NovelToon NovelToon
Diam-diam Cinta

Diam-diam Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Percintaan Konglomerat / Penyesalan Suami
Popularitas:10.6k
Nilai: 5
Nama Author: SariAdja

#Saquel : Gairah Sang Konglomerat

Baca dulu Gairah Sang Konglomerat !!

Tentang Dirga yang hatinya untuk Rosalin tetapi tubuhnya menginginkan Tiara.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SariAdja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4

“Jadi katakan apa yang sebenarnya terjadi dengan Tiara!” desak Ferdinand. Ia baru saja tiba di rumah Vida setelah tiga hari sahabatnya itu tidak pernah membalas pesan ataupun menerima telefon darinya.

“Aku tidak tahu, aku tidak memiliki wewenang untuk memberitahu padamu!” sahut Vida. Sang papa, memberitahunya agar tidak terlalu ikut campur mengenai Tiara dan Dirga. Vida tidak boleh terlalu kepo mengenai pernikahan bosnya itu.

“Vida, kita sudah bersahabat sejak kecil, aku mohon! Tolong beritahu semua tentang Tiara! Kenapa Tiara sudah dihuni? Dimana keberadaan Tiara sekarang? Siapa pria yang saat itu menjemput Tiara! Kau harus benar-benar memberitahuku!” Terlihat sangat jelas Ferdinand sangat marah. Marah dengan Vida sekaligus Tiara. Sahabatnya itu bertindak seolah merahasiakan sesuatu yang teramat besar.

“Aku, aku tidak berhak menceritakannya. Biar Tiara sendiri yang menceritakan padamu, Ferdinand!” lirih Vida menunduk memberikan isyarat pada Ferdinand untuk tidak bertanya lagi.

“Kalau begitu beritahu aku dimana Tiara sekarang! Aku harus bertemu dengannya sekarang!” Ferdinand melirik arloji di tangannya yang sudah menunjukkan pukul lima sore. Dadanya merasa sesak karena sampai saat ini, mengenai perubahan Tiara. Mengenai Tiara yang jarang masuk kuliah. Ia perlu mendapat jawaban mengenai perubahan sikap Tiara! Tidak ingin seperti ini terus!

“Aku tidak tahu!” Vida terus saja mengelak. Ia tahu seberapa besar rasa peduli Ferdinand terhadap Tiara. Sampai saat ini, Ferdinandlah orang yang paling peduli dengan sahabatnya itu. Ia tahu bagaimana Ferdinand merasa ditinggalkan karena sebenarnya Tiara dan Ferdinand baru saja ingin jujur dengan perasaan mereka.

Hening.

Ferdinand melirik ke arah lawan bicaranya. Mengatupkan bibirnya dan terlihat sangat marah. “Sampai kapan kamu akan terus bilang tidak tahu! Apa aku harus menunggu enam bulan lagi untuk mengetahui sikap mencurigakan kamu dan Tiara! Beritahu aku di mana Tiara sekarang! Aku akan bertanya langsung padanya!” gertak Ferdinand.

Ada jeda beberapa detik, sebelum akhirnya Vida memutuskan untuk memberitahu Ferdinand. “Tiara berada di Bali,” jawab Vida iya tahu keberangkatan Tiara dan tahu apa saja yang dilakukan sahabatnya itu di Bali bersama sang suami. Sejak pagi hingga sore ini, banyak foto yang di bagikan Tiara padanya. Bahkan sampai sekarang ada beberapa pesan dari Tiara yang belum sempat ia buka.

“Aku akan terbang ke Bali saat ini juga! Kalau kamu tidak memberitahu keberadaan Tiara padaku, itu artinya kamu bukan sahabatku lagi!” Ferdinand beranjak dari duduknya. Ia berbalik dan meninggalkan Vida begitu saja.

Kemudian, ia memesan taxi, untuk mengantarnya menuju Bandara.

* * *

“Kenapa Dirga sudah berangkat duluan sih!” gerutu Rosalin mendapati Nyonya Rani datang sendiri. Selama penerbangan ia terus mengomel sendiri.

Sementara Nyonya Rani dan Ibunya, Bu Siska tampak sangat akrab memperbincangkan banyak hal.

Pukul delapan malam tiba, lalu sebuah taxi mengantarkan mereka ke The Avaya Resort.

Ada rasa curiga yang mengganggu Rosalin membuatnya tidak tenang sebelum bertanya pada Nyonya Rani.

“Tante Rani,” panggilnya menyela percakapan antara sang mama dengan ibunda Dirga.

“Iya, ada apa?” sahut Nyonya Rani ramah.

“Kenapa Dirga berangkat lebih dulu?” tanya Rosalin.

“Dirga ada janji bertemu dengan teman kerjanya siang tadi,” sahut Nyonya Rani datar. Ia harus berpura-pura seperti apa yang diucapkan Dirga kemarin.

“Oh!” Rosalin pura-pura tidak keberatan akan hal itu.

Kemudian, taxi berhenti di area parkir hotel. Nyonya Rani, Rosalin, dan Bu Helen berjalan masuk ke dalam.

“Dirga sudah memesankan makan malam, sebaiknya kita temui di dulu!” ajak Nyonya Rani.

“Iya!” jawab Rosalin setuju.

Nyonya Rani terlihat menelefon Dirga dan berjalan memimpin. Ternyata putranya itu sudah memesan meja untuk makan malam bersama.

“Itu Dirga Tante!” tunjuk Rosalin melihat Dirga.

Ketiga wanita itu menghampiri Dirga dan duduk di tempat masing-masing. Mereka saling menyapa dan bertanya kabar.

Rosalin memilih duduk di dekat Dirga. Tepat di sebelahnya. “Kau jahat sekali, bukankah ke Bali adalah ideku! Kenapa kamu yang mencuri start!” protesnya.

Tak bisa dipungkiri Rosalin memang sangat cantik. Terbukti semua orang yang berada di sana, menyadari kedatangan Rosalin dan melihatnya lebih lama. Namun, Dirga hanya diam memilih tidak menjawab.

“Lihatlah mamaku dan mamamu sedang merundingkan pernikahan kita kamu harus siap untuk berita yang akan mengejutkan dalam waktu dekat ini!” ujar Rosalin. Kali ini, ia akan lebih terbuka mengutarakan keinginan dan ketertarikannya pada sang duda.

“Berita apa?” tanya Dirga sembari menunggu Tiara datang, ia sengaja duduk di sebelah Rosalin karena ingin membuat istrinya itu cemburu.

“Kita tunggu saja! Bukan kejutan kalau aku memberitahunya sekarang!” jawab Rosalin.

Dirga mencoba memegang tangan Rosalin sejenak. Wanita itu merespons dengan baik, dan masih sama saja. Dirga masih tak bereaksi apa pun meski pakaian yang dikenakan Rosalin sedikit terbuka. Tidak seperti saat ia melihat Tiara.

Rosalin, aku mencintaimu.

Tapi kenapa aku tidak bereaksi apapun!

Seharusnya-- ah sudahlah.

Hanya Tiara yang membuat ku bergairah!

Tap.

Tap.

Tap.

Terdengar suara langkah kaki mendekat, Tiara sudah berdiri di hadapan Dirga dan Rosalin.

“Kamu kenapa kamu ada di sini?” tanya Rosalin keheranan dengan kehadiran Tiara.

Tiara dan Dirga saling berpandangan. Pun begitu dengan Nyonya Rani yang segera melihat ke arah Dirga.

“Aku yang mengajak Tiara kemari, dia belum pernah ke Bali!” dalih Dirga.

“Jadi, Tiara ini anaknya rekan kerja suamiku, dia sedang liburan di Jakarta dan belum pernah ke Bali!” jelas Nyonya Rani. Sekali pun sandiwara ini terbongkar ia tidak masalah. Mungkin hanya akan merasa tidak enak pada pihak Rosalin yang dibohongi. Jauh di lubuk hati, ia ingin sekali mengumumkan pernikahan putranya itu dengan Tiara.

Rosalin yang tempo hari menganggap Tiara hanya seorang pelayan melongo. Dan bisa melihat sesuatu yang mencurigakan dari pandangan mata Tiara dan Dirga.

“Sini duduk sini!” Rosalin menepuk tempat duduk di sebelahnya mempersilakan Tiara untuk duduk.

Tiara menurut tanpa ada rasa curiga sama sekali terhadap Dirga. Namun, di detik selanjutnya apa yang di lihat oleh kedua netranya sangat mengganggu. Sang suami seolah menunjukkan perhatiannya terhadap wanita lain.

“Sini biar aku ambilkan!” ucap Dirga. Mengambil tiga tusuk sate lilit untuk Rosalin. “Aku suapi!” imbuhnya, lalu menyuapi Rosalin dengan mesra.

Nyonya Rani melihat sekilas, dan berniat akan menegur Dirga nanti. Sementara Bu Siska, ia tersenyum senang melihat kedekatan putrinya dengan Dirga.

Bagaimana dengan Tiara? Ia tersenyum lebar, menampakkan deretan gigi putihnya. Tidak terganggu dengan sikap Dirga pada Rosalin.

Tiara memilih sibuk dengan makanan di piringnya. Sate lilit yang menjadi makanan khas Bali dan favorit kebanyakan orang terasa hambar. “Nyonya Rani, saya kembali ke kamar!” pamit Tiara.

“Sekarang?” tanya mama mertuanya.

“Iya, Ma seharian aku jalan-jalan aku ingin tidur cepat!” sahut Tiara.

“Tiara, kita bertemu besok dan ke pantai bersama ya?” ajak Rosalin. Ia ingin minta maaf sekaligus mencari tahu banyak hal lagi mengenai Dirga pada gadis itu.

“Iya.” Mengangguk lemah dan berbalik begitu saja. Kemudian, ia kembali ke kamarnya yang berada di lantai tiga.

Sesampainya di kamar Tiara duduk bersandar pada kepala ranjang. Tak lupa ia mengunci pintu kamar.

Degh.

Ada rasa berat yang merambat di dalam hatinya. Seharusnya ia merasa bahagia karena Dirga tertarik pada Rosalin. Ia hanya perlu mengkonfirmasi bahwa suaminya itu sudah sembuh dan akan segera mengakhiri pernikahan.

‘Tidak! Kenapa aku jadi seperti ini!’ keluh Tiara memukul pelan bagian dadanya yang terasa berat. Perhatian Dirga terhadap Rosalin. Pandangan matanya, sungguh membuat Tiara terganggu. Ia tidak betah berlama-lama di sana. Menyaksikan Dirga yang terus menerus menunjukkan perhatiannya terhadap wanita lain.

“Aku tidak cemburu kan?” gumam Tiara. Ia segera meraih ponsel dan ingin segera menghubungi Vida, ingin mengutarakan kegalauan hatinya.

1
SariAdja
Ayok di baca
dika edsel
bagus thor..aku suka ceritanya, gk berbelit-belit sat set das des..!! tiara yg lemah lembut baik hati vs dirga yg kaya raya dan gengsinya selangit..,sukses ya thor semangat..!!!
dika edsel
yasalam..,semoga perkataan mu yg terakhir itu didengar oleh tiara..heran gk jelas nih abang2 kyk bunglon ye kelakuannya..., setelah ini apakah dirga akan menyanyi kalau sudah tiada baru terasa bahwa kehadirannya sungguh berharga..
Laila Isabella
ngaku aja deh tuan dirga kalau udh jatuh cinta..😍😍
dika edsel
hadeeeh abang dirga ini sok2an dingin ye pdhl dia ingin...?? namanya juga diam2 cinta ya gengsi dong mau ngungkapin bner gk bang?? yok lebih digedein lagi gengsinya bang..
Laila Isabella
sudah mampir di sini thor..🤭🤭
SariAdja: makasih kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!