NovelToon NovelToon
My Geeky Doctor

My Geeky Doctor

Status: tamat
Genre:Action / Tamat / Cintapertama / Peningkatan diri-peningkatan identitas/sifat protagonis / Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi
Popularitas:24.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: Lunoxs

Aresha adalah gadis jenius, dia menyembunyikan identitas asli dan hidup sebagai Disha sejak kecil untuk menghindari ancaman musuh keluarga. Mengenakan kacamata tebal, Disha menutupi pesonanya dengan penampilan yang sederhana sambil diam-diam menyelidiki identitas musuh-musuhnya.
Suatu penyelamatan darurat, Disha berpartisipasi dalam penyelamatan nyawa pasien VVIP bernama Rayden, kemunculan Rayden membuat Disha menyadari adanya bau musuh yang muncul.
Di saat yang sama, karena Disha Rayden teringat pada gadis hilang yang dia cintai selama bertahun-tahun.
Tanpa sepengetahuan satu sama lain, keduanya mulai diam-diam mengawasi gerak-gerik masing-masing.
Apakah Rayden adalah musuh keluarga yang harus Disha hindari? Keterikatan macam apa yang terjadi di antara keduanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MGD Bab 3 - Sebuah Kancing

"Huh," Disha membuang nafasnya kasar setelah Rafaela dan Dena keluar dari ruangannya dan kembali menutup pintu itu dengan keras.

Bukannya tidak bisa melawan, namun Disha terlalu lelah untuk meladeni 2 manusia labil itu. Tiap kali Rafaela dan Dena bicara, Aresha hanya akan menganggapnya sebagai angin lalu.

Bab 3 revisi.

"Huh," Disha membuang nafasnya kasar setelah Rafaela dan Dena keluar dari ruangannya dan kembali menutup pintu itu dengan keras.

Bukannya tidak bisa melawan, namun Disha terlalu lelah untuk meladeni 2 manusia labil itu. Tiap kali Rafaela dan Dena bicara, Aresha hanya akan menganggapnya sebagai angin lalu.

Namun karena tidak ingin memperpanjang urusan, akhirnya dia turuti keinginan Rafale dan Dena.

Sat itu Disha mengurungkan niatnya untuk beristirahat dan menemui dokter Anna. Dengan langkah pelan dia keluar dari ruangannya, seketika itu dia bersitatap dengan Rafaela dan Dena di ujung sana yang menatap penuh intimidasi, sebuah tatapan yang seolah memerintahkannya untuk segera pergi menemui sang direktur utama.

Dan saat Disha pergi kesana, Rafaela dan Dena pun mengikuti di jarak aman. Bahkan kedua waktu itu melihat saat Disha masuk ke ruangan dokter Anna. Buru-buru mereka mendekap pintu itu, berusaha menguping pembicaraan di dalam sana.

"Maaf Dokter Anna, ada sesuatu yang ingin saya sampaikan pada Anda," ucap Disha, lengkap dengan sebuah isyarat pada sang ibu bahwa diluar sana ada seseorang yang menguping pembicaraan mereka.

"Katakan," balas Anna, dia memahami kode dari sang anak .

"Saya merasa tidak mampu untuk menangani kasus ini, saya ingin mundur. Sebagai gantinya lebih baik Dokter Anna pilih tim 1." jelas Disha, sebenarnya dia pun tak masalah diganti. Tentang menyembuhkan seseorang dia bisa melakukannya pada semua orang. Tidak ada yang spesial, semuanya adalah pasien bagi Disha.

"Belajarlah untuk bertanggung jawab, jika tidak mampu maka belajar, jangan menyerahkannya pada orang lain," jawab Dokter Anna dengan begitu bijak.

Sebuah jawaban yang membuat Rafaela dan Dena diluar sana mengepalkan kedua tangannya erat. Jika sudah seperti ini mereka tidak akan bisa menggeser posisi Tim 5.

Selesai pembicaraan mereka, Disha pun keluar. Di sana dia tidak lagi melihat keberadaan Rafaela dan Dena.

Gadis berkacamata itu pun membuang nafasnya lega, lalu segara kembali ke ruangannya untuk beristirahat.

Waktu bergulir.

Jam 9 malam tepat Disha terbangun dari tidurnya, tidur hanya dengan menyandarkan kepalanya di meja kerja. Setelah melakukan operasi, mereka memang memiliki waktu untuk beristirahat.

Dia segera meraba meja dan mencari kacamatanya. Belum sempat bangkit, ponsel Disha bergetar, tanda jika ada pesan masuk.

Ternyata itu adalah pesan dari sang ibu. Yang kini pasti tengah berada di ruang direktur utama rumah sakit ini.

Sayang, mama akan pulang, Papa sudah menjemput. Malam ini gerimis turun, pakailah jaket hangat mu sayang. Tulis Anna dalam pesan singkat itu. 

Sementara Disha hanya mampu menatap nanar pada layar ponselnya. Sudah 15 tahun waktu berlalu dan dia tetap harus hidup dalam persembunyian. Selama musuh keluarganya belum tertangkap nyawanya akan selalu dalam bahaya. 

Sebenarnya Disha ingin tahu orang itu, sangat ingin mengungkap jati dirinya dan memancing orang itu keluar. Tapi kekhawatiran seluruh keluarga dan kedua orangtuanya membuat Disha terpaksa bungkam. Terpaksa menerima semua keadaan ini. 

Hidup dan dipandang hina oleh orang lain.

Disha lagi-lagi membuang nafasnya dengan kasar, dia membenahi posisi kacamatanya agar tidak jatuh. Lalu segera bangkit dari duduknya dan mendatangi ruang VVIP.

Ruang dimana pasien yang sore tadi dia operasi berada. Pasien itu telah dipindahkan ke ruang perawatan, Disha ingin melihat dan memastikan semuanya baik-baik saja. 

Tidak sembarang orang bisa masuk ke dalam ruangan ini, hanya Tim 5 yang bertanggung jawab dan pihak keluarga. 

Sampai di ruangan itu Disha baru bisa menatap lekat pria yang tengah berbaring tak sadarkan diri ini. Tubuhnya banyak dipasang selang untuk membantunya tetap bertahan hidup. Beberapa peralatan kesehatan pun aktif memantau setiap organ. 

Di data identitas, Disha pun membacanya. Nama Rayden Carter, usia 26 tahun. 

Di sana juga ada seorang pria yang menunggu dengan setia. Yang Disha tahu dia adalah asisten pribadi pasien ini, Samuel.

"Selamat malam Tuan, izinkan saya untuk memeriksa beliau," ucap Disha sopan, bahkan saat mengatakan itu dia menundukkan kepalanya sebagai tanda permintaan izin.

Namun tampilannya yang sangat cupu membuat Sam merasa ragu. Apa benar orang seperti ini bisa memeriksa keadaan tuannya dengan baik? Sam malah cemas, perawat cupu ini membuat kesalahan dan memperparah keadaan sang Tuan.

"Tidak adakah perawat atau dokter lain yang bisa memeriksa Tuan ku?" tanya Sam pula, dia tidak ingin ambil resiko. 

Dan sudah hal biasa bagi Disha ketika dia diremehkan seperti ini.

"Maaf Tuan, saya tidak akan mengambil tindakan apapun, hanya melakukan pemeriksaan sedikit saja." terang Disha.

"Jangan lama, setelah itu keluar lah."

"Baik Tuan."

Setelah mendapatkan izin Disha pun mulai menjalankan tugasnya, namun setiap pergerakan yang diambil tak pernah lepas dari tatapan tajam Sam. 

Pria itu tetap menatapnya lekat, mengawasi.

Tapi hal itu tidak mengurangi ketangkasan Disha sedikitpun, dia terus mencatat beberapa hal penting di buku catatan kecilnya. Lalu kembali menyimpannya di saku jas. 

Setelah semua tugasnya selesai, Disha berniat untuk meninggalkan ruangan ini. Dia hendak pamit pada sam namun seketika urung ketika dia melihat sesuatu yang janggal. 

Di ujung kursi tempat duduk Sam, ada sebuah jas yang tergeletak dengan rapi. Disha bisa melihat dengan jelas kancing jas berwarna emas itu di sana, kancing dengan aksen elang hitam di tengah-tengah. 

Deg! seketika jantung Disha tersengat. 

Kancing itu adalah kancing yang sama seperti milik musuh bebuyutan keluarganya. Saat Disha kecil, seorang pria nyaris membunuhnya. Saat itu Anna dengan cepat melawan dan sempat menarik kancing bajunya. 

Kancing baju yang begitu mirip dengan kancing milik pria itu.

Pria yang telah membuatnya hidup terasingkan.

Sam masih menggunakan jas nya, jelas Jas itu adalah milik Rayden Carter.

Sialan! apa pria ini memiliki hubungan dengan pria itu? batin Disha.

Namun seketika lamunannya buyar ketika suara tegas Sam tiba-tiba terdengar ...

"Apa yang kamu Lihat? kalau tugas mu sudah selesai pergilah!"

Disha tersentak, buru-buru melepaskan tatapannya pada jas di ujung sofa, lalu menundukkan kepalanya pada Sam.

"Baik Tuan," jawab Disha, setelahnya dia pun keluar dari ruangan ini. 

Namun Disha pastikan bahwa dia akan kembali lagi, dia akan pastikan semua kebenarannya.

Jika pria bernama Rayden Carter itu memiliki hubungan dengan musuh keluarga mereka, maka Disha tak akan segan untuk membuat perhitungan.

Meskipun sudah keluar dari ruangan itu, namun kedua tangan Disha masih terkepal kuat.

1
Cica Kosmetik
Luar biasa
Lina Laily Inayati
luar biasa
Erika Hasibuan
Luar biasa
N Wage
lah!kalau sebeharga itu knp jasnya gak disimpan di rumah.malah msh disimpan di kamar rumah sakit.
N Wage
aku mah biasa aja tuh lihat kecoak.
yg ada malah gemes🤗

....gemes nginjak sampai gepeng
N Wage
kok rayden besarnya jd kayak gitu yaaa?!?!?
kecilnya kan baik banget.
Memyr 67
akh alex nangis juga
Memyr 67
aw, ternyata tamara anak maura thompson. othor memang luar niasa
Memyr 67
bener itu, kalau daddy alex nggak jahat, nggak akan sampai cerai dari mommy jia.
Memyr 67
walau ini cerita sudah tamat. tapi aq mau tebak tebakan. aq tebak maura thompson suka sama rayden, tapi rayden memilih aresha sebagai tunangannya. maura tidak terima, dan meminta ayahnya menculik aresha, supaya dia bisa bersama rayden. ayahnya yg merasa keluarga dude dan carter, keluarga kuat, memanfaatkan keinginan maura, untuk mengadu domba kedua keluarga itu
Eka Sari Agustina
👍👍👍👍
Memyr 67
sinetron ikan terbang yg berbeda
Memyr 67
alex carter dah tambah tua, tapi klakuan nggak tambah bijak. masih begitu begitu aja.
Fitri Susanti
Kecewa
Fitri Susanti
Buruk
Uchtar Amla Sari
Luar biasa
Uchtar Amla Sari
Biasa
Uchtar Amla Sari
Lumayan
Sophia Yosephina
Biasa
Sophia Yosephina
Kecewa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!