Possesive Playboy

Mungkin ada benarnya, jika orang bilang kalau cinta itu datang karena terbiasa. Dan sepertinya Giselle merasakan hal itu. Tapi apakah Langit benar menyukainya? Tau hanya main main saja? ada rasa takut dihati Giselle saat ini, bukannya Giselle sudah move on dan melupakan semua kenangan bersama Samudra, tapi jujur saat bersama Langit, Giselle merasa sedikit ada kenyamanan tersendiri.

Sore ini Giselle dan Bella tengah berada sebuah taman, dengan duduk sambil makan mie cup yang baru saja dia beli, memang suasana sore itu sangat cocok untuk me time bersama keluarga tercinta.

"Oe Sel" teriak Raka sambil melambaikan tangannya

Bella dan Giselle sama sama menoleh dengan menatap kearah Raka. "Siapa dia?"

"Temen gue dari sekolah lama, santai dia baik kok" jawab Giselle sambil melambaikan tangannya kearah Raka.

"Jangan bilang ini rencana lo, aih tau kalau lo mau PDKT mending gue gak ikut anjir!"

"Lo kira gue cewek apaan yang deket sama beberapa cowok, dan sedangkan hati gue aja masih sakit?"

Bella tertawa pelan dengan meringis "Ck, bukan gitu nyet, ya siapa tau kan lo nolak Langit dan malah cari yang baru"

"Kagak anjir! Lagian emang Langit pernah nembak gue? Dia Raka namanya, temen gue sejak kecil, hanya dia yang ngertiin gimana hancurnya gue saat itu, kalau dibilang gue deket sama dia? iya tapi deket sebagai sahabat, disekolah pun kita biasa aja, gak seakrab itu, makanya disekolah gue yang lama, banyak yang gak tau gimana persahabatan kita, malah ada yang fitnah kalau gue sama Raka itu selingkuh dulu"

Bella hanya menganggukan kepalanya, dia tidak tanya tanya lagi soal Raka, apa lagi Raka sekarang sudah tersenyum sangat manis didepan Bella,

"Gue kira lo sama cowok lo tadi, soalnya gue lihat cowok lo nongkrong dicafe depan" tanya Raka dengan tos ala anak muda dengan Giselle.

"Cowok gue siapa? Lo kan tau kalau gue udah putus sama Samudra dan malah dia sama sahabat gue sendiri?"

Raka memutar bola matanya jengah "Ck yang kemarin nonjok gue siapa itu? Siposesif pokoknya lupa gue namanya, eh atau emang gue belum tanya dia siapa ya"

"Langit?" tebak Giselle

Raka menyentilkan jarinya dengan mengangguk "Yup benar, dia ada dicafe depan sana"

"Sama siapa? Cewek?" kepo Giselle.

Raka langsung terkikik melihat raut wajah Giselle yang berubah, "Cieee katanya bukan pacar, tapi si Langit sama cewek kok kaya nahan cemburu gitu cieee?"

"Diem deh lo! Gue beneran Langit sama cewek? Dia itu playboy jadi gue harus was was, kemarin gue ditampar ceweknya karena gue deket sama Langit"

"Mantan" ralat Bella yang sejak tadi hanya diam menyaksikan kedua orang didepannya itu.

"Eh lupa sama lo" kekeh Giselle, dia menatap Raka dengan mata memicing "Bilang dulu Langit sama siapa, baru gue kenalin lo sama temen gue"

"Aelah gak asik lo Sel, iya iya itu Langit tadi nongkrong sama dia temannya cowok semua gak ada ceweknya"

"Kan apa gue bilang Sel Langit itu rela berubah demi lo, gue kasih tau ya selama gue kenal sama yang namanya Langit, dalam sejarahnya dia itu gak pernah ngejar cewek, tapi Langit yang dikejar, gak pernah ungkapin perasaannya duluan, pasti sicewek yang ungkapin. Dan gue yakin lo itu spesial buat dia"

"Ciee, gas aja deh kalau kata gue Sel, cowok seeffort itu nyarinya susah lo, itu udah kaya gue banget"

"Dih" cibir Giselle, "Dah kan sekarang gue mau kenalin sahabat gue yang paling cantik dia Bella, dan yang sengklekan itu namanya Raka, jangan tertipu sama muka cakepnya, soalnya kalau siang dia Raka kalau malam jadi Rika"

"Heh gue gak lembeng anjir! Gue laki tulen. Jangan dengerin Bell, mulut Giselle itu emang kurang disekolahkan. Jadi kalau ngomong ya gitu suka asal asalan"

"Biasanya juga gitu kok Rak,gue juga sudah kebal sama mulut Giselle yang suka kelewat batas"

Giselle berdecak sambil memutar bola matanya jengah "Ini kenapa kalian jadi kong kalikong gini? Aihh gak benee ini, gue takutnya kalian berjodoh dan jadi nistain gue mulu"

Bella hanya tertawa pelan, hingga tanpa sengaja matanya bergulir kearah pintu masuk taman, dia melihat Langit dan sua temannya sedang dideketi sama cewek.

"Sttt, Langit Sel, lagi dideketi cewek, kita lihat aja gimana reaksinya dia, gue rasa dia gak tau kalau ada kita disini" ucap Giselle dengan mengoyangkan lengan Giselle.

Giselle langsung menajamkan matanya, jika Langit genit dan juga menerima segala gombalan dari gadis itu, maka Giselle berjanji mulai hari ini Giselle akan menjauhi cowok yang bernama Langit, karena laki laki itu tetap sama dan masih suka main perempuan.

"Langit kan?" uca seorang gadis berrambut sebahu dengan rok lipit diatas lutut.

Langit menghentikan langkahnya dengan menaikan sebelah alisnya. "Iya kenapa?"

"Aaaa gue ngefans sama lo, katanya lo jomblo kan? Boleh gak gue minta nomor lo, eh atau engak nanti malam kita jalan yuk, tapi minta nomornya boleh?"

Langit menatap kedua sahabatnya yang terlihat bingung karena Langit tak seperti biasanya,

Tanpa mengeluarkan tangannya dari saku celana, Langit menggelengkan kepalanya "Sorry siapa bilang gue jomblo?"

"Biasanya juga kalau lo ada pacar masih main sama cewek kan? Gue mau kok diam diam aja asal jalan sama lo"

"Sorry sekarang beda" jawab Langit dengan tegas "Gue ada cewek dan dia susah gue dapatin, jadi kalau lo mau main main sama yang lainnya karena gue gak mau cewek gue marah nanti, dsn harusnya lo tau kan gue sekarang lagi deket cewek yang bernama Giselle? Jadi enyah jadi pelkor lo"

Leo dan juga Elang menatap tak percaya sahabatnya yang menolak secara terang terangan itu.

"Ini beneran Langit kan ya? Udah berapa cewek yang dia tolak hanya demi Giselle doang?"

Leo mengangguk "Gue gak nyangka Giselle merubah Langit menjadi sebucin ini, gila daya tarik Giselle sekuat ini"

"Woy malah bengong ayok, atau kalian mau kenalan sama dia?" tunjuk Langit ke gadis yang ada didepan Elang dan Leo.

"OGAH MAKASIH" jawab keduanya kompak.

Ditempat Giselle, dia tidak bicara apa apa, hanya menahan senyumnya kala melihat Langit menyebut namanya.

"Cieee baper ciee, aduh ini sih namanya posesif playboy gak sih,sumpah demi apapun juga gue mau nabok kepala Langit Sel, kenapa dia gak dari dulu aja kenal lo, biar gak mainin perasaan cewek dan bolak balik putus cari lagi" ucap Bella dengan senyumnya.

"The real berada pada pawang yang tepat."