Cinta Suci Bilqis

Hati Cathrine hancur bukan main saat ia mendapati sang suami membawa wanita lain ke hadapannya. Yang lebih menyakitkan lagi adalah Rendi sama sekali tak memedulikan bagaimana perasaannya saat ini padahal Cathrine sangat berharap banyak kalau pernikahannya dengan Rendi ini bisa berjalan dengan mulus hingga akhir hayat namun kenapa justru ujian seperti ini yang datang? Rendi memperkenalkan Safira sebagai wanita yang ia cinta dan Rendi menunjukan cintanya pada wanita itu di depan Cathrine hingga membuat wanita itu cemburu bukan main. Cathrine tak bisa menahan dirinya untuk menangis dan marah pada Safira, Cathrine merasa bahwa wanita ini sudah secara sengaja menggoda suaminya.

"Semua ini pasti karena kamu, dasar wanita murahan!" seru Cathrine kesal.

"Jangan pernah kamu salahkan dia, dia sama sekali tak salah apa pun!" seru Rendi.

"Apa? Kamu membela wanita ini?"

"Kalau aku membela wanita ini, apakah kamu punya masalah?!"

"Masalah? Tentu saja aku ada masalah! Apakah kamu lupa bahwa aku ini adalah istrimu?!"

Rendi tergelak sinis mendengar ucapan Cathrine barusan, dengan santainya pria itu mengatakan bahwa selama ini ia tak pernah mencintai Cathrine yang mana ucapan Rendi itu sukses membuat wanita itu remuk redam. Rendi begitu ingin menghancurkan perasaannya namun Cathrine benar-benar sudah terlanjur mencintai Rendi secara dalam.

"Kamu tahu kan kalau aku begitu sangat mencintaimu?!"

"Aku sama sekali tak peduli."

Rendi makin bermesraan dengan Safira di depan Cathrine yang mana membuat emosi wanita itu makin naik ke ubun-ubun. Rendi sama sekali tak memedulikan Cathrine yang terluka akibat apa yang dilakukan olehnya ini. Cathrine menjadi muak sendiri dan ia memutuskan pergi meninggalkan Rendi dan Safira dengan perasaan yang bergejolak. Ia nampak menangisi nasib pernikahannya yang justru menjadi tak bahagia, ia sama sekali tak pernah membayangkan kalau nasib pernikahannya akan berakhir menjadi seperti ini.

"Kenapa semua harus menjadi seperti ini? Ini bukanlah pernikahan yang aku impikan!" seru Cathrine meluapkan emosinya.

****

Ayumi nampak memandang tajam Cathrine yang baru kembali ke rumah, Ayumi sama sekali tak peduli dengan wajah sembab menantunya itu. Ia sama sekali tak tertarik dengan pertanyaan apa yang terjadi pada sang menantu.

"Enak sekali kamu keluyuran di luar sana dan melupakan pekerjaan kamu di rumah ini!"

"Ma, aku baru saja menemui Rendi dan ia membuatku menemui selingkuhannya?"

Ayumi tak terkejut dengan apa yang Cathrine katakan barusan, Ayumi justru melipat kedua tangannya dan kemudian mengatakan kalau Cathrine terlalu bodoh dan mau saja memaksakan diri untuk menikah dengan Rendi.

"Aku kan sudah mengatakannya bahwa pernikahan kalian tak akan pernah bahagia. Akan tetapi kamu tetap saja tak mau mendengarkan apa yang aku katakan dan tetap memaksakan diri untuk menikah dengan anakku. Setelah apa yang kamu cita-citakan terwujud sekarang kamu mau menyalahkan anakku? Luar biasa sekali kamu."

"Ini bukanlah pernikahan impianku."

"Dan harusnya kamu sadar bahwa kamu memulai semua ini tidak dengan sesuatu hal yang benar. Kamu merebut Rendi dari Bilqis dan ini adalah karma buruk atas kelakuanmu di masa lalu."

Apa yang Ayumi katakan barusan agaknya membuat Cathrine jadi lebih banyak diam dan merenungkan apa yang baru saja dikatakan oleh mertuanya.

"Sudahlah, jangan banyak bicara lagi! Segera lakukan tugasmu sekarang juga!"

****

Suwito nampak terkejut mendengar cerita Bilqis bahwa semua barang pemberiannya diberikan kepada Putri padahal ia membeli semua itu bukan untuk Putri melainkan untuk Bilqis. Ada sesuatu hal yang membuat Suwito menjadi sedih yaitu hubungannya dengan Bilqis yang ia pikir bisa berjalan dengan baik dan mulus namun justru malah menjadi seperti ini. Suwito mengira jalannya menuju mendapatkan hati Bilqis akan begitu mudah namun rupanya ia salah dalam mengartikan semua itu.

"Apakah kamu benar-benar membenci Ayah?"

"Aku sama sekali tak membencimu."

"Benarkah?"

Bilqis menghela napasnya panjang dan kemudian ia mengatakan bahwa semua yang ia katakan benar. Ia sama sekali tak membenci Suwito dan pria tua itu bisa melihat bahwa Bilqis memang jujur dengan yang dikatakan olehnya. Bilqis mengatakan bahwa ia tak ada niatan membuang barang pemberian orang lain namun kebetulan saja bundanya datang dan butuh semua barang itu jadi ia berikan saja pada sang bunda.

"Apakah bundamu selalu begitu?"

"Apa maksud anda?"

"Selalu meminta barang padamu?"

Bilqis tak langsung menjawab pertanyaan sang ayah, ia menarik napas panjang dan kemudian mengatakan bahwa sepertinya Suwito tak perlu mengetahui mengenai hal tersebut.

"Kenapa sepertinya kamu enggan sekali membicarakan itu?"

"Karena itu bukanlah sesuatu hal yang perlu untuk kita bicarakan."

Suwito menarik napas panjang, ia meminta maaf pada Bilqis.

****

Cathrine merasa sudah tak tahan lagi dengan semua yang dilakukan oleh Rendi dan keluarganya. Ia sudah tak sanggup lagi mengabdikan dirinya di keluarga toxic ini. Cathrine memilih untuk pergi saja dari sini namun Rendi dan Ayumi menahan dia supaya tak bisa pergi begitu saja dari sini.

"Kamu mau ke mana?"

"Aku mau pergi dari sini."

"Memangnya siapa yang memberikan kamu izin untuk pergi?"

"Aku sudah tak tahan dengan semua ini! Aku benci karena diperlakukan tak baik oleh kalian semua!"

Rendi tertawa mendengar jawaban Cathrine barusan, ia berjalan mendekati sang istri dengan gaya angkuhnya. Rendi mengatakan bahwa Cathrine harusnya mengindahkan peringatannya dulu mengenai apa yang akan terjadi pada masa depan pernikahan mereka. Cathrine merasa bodoh karena bisa terperangkap di rumah ini dan kini rasanya ia mulai muak dan menyalahkan dirinya sendiri. Cathrine ingin mengakhiri semuanya secepat mungkin akan tetapi Rendi sama sekali tak memberikan izin pada wanita ini untuk pergi.

"Aku tak akan memberikan kamu izin pergi ke mana pun!"

"Kamu tak berhak melarangku!"

"Tentu saja aku berhak, aku adalah suamimu!"

Ayumi ikut angkat bicara kini dan mertuanya itu kini mulai mengatainya dengan sebutan tak tahu diri dan harusnya bersyukur karena Rendi mau menikah dengannya.

****

Krisna tetap berjuang untuk mendapatkan hati Bilqis, pria itu membuktikan kesungguhannya dalam mendapatkan hati wanita pujaan hatinya. Bilqis bisa merasakan bagaimana ketulusan hati Krisna padanya dan sejujurnya itu membuatnya tak nyaman, Krisna tak seharusnya jatuh cinta pada wanita seperti dirinya.

"Pak Krisna, saya mau mengatakan sesuatu pada anda."

"Katakan saja apa yang ingin kamu katakan."

"Saya merasa bahwa saya tak pantas untuk anda, lebih baik anda mencari saja wanita lain diluar sana karena saya yakin bahwa anda akan mendapatkan yang jauh lebih baik dari saya."

"Kenapa sih kamu selalu mengatakan itu?"

"Karena saya tak pantas."

"Siapa yang mengatakan kalau kamu tak pantas?"