NovelToon NovelToon
The Mask Painter

The Mask Painter

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Fantasi / spiritual / Iblis / hantu
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Asha Krajan

Odessa adalah pelukis topeng yang melanjutkan karir dari leluhur ayahnya.

Keluarganya memiliki sebuah toko topeng kecil yang buka di sebuah gang sepi yang jarang didatangi oleh pengunjung, pada awalnya Odessa tidak mengerti sama sekali mengapa keluarganya harus berjualan dan membuka toko di tempat yang sepi orang lewat.

Namun setelah Odessa mengambil alih bisnis itu, ia mengerti alasannya.

'Mereka' tidak menyukai tempat yang ramai.

Ya, yang Odessa layani sama sekali bukan manusia, melainkan 'mereka' jiwa yang tersesat atau pun arwah yang terjerat oleh masalah di bumi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asha Krajan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

33. Foto di kamar Kakek

     Waktu berjalan semakin larut. Amir segera naik ke kamarnya setelah menyelesaikan makan malam bersama Odessa, karena sebelumnya ia sudah mandi di rumahnya sendiri sebelum pergi ke sini, Amir tidak lagi mandi di rumah Odessa dan pergi langsung tidur.

Berbaring di kamar barunya yang sekarang dengan selimut menutupi tubuhnya, Amir tidak bisa tertidur karena berada di tempat baru. Ia termenung menatap ke langit-langit kamar dan terdiam, pergerakan tiba-tiba mengejutkan Amir membuatnya langsung terbangun dan segera duduk, Amir menoleh ke arah dinding dan melihat bahwa sebenarnya yang bergerak adalah foto seorang kakek yang ada di kamar ini.

Amir memperhatikan foto itu dengan cermat, bingkai foto yang bergoyang itu seketika berubah perlahan menjadi diam. Ia terus mengamati isi foto itu dengan lekat, tiba-tiba saja tatapan pada kakek yang berada di dalam foto seketika tertuju kepadanya dan menatapnya tajam.

Mata Amir terbelalak tubuhnya seketika membeku dan bulu kuduknya berdiri ketakutan, jantung Amir berdetak dengan kencang dan ia lumpuh di tempat tidur. Setelah waktu yang lama foto itu tidak bergerak sama sekali namun tatapan pada kakek di dalam foto masih mengikuti kemanapun Amir bergerak, ia akhirnya mengangkat selimut dan kembali berbaring di tempat tidur menutup matanya dengan erat.

'sialan kenapa harus sekarang?!' umpatnya.

Amir berharap semua ini dengan cepat berakhir, ia tidak pernah menyangka bahwa bahkan di rumah orang lain pun ia bisa bertemu hal-hal menakutkan seperti ini. Tidak ada pergerakan di dalam kamar namun Amir masih saja tetap tegang, untuk waktu yang lama karena tidak ada pergerakan sama sekali membuat Amir yang telah lelah sejak sore menjadi lengah dan ia jatuh tertidur.

Amir baru saja terbangun keesokan harinya dengan perasaan terkejut dan waspada, ia melihat sekeliling bahwa tidak ada yang aneh di sekitarnya. Amir mendengar suara dari lantai bawah dan segera turun, ia melihat bahwa itu adalah Odessa dan Ajeng yang sedang mengobrol di bawah sembari sarapan. Amir dengan ragu menghampiri mereka ia segera menarik kursi di samping Odessa dan duduk.

Odessa menatap Amir dengan santai ia menyapa, "Yo kawan, bagaimana dengan tidurmu semalam?" Amir mengerutkan bibirnya dan menghela nafas, "Sebenarnya sedikit… nyenyak dan tidak nyenyak." Jawaban pemuda itu membuat Odessa mengangkat sebelah alisnya, "Apa maksudmu dengan sedikit?"

"Itu … sebenarnya semalam aku melihat sesuatu, Odessa Apakah kamu tahu siapa foto seorang kakek yang ada di dinding kamar tempatku tidur?" Tanya Amir dengan ragu, pertanyaan pemuda itu membuat Odessa berpikir sejenak dan tertawa terbahak-bahak.

"Biar aku tebak. Apakah kamu semalam melihat bahwa tatapan kakek yang ada di dalam foto itu bergerak mengikutimu?" Tanya Odessa dengan terkekeh, Amir terbelalak terkejut. "Bagaimana kamu bisa tahu?" Odessa menyeringai, "Inilah alasan kenapa aku memperingatkan kamu untuk tidak berbuat macam-macam, kakek di dalam foto itu sebenarnya adalah kakekku yang sudah tiada. Dia terkadang suka berkunjung kembali ke rumah ini ketika ia bosan di dunia bawah."

Rahang Amir terjatuh. Ia tidak bisa percaya apa yang sebenarnya gadis itu katakan kepadanya, bagaimana bisa seseorang yang sudah tiada bisa kembali ke dunia hanya karena bosan?

"Biasakan saja dengan itu, lain kali aku akan bilang kepada kakekku untuk tidak mengunjungi kamarnya untuk saat ini." Odessa terkekeh dan menggelengkan kepalanya, "Baiklah sebenarnya ada yang ingin aku tanyakan kepadamu," ucap Odessa sembari memberikan sebuah sandwich untuk Amir.

Amir menerima sandwich itu, ia mencoba mendengarkan apa yang sebenarnya ingin ditanyakan oleh Odessa. "Pertanyaan ini berhubungan dengan keadaanmu yang sekarang, jadi tolong jawab dengan jujur." Odessa menatap Amir dengan serius, "Aku dengar kamu sudah di ganggu oleh iblis ini sejak kamu lahir, apakah sebelumnya kamu pernah mengalami apa yang terjadi beberapa hari ini? Atau semacam bisikan-bisikan aneh yang mengusulkan hal negatif?"

Amir menggelengkan kepalanya, "Tidak. Aku baru saja mengalami gangguan parah seperti itu akhir-akhir ini, aku tidak mengerti mengapa tapi sebelumnya belum pernah terjadi hal seperti ini."

Jawaban Amir membuat Odessa ragu, karena biasanya seseorang yang diganggu oleh iblis selalu mengalami bisikan-bisikan aneh yang mengajak korban untuk melakukan hal negatif. Apalagi seperti iblis yang ia lihat di tubuh Amir, jelas itu bukan jenis iblis yang tahan untuk tidak melakukan kekacauan sama sekali.

"Baiklah kali ini sedikit aneh, setidaknya dalam kasusmu." Odessa menunduk menyentuh dagunya dan tampak berpikir, keningnya berkerut dengan erat. Ajeng hanya memperhatikan keduanya dari sisi, beberapa hari sebelumnya Ia juga sempat merasakan energi yang kuat di daerah sini namun ia tidak tahu apa itu. Baru-baru ini Ini Ajeng juga baru mengetahui bahwa energi itu sebenarnya berasal dari pemuda yang saat ini menjadi tamu di rumah tuannya.

"Lalu apa yang harus aku lakukan?" Tanya Amir dengan keraguan di matanya. Odessa menghela nafas ia menggelengkan kepalanya, "tidak ada yang bisa kita lakukan untuk saat ini, Aku hanya bisa menunggu gerakan iblis itu selanjutnya sebelum aku bisa menentukan apa yang harus dilakukan."

Amir menggigit sandwich di tangannya, ia merenung dan tidak menjawab satu patah kata pun. Pikirannya tenggelam mengingat kejadian beberapa hari lalu ketika ia tidak sadarkan diri, sejujurnya Amir memiliki sedikit ingatan apa yang ia lakukan pada hari itu namun ia tidak ingin mengatakannya kepada Odessa sama sekali. Rasanya aneh, iblis itu lebih seperti kepribadian kedua yang hidup di tubuhnya dan bukan entitas hidup yang berbeda sama sekali.

"Untuk saat ini lupakan saja, aku tidak ingin pusing dengan hal yang belum terjadi sama sekali." Odessa akhirnya berhenti berpikir ketika kepalanya mulai sakit, ia memijat pelipisnya dan menatap Amir dengan tertarik, "Apakah kamu ingin ikut bersamaku untuk mengontrol wilayah malam ini?"

"Apa yang di lakukan dengan mengontrol?"

"Hehe … tentu saja menangkap hantu." Odessa menyeringai, Amir terdiam ia menggelengkan kepalanya, "Aku tidak mau."

Odessa mengangkat sebelah alisnya, "Hm? Kamu tidak mau? Yah, kalau begitu tinggal saja di rumah bersama Ajeng." Amir menoleh menatap Ajeng yang melambaikan tangan kaku dengan senyum menyeramkan kearahnya, Amir lebih terdiam. Ia teringat akan kamarnya yang juga sepertinya dihantui, jika ia di tinggal sendirian di sini bukankah itu sama saja di kelilingi oleh hantu?

"Lupakan, aku ikut denganmu Odessa." Amir akhirnya memilih, setidaknya bersama dengan seorang manusia lebih baik daripada tidak sama sekali. Odessa menyeringai puas, ia mengangguk.

"Baiklah, lalu bersiap nanti setelah pukul delapan malam."

"Oke." Amir mengangguk dengan ekspresi tenang. Ia menyelesaikan memakan Sandwich di tangannya dan segera berdiri, "Aku akan mandi, bolehkah kamu menunjukkan di mana kamar mandinya?" Amir menatap Odessa dengan sopan, gadis itu segera menunjuk ke arah keluar dapur, "Kamu pergi ke bagian pendaftaran, ke arah kiri. Kamar mandi berada di samping pintu dengan nama gudang." Jelasnya.

Amir mengangguk dan kembali ke kamarnya, ia mengambil pakaian ganti dan handuk yang ia bawa di koper, ia menatap ke arah foto kakek yang sedang berdiri memegang tongkat dengan senyum ramah, ia tahu bahwa tadi malam jelas kakek itu tidak memiliki senyuman sama sekali dan memiliki tatapan yang mengancam ke arahnya.

Amir memalingkan pandangannya begitu kakek di dalam foto tidak bergerak atau melakukan hal yang aneh. Ia kembali turun ke lantai bawah dan mengikuti arah yang di tunjukkan oleh Odessa, untungnya ia berhasil menemukan kamar mandi tanpa berbelit-belit mencarinya.

1
bbyylaa
sukakk banget sama konsep novelnya, underrated banget!!! semangat ya thorr
bbyylaa: ayooo thor semangat updatenyaa
A.K: Terima kasih banyak bbyylaa❤️🔥
total 2 replies
L K
hahahhaha tasnya ilang di gedung hotel
Setsuna F. Seiei
Tiap habis baca chapter pasti bikin aku pengen snack sambil lanjut baca!
A.K: Terima kasih telah berkomentar! komenmu membuat thor bersemangat deh!✨
total 1 replies
Desi Natalia
Ceritanya memukau, jangan berhenti menulis ya author!
A.K: Terima kasih telah memberi dukungan! nantikan bab selanjutnya ya~😉
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!