisyah
Happy wedding ya Margon & Kelly 😘😘
Citra Merdeka
semoga cebong nya ada yang tertinggal dan berhasil terbentuk jadi bayi 😁
Citra Merdeka
pemanasan nya semalam besok baru goal 😁
yuning
waktu nya belah membelah 😁
Kinara Widya
ahirnya hari yg dinantikan tiba...
FITRI LUTHFIA RACHMI
wah makin seru kayaknya. lanjut lagi donk ceriranya.
Citra Merdeka
😅😅😅😅😅😅ya ampun kelly..... ngidam drakula kamu
Kinara Widya
🤣🤣🤣🤣🤣bagus kelly gigit terus s nenek lampir biar mukanya tambah jelek....🤣🤣🤣🤣
Lasman Silalahi
kok jadi suka gigit sich.
masa,anak gadis suka menggigit org
yuning
hajar ulat bulu ,aku bantu santet online 😁
Lasman Silalahi
lanjut
FITRI LUTHFIA RACHMI
lanjut lagi donk ceritanya. soalnya makin bagus aja allur ceritanya. aq tunggu malam ini.
yuning
juny itu racun
yuning
akupun penasaran Kelly
Lasman Silalahi
lanjut
Citra Merdeka
😁😁😁😁markus ngelawak loh
Citra Merdeka: 😅😅😅😅lanjut Thor terima kasih
Pikachu: Calon penghuni peti si Markus😂😂
total 2 replies
FITRI LUTHFIA RACHMI
Kejujuran morgan di pertanyakan oleh kelly. lalu apalagi rahasia morgan yg di katakan junny ke kelly. lama kelamaan morgan bisa sering memijat keningnya krn omongan si junny ke kelly. Morgan....morgan....km bisa minum obat sakit kepala tiap hari krn pengaruh omongan junny membuat kelly percaya sm km. lanjut lagi donk hari ini. makin bagus aja. aq tunggi.
Kinara Widya
kenapa Markus gak bisa jaga mulutnya selalu saja ceplas-ceplos ....juny bohong Kelly...jgn percaya
Author 88
Luar biasa
FITRI LUTHFIA RACHMI
Makanya kamu, markus. jadi orang jangan buat morgan lebih dari keganasan morgan. bisa saja punyamu yang akan di gigit hewan peliharaan morgan. lanjut lagi donk hari ini, soalnya semakin bagus saja alur ceritanya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!