Cinta Kedua Setelah Penghianatan Suamiku

Dania masih pura-pura tidur. Saat ia mendengar langkah kaki seseorang memasuki kamar, ia semakin memejamkan matanya.

Dengan santainya setelah mereguk kenikmatan dunia bersama Sinta, ia membaringkan tubuhnya di sisi wanita yang masih bergelar istri baginya.

Seakan-akan telah merasa terpuaskan dan kelelahan Bobby tertidur begitu nyenyaknya.

Dania yang belum bisa tidur, ia membuka mata setelah mendengar dengkuran halus suaminya.

Dania duduk, di tatap nya wajah Bobby, ingin rasanya ia mencabik-cabik wajah itu.

"Inikah laki-laki yang ku nikahi? inikah ayah dari anak-anak ku? betapa tidak bermoralnya laki-laki ini!" batin Dania. Begitu sulit dirinya menerima kenyataan bahwa lelaki bejat di sampingnya ini adalah suaminya.

Seketika ia memalingkan wajahnya dan merebahkan tubuhnya kembali. Dania tertidur hingga pagi. Ia sengaja tidak mau bangun untuk sekedar menyiapkan pakaian kerja Bobby pun ia tidak mau.

Sakit hatinya begitu dalam membuatnya seakan mati rasa. Bahkan ketika ia terbangun ia kembali memejamkan matanya rapat-rapat.

"Dania....!" Bobby memanggilnya lirih.

Dania tidak menyahut. Bergerak pun tidak. Enggan dan jijik yang ia rasakan saat ini.

"Apa kamu nggak enak badan sayang?" Bobby bertanya. Karena kalau tidak sakit, Dania tidak pernah bangun lebih lambat daripada dirinya.

Pertanyaannya pun tak di sahuti oleh Dania. Padahal ingin rasanya Dania mengatakan bahwa enakkah yang di rasa di hati seorang istri yang melihat penghianatan suaminya di rumah sendiri? namun hal seperti itu hanya bisa Dania ucapkan dalam hati.

"Nia..., kamu kenapa sayang?"

Ingin sekali Dania mengusir Bobby dari dekatnya. Oleh karena itu dengan terpaksa Dania menjawab juga supaya Bobby segera berlalu dan jangan bertanya-tanya lagi.

"Pusing!!" jawab Dania.

"Kalau begitu, tiduran saja satu harian ini sayang, jangan paksakan bangun. Semoga setelah mas pulang nanti kamu sudah lebih sehat," ucap Bobby manis sekali. Dasar serigala berbulu domba.

"Kalau begitu, mas berangkat dulu," ucapnya, kemudian Bobby hendak mencium keningnya. Namun Dania memundurkan badannya, hiii dia merasa jijik tubuh itu semalam habis menjamah Sinta.

"Sayang, mas nggak mau kamu sakit. Rumah ini terasa sepi tanpa melihatmu hilir mudik seperti biasanya, cepat sembuh ya sayang," kata Bobby manis sekali kata-katanya.

Dania tetap terdiam. Baginya buat apa menjawab kata-kata sepalsu itu.

Bobby keluar dengan menyambar jas kerjanya.

"Dania...," suara Sinta di ambang pintu menggantikan suara Bobby.

Dania tidak menjawab. Batinnya mengatakan satu lagi pemain sandiwara masuk ke kamarnya.

"Dania, kamu sakit dek?". tanya nya lembut.

"Hemmm," sahut Dania, dengan malas.

"Kalau begitu kakak tidak usah kerja hari ini, biar kakak menemani kamu ke dokter!" ucapnya penuh perhatian.

"Ahhh, manisnya mulut pelacur ini bersandiwara," batin Dania.

"Tidak perlu kak, kamu butuh pekerjaan itu, kakak lupa? aku ini pewaris tunggal keluarga Ardian uang ku cukup banyak, jika aku mau aku tinggal panggil dokter ke rumah untuk memeriksa kesehatanku!" kali ini Dania bicara dengan angkuh.

Sinta tidak berani menatap Dania.

"Tapi aku ini kakakmu, aku berhak untuk menasehatimu," ucapnya lirih. Sebenarnya ada rasa takut yang Sinta rasakan atas kata-kata Dania tadi. Batinnya bertanya, apakah Dania sudah tahu status persaudaraan mereka tapi dari mana.

"Iya kak, terimakasih ya kakakku yang baik, sebaiknya kakak cepatlah pergi aku ingin sendiri." ucap Dania.

Sinta tidak membantah lagi, ia segera berlalu pergi meninggalkan kamar Dania.

Setelah kepergian kedua benalu itu dari rumahnya, Dania baru merasa lega.

Setelah di pastikannya keduanya sudah benar-benar pergi. Barulah Dania beranjak dari tidurnya. Ia mandi dan bersiap-siap untuk pergi.

✴️✴️✴️

Di negara tempatnya berada sekarang, Mitha baru saja pulang kerja.

Ia kelihatan bingung dan mondar-mandir setelah menerima pesan dari Dania siang tadi (waktu Kanada)

"Sungguh, ini sangat menjijikkan. Ya Tuhan, kasihan sekali Dania. Seandainya aku dekat aku pasti membantunya berjuang menuntut keadilan untuknya. Sayang nya jarak ini terlalu jauh Dania, dan kontrak kerjaku masih tiga bulan lagi, maafkan aku sahabatku!" monolognya.

Mitha menekan ponselnya, mengirimkan semua pesan yang di kirimkan Dania tadi ke nomor Arjuna. Sepupunya.

Drettt...

Ponsel Arjuna bergetar.

Matanya terbelalak ketika ia membuka kiriman pesan dari Mitha. vi

Vidio menjijikkan itu hanya sekilas di lihatnya.

Arjun kelihatan marah sekali. Di teleponnya Mitha saat itu juga.

"Kamu sudah gila ya Mitha? pagi-pagi begini (waktu Indonesia) mengirimkan vidio menjijikkan padaku!! terlalu lama tinggal di luar negri membuat otak mu error!!!" makinya ketika Mitha mengangkat teleponnya.

"Kak, please..., dengerin aku dulu ini bukan vidio sembarangan! aku mohon pada mu kak, demi apapun bantulah Dania sahabatku. Kasihan sekali dia kak, Dia harus berjuang sendirian mencari keadilan untuknya kak, please bantu dia kak!" suara Mitha di seberang sana memohon dengan sangat.

"Dia tidak sendiri, kamu yang bilang dia punya suami dan bahkan anak, lalu apa hubungannya vidio itu dengan Dania?"

"Makanya itu kakak dengerin aku dulu."

Mitha akhirnya menceritakan kisah dan masalah yang di alami Dania dari A sampai Z.

Semua nya Mitha ceritakan tanpa terlewat kan sedikitpun. Hingga misi-misi Dania dan tujuannya.

Arjun begitu antusias mendengarkan sampai panggilan itu berakhir.

✴️✴️✴️

Setelah Mitha menutup teleponnya. Arjun duduk termenung di sofa. Sebenarnya tadi ia akan berangkat ke kantor. Namun karena obrolannya dengan Mitha tadi membuatnya menunda berangkat ke kantor.

Pikirannya menerawang jauh, mengingat Dania.

"Sungguh malang nasib wanita itu, nasib nya tidak jauh berbeda denganku, aku sangat membenci penghianatan!!" lirihnya.

Dia teringat waktu awal pertemuannya dengan Dania di cafe. Sekarang ia tahu kenapa waktu itu Dania ada disana.

Arjun menatap arloji di pergelangan tangannya. Arloji mahal itu menunjukkan pukul sembilan pagi.

Ia terkejut lalu segera bangkit.

"Dania!!! dia pasti sedang menuju ke kantorku!" sentaknya.

Kemudian ia segera menyambar kunci mobil dan setengah berlari menuju lift di apartement nya.

Bersambung.....

♥️♥️♥️

Hai silahkan tinggalkan jejak kalian ya dengan cara like dan komen.

Jangan lupa hadiah buat Author biar tambah semangat up nya😘😘