NovelToon NovelToon
Penghangat Ranjang Mafia

Penghangat Ranjang Mafia

Status: tamat
Genre:Tamat / Mafia / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:20.6k
Nilai: 5
Nama Author: Lusica Jung 2

Jessica, seorang korban broken home yang terjebak dalam labirin kehidupan yang keras, dipaksa menjadi kuat oleh situasi, keluarganya yang retak. Dia memegang peranan sebagai tulang punggung keluarga untuk menyokong adik dan neneknya yang sakit-sakitan. Namun, dalam perjuangannya, Jessica terperangkap dalam dunia gelap yang tak pernah dikenalnya sebelumnya, dia harus terjerat dalam lingkaran pellacuran.

Di tengah kehidupannya yang rumit, dia bertemu dengan Zayne, seorang pria misterius di sebuah klub malam, yang membawanya masuk ke dalam pusaran kekacauan yang lebih dalam. Di tengah badai itu, Jessica dihadapkan pada pilihan sulit: bertahan atau menyerah.

"Jangan coba-coba untuk kabur dariku. Ingatlah, Jessica, kau hanya milikku!" (Zayne Zhang)

"Aku bukanlah mainanmu. Kau tak bisa mengendalikanku hanya karena sudah membayarku di atas ranjang!" (Jessica)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lusica Jung 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAIKLAH, AKU BERJANJI

Zayne tiba di rumahnya dan menemukan tempat itu sepi, tanpa kehadiran Jessica di mana pun. Lampu kamar mati, menandakan bahwa dia tidak berada di rumah. Melepaskan jasnya, Zayne merebahkan tubuhnya di sofa di ruang keluarga. Dengan gesit, dia menuangkan anggur ke dalam gelas tinggi dan menikmatinya dengan perlahan. Mata dinginnya menatap cairan merah dalam gelas dengan ekspresi yang sama-sama datar.

Tiba-tiba, suara kecil pintu terbuka mengalihkan perhatiannya. Zayne menoleh dan melihat Jessica memasuki ruangan. Dengan nada yang sama datar, Zayne bertanya, "Kau dari mana saja?" Namun, pertanyaan itu hanya membuat Jessica terdiam, tidak menjawab.

"Ge, kau sudah pulang," ucap Jessica, mengabaikan pertanyaan Zayne.

"Kau dari mana saja?" Zayne mengulangi pertanyaannya.

"Bertemu Sunny dan Tiffany. Aku merindukan mereka, jadi aku pergi ke klub tempatku dulu bekerja," jelas Jessica.

Keheningan menyelimuti mereka. Tidak ada obrolan, hanya keheningan yang menggantung di udara. Jessica merasa atmosfer ruangan begitu berbeda; ekspresi Zayne membuatnya merasa seperti terperangkap di bawah sorotan tajam. Ada sesuatu yang tidak beres, dan Jessica merasa ada kegelisahan yang mengganggu di dalam dirinya. Namun, dia tidak bisa memahami apa yang membuat Zayne tampak begitu marah.

Ketegangan di antara mereka begitu terasa, menciptakan suatu ketidaknyamanan yang tak terungkap. Sesuatu yang tidak biasa tengah terjadi, dan keduanya merasa terpisah oleh jurang yang tak terlihat.

Setelah beberapa saat diam, Zayne akhirnya berbicara, "Lain kali jangan pergi sendirian, terutama di malam hari. Itu sangat berbahaya di luar sana." Jessica hanya memandangnya, mencermati ekspresi serius di wajah Zayne yang tengah menatap gelas anggurnya dengan serius.

"Baiklah, aku janji ini terakhir kalinya. Maaf sudah membuatmu cemas dan khawatir," ucap Jessica penuh sesal. "Apa kau sudah makan malam?" Jessica mengakhiri suasana tegang dengan mengajukan pertanyaan kepada kakak angkatnya tersebut.

Zayne menggeleng. "Belum, sebaiknya pergi tidur, ini sudah larut malam," pinta Zayne.

"Nanti, setelah kita makan malam. Karena, aku juga belum makan malam," jawab Jessica, membuat pandangan mereka bertemu.

Zayne menghela nafas. Dia sudah menduganya, itulah kenapa dia memutuskan untuk tidak makan malam di luar, karena sudah pasti Jessica akan menunda makan malamnya agar mereka berdua bisa makan malam bersama.

"Bodoh, kenapa kau selalu seperti ini. Kita makan malam diluar saja," ujar Zayne sambil bangkit dari duduknya. Mereka berdua melenggang keluar, meninggalkan rumah mewahnya.

.

.

Dengan kecepatan sedang, Zayne mengendarai mobil mewahnya di jalan raya yang sepi. Jessica duduk di sampingnya, berceloteh panjang lebar tentang kisah hidupnya.

"Kau tahu, Ge, hidupku selalu terasa seperti berjalan di atas tali tipis," ucap Jessica dengan suara penuh emosi. "Aku menjadi korban broken home sejak remaja. Kemudian menjadi tulang punggung bagi keluargaku dan putus kuliah, menghadapi semua beban sendirian."

Zayne mendengarkan dengan penuh perhatian, matanya tetap fokus pada jalan. Jessica kembali bersuara. "Tapi, kadang aku merasa lelah, lelah dengan semua kesedihan dan beban yang kurasakan, pernah sekali aku ingin menyerah dan mengakhiri semuanya dengan membunuh diriku sendiri. tapi nyatanya aku tidak bisa, bukan karena tidak mampu. Tapi aku tidak bisa meninggalkan mama, nenek dan adikku. Namun siapa yang menduga mereka berdua akan menghianatiku," kata Jessica dengan suara yang terdengar rapuh.

Zayne menepikan sedikit pandangannya ke arah Jessica, "Kau adalah wanita paling kuat dan tangguh yang pernah aku kenal dalam hidupku, Jess, aku benar-benar salut pada dirimu." Ujar Zayne. Dan Jessica menyikapinya dengan senyum tipis.

Tidak ada lagi obrolan. Kemudian mereka berdua melanjutkan perjalanan dengan suasana yang lebih tenang, tidak ada lagi obrolan di antara Zayne & Jessica hanya keheningan yang semakin menyelimuti mereka berdua.

Dengan santai, mobil mewah Zayne memasuki area parkir restoran mewah yang menjadi langganannya. Kedatangan mereka disambut oleh seorang pelayan yang ramah, senyumnya menghiasi wajah saat mereka memasuki restoran. Zayne dan Jessica mengikuti langkahnya menuju ruangan VIP. Langkah mereka terasa ringan di lantai marmer yang megah, diiringi oleh sentuhan musik klasik yang lembut.

Zayne menarik kursi untuk Jessica dengan pelan, memperlihatkan perhatian pada wanita itu. Mereka duduk di meja yang disiapkan khusus untuk mereka, di sudut ruangan yang tenang. Zayne menikmati ketenangan di sini, jauh dari keramaian. Pelayan dengan cekatan mengatur menu dan minuman favorit mereka tanpa perlu bertanya.

"Tempat ini selalu memberikan kedamaian," bisik Zayne pada Jessica, sambil melihat keluar jendela. Jessica mengangguk setuju, merasakan kehangatan dan kenyamanan yang terasa begitu nyata di antara mereka.

"Menu di sini semuanya lezat," ucap Zayne sambil menyilangkan jarinya di atas halaman menu. "Apa yang ingin kau coba, Jess?"

Jessica mengangguk setuju, "Ya, semuanya terlihat menggiurkan. Aku tertarik dengan steak daging panggang mereka, terdengar sangat menggoda."

Zayne mengangguk, "Hm, itu adalah salah satu menu andalan di restoran ini. Cobalah juga hidangan pasta klasik mereka. Rasanya luar biasa."

Pelayan datang untuk mengambil pesanan mereka, wajahnya penuh dengan kehangatan. "Apakah Anda sudah memilih, Tuan dan Nyonya?" tanyanya dengan sopan.

Jessica tersenyum, "Ya, kami ingin memesan steak daging panggang dan hidangan pasta klasik, tolong."

Pelayan mencatat pesanan mereka dengan cermat, "Baik, pesanan Anda akan segera disiapkan. Terima kasih."

Saat mereka menunggu hidangan mereka tiba, aroma harum dari dapur menggoda selera mereka, membuat mereka semakin tidak sabar untuk segera mencicipi hidangan lezat di depan mereka.

Jessica memandang kota Beijing dari ketinggian, terpesona oleh gemerlap lampu kota yang memancar di malam hari. Mereka berada di lantai 3 restoran mewah, dengan pemandangan spektakuler yang membentang di hadapan mereka. Gedung-gedung menjulang tinggi, jalan-jalan dipenuhi oleh lampu lalu lintas yang berkilauan.

Udara malam yang sejuk membelai wajah Jessica dengan lembut menambah kesan magis pada momen itu. Zayne berdiri di sampingnya, memandang dengan penuh kagum. "Kota ini begitu memukau pada malam hari," bisiknya dengan pelan, suaranya terbawa angin malam yang sejuk.

Mereka menatap panorama yang menakjubkan, sambil terpesona oleh gemerlapnya lampu-lampu yang menghiasi kota Beijing di malam hari. Suasana tenang dan damai melingkupi mereka, menyatukan mereka dalam momen yang indah.

Jessica tersenyum, merasakan kehangatan dari kebersamaan mereka. "Ini luar biasa," ucapnya dengan lembut, matanya masih terpaku pada pemandangan yang memukau.

Zayne mengangguk setuju, matanya juga tak bisa berpaling dari keindahan yang terhampar di depan mereka. "Kita harus lebih sering menghabiskan waktu seperti ini bersama-sama," katanya sambil menggenggam tangan Jessica.

Mereka berdua menikmati keheningan malam, terpesona oleh keindahan kota yang tak pernah padam. Bagi mereka, momen seperti ini adalah kenangan yang akan selalu dikenang dalam hati.

🌺🌺🌺

BERSAMBUNG

1
U_Lee
makanya bang gak usah sok2an menganggap si Jessica itu adek angkat elu toh elu juga udah pernah bobok bareng ama dia... cemburu karena si Jessica deket ama si Vincent... daripada lu entar menyesal si Jessica direbut ama pria lain mending pikir ulang deh elu menganggap Jessica apa di hidup elu...😅
sella surya amanda
lanjut
Radya Arynda
menikah saja zayne dengan jessica,,,,biar kalian selalu ber sama....jangan ke duluan orang lain lho nanti nyesel
sella surya amanda
lanjut
sella surya amanda
next
sella surya amanda
lanjut
sella surya amanda
next
sella surya amanda
lanjut
Bunda HB
Lho....lho...lho...mba thor udh tamat to piye iki...tulisan tamat
Ellnara: gak kak, masih lanjut kok. Ini lagi nulis buat bab barunya
total 1 replies
sella surya amanda
lanjut
sella surya amanda
next
sella surya amanda
lanjut
Bunda HB
Lama gk update kak thor,tk pikir udah END..😃
Ellnara: belum kak, masih lama . lagi sibuk aja sama si bocil
total 1 replies
yumna
sabr ya daniel ga boleh kecewa ya....
Sumawita
zayne kamu harus bisa mw jaga jesica sama Daniel, jngan sampai kamu lemah zayne,,
yumna
kau mnkn mulai mencintai jesi zayn
sella surya amanda
lanjut
Sumawita
mereka pantas mati
Radya Arynda
mantap,,,,benalu busuk seperti mereka memang pantas mendapat kan nya....semangaat jesica
sella surya amanda
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!