SHE IS VERY DANGEROUS

"Memangnya kamu tahu, acara apa yang aku datangi nanti malam?" tanya Damian yang telah meredakan emosinya.

Karena pada dasarnya, dia tidak memberitahukan pasal undangan acara ulang tahun perusahaan Dominic kepada wanita itu.

"Tahu! Aku tidak sengaja mendengar percakapan mu dengan Anton waktu itu." ucap Adrianna berbohong.

Mana ada dia sempat bertemu mereka berdua di saat dirinya sibuk bersembunyi dalam kamar apartemen.

Sebab dari itu pula, ia tidak menyebutkan lokasi ketika dirinya mendengar pembicaraan.

Beruntung, Damian sepertinya tidak peka dengan perkataannya barusan. Wanita itu pun melanjutkan aksinya sambil mengubah mimik muka menjadi sendu.

"Kamu di undang dalam acara ulang tahun perusahaan yang diadakan oleh Dominic Group kan? Bisakah, kamu mengajakku kesana juga?" ucap Adrianna dengan nada memohonnya.

Damian terdiam mendengar kata-kata yang di utarakan kekasihnya. Bukannya ia tidak ingin datang, namun rumor mengenai hubungannya bersama Adrianna, hingga dirinya yang menceraikan Auryn telah tersebar.

Jika ia pergi ke acara tersebut bersama sang kekasih, dan tercium para pemburu berita, itu hanya akan memperburuk reputasinya yang telah menurun beberapa hari terakhir.

Orang-orang mungkin akan mempercayai rumor tersebut dan akan semakin banyak orang yang mengejek, mencibir, atau bahkan menghujat mereka berdua.

Maka dari itu, dengan terpaksa ia harus menolak permintaan dari sang kekasih hatinya.

"Anna, Kamu tahu kan kalau rumor mengenai hubungan kita telah menyebar ke area publik? Jika kita berangkat bersama ke acara itu, rumor yang telah tersebar akan semakin sulit untuk di hilangkan." ucap Damian mencoba memberi wanita itu penjelasan.

"Terlebih, di sana juga pasti akan ada banyak wartawan. Bayangkan apa yang akan terjadi, jika para pengejar berita itu melihat kita datang bersama? Kau ingin semakin menjadi bahan gunjingan semua orang?" lanjutnya berkata.

Adrianna tak lagi berkata-kata setelah mendengar penjelasan sang kekasih. Tentu dia tidak ingin di jadikan sasaran empuk para pemburu berita, dan tidak mau menjadi bahan hujatan para netizen.

Tapi, jika ia tidak pergi ke acara tersebut bersama Damian, maka hubungannya dengan Leon yang akan bermasalah.

Leon mungkin tidak akan mempercayainya lagi dan yang lebih parahnya lagi, hubungan keduanya mungkin akan kandas.

Terlebih, dari pengamatannya, sepertinya Leon sudah mulai sedikit tertarik dengan wanita yang waktu itu sempat beradu argumen dengannya.

"Tidak! Aku tidak ingin kehilangan Leon! Aku tidak ingin kehilangan orang yang aku cintai untuk yang ke dua kalinya." batin Adrianna resah.

"Tapi, apa yang harus aku lakukan untuk membujuk Damian agar kami bisa datang ke acara tersebut?" tanya wanita itu dalam hati.

"Karena apa yang dikatakan Damian juga ada benarnya. Jika aku tetap ngotot untuk pergi kesana bersama Damian, semua wartawan yang ada di sana pasti akan menyerbu kami." batin Adrianna berucap sambil mengerutkan keningnya.

Melihat keterdiaman wanita itu, Damian menghela napas pelan. Ia merasa bersalah karena tidak bisa memberikan apa yang diinginkan kekasihnya.

Namun tidak datang kesana adalah pilihan yang terbaik untuk wanita tersebut. Untuk sementara waktu, Adrianna tidak bisa sembarangan dalam mengunjungi suatu acara.

Entah itu acara formal atau non formal. Maka dari itu, Damian hanya bisa membujuknya sampai hati perempuan tersebut merasa lebih baik.

"Sudahlah, tidak apa-apa jika untuk beberapa hari ini kamu tidak bisa menghadiri beberapa acara. Tunggu sampai rumor itu mereda dan kita akan dapat beraktifitas seperti biasa." bujuk Damian lagi.

"Padahal aku sangat-sangat ingin menghadiri acara pesta ulang tahun perusahaan Dominic." gumam Adrianna tertunduk lesu.

"Kamu pasti bisa bayangkan kan, seberapa mewahnya pesta itu akan terlaksanakan? Itu juga bisa menjadi kesempatan ku untuk menemukan koneksi, dan membuat karirku semakin menanjak." ucap wanita itu mendongak dengan mata yang di penuhi kekecewaan.

Wanita tersebut menggunakan cara terakhirnya, agar mereka berdua bisa menghadiri acara tersebut.

Namun jika masih gagal juga, Ia hanya bisa meminta maaf kepada Leon gara-gara tidak bisa melaksanakan tugas yang di berikan. Dan memohon, agar pria itu tidak meninggalkannya.

Se-bucin itu Adrianna terhadap Leon. Sayangnya, Leon tidak bisa membalas perasaan itu sebanyak yang wanita tersebut berikan.

"Iya, Aku tahu. Tapi tidak sekarang. Mungkin di lain kesempatan." keukeuh Damian.

Membuat sang empu cemberut, memandang sosok di hadapannya dengan pandangan tidak puas. Sedangkan pria itu kembali menghela napas. Dia harus sabar menghadapi ke keras kepala-an wanitanya.

Dengan perlahan, pria tersebut beranjak dari posisi duduknya. Dia sedikit memundurkan kursinya, kemudian berjalan mendekati sosok yang masih merajuk.

Kedua tangan pria itu terangkat. Dengan erat, ia menggenggam kedua bahu Adrianna. Membuat perhatian perempuan itu kembali padanya.

"Tolong mengertilah sayang, ini semua demi kebaikan kamu. Kamu sendiri yang bilang ingin menjadi seorang model profesional dan terkenal. Sekarang, nama kamu dan wajah kamu sedang menjadi sorotan juga perdebatan semua orang." ucap Damian dengan raut wajah seriusnya.

Adrianna merupakan seorang model yang baru merintis karir. Sayangnya, bakatnya dalam permodelan tidak cukup untuk membuat brand lokal ataupun internasional memakai jasanya.

Berkat dukungan Damian lah, wanita itu bisa menitik perjalanan karirnya sebagai model profesional. Namun, hal itu belum cukup bagi wanita itu.

Namanya, tidak seterkenal model papa atas. Karena itu, tidak banyak yang tahu jika Adrianna adalah seorang model. Akan tetapi, jika rumor semakin berkembang, bukan tidak mungkin profesinya yang sebagai model akan terungkap.

Membuat namanya semakin dikenal khalayak luas. Bukan sebagai model profesional, melainkan sebagai pelakor profesional.

Dan sudah dapat di pastikan, karirnya yang baru di rintis, akan segera hancur tak bersisa.

Saat ini, pria itu tengah menjelaskan hal tersebut kepada wanita yang di cintainya dengan sangat sabar. Agar Adrianna mengerti konsekuensi dari apa yang di inginkan nya.

Pasrah!

Hanya itu yang bisa dilakukan oleh Adrianna sekarang. Usahanya untuk membujuk Damian pergi ke acara ulang tahun perusahaan Dominic gagal total.

Dia bahkan mendapatkan ceramah dari sang kekasih, walau semua yang dikatakan pria itu merupakan fakta.

"Baiklah, aku mengerti. Aku tidak akan memaksamu untuk membawa ku acara itu." ucap wanita itu lesu.

"Bertahanlah.hanya untuk beberapa hari. Aku akan berusaha untuk membersihkan nama kita berdua sesegera mungkin." balas Damian sambil memeluk erat perempuan itu.

Adrianna menganggukkan kepalanya pelan. Ia menyembunyikan wajahnya di dada pria tersebut, sambil merasakan hangatnya pelukan sang kekasih.

Sementara Damian tersenyum lega, karena akhirnya berhasil membujuk wanita dalam dekapannya.

"Apa kamu sudah berhasil menemukan siapa yang telah menyebar luaskan video itu ke media sosial?" tanya Adrianna tiba-tiba.

Wanita itu mendongak, menatap wajah tampan pria yang berstatus sebagai kekasihnya.

"Belum." ucap Damian datar.

Di ingatkan perihal pelaku dari kegaduhan ini, mood pria itu seketika menurun.

"Anak buahku masih mencari siapa pelaku tersebut. Jika aku tahu siapa dia, sudah pasti tidak akan ku lepaskan orang itu." ucap Damian dengan mata yang berapi-api.

Adrianna segera mengelus lengan pria itu, guna untuk menenangkan emosinya. Ia sedikit menyesali pertanyaannya yang telah memancing amarah Damian.

"Semua pasti akan teratasi cepat atau lambat. Aku percaya kamu pasti akan segera menemukan orang itu. Dan setelahnya, kita bisa menghukum orang yang telah membuat kita menderita." ucap Adrianna mencoba menenangkan.

"Hmm." balas Damian singkat.

...****************...

...****************...

Cafe.

Melihat jika Xiaofei dan Leon sibuk berbincang masalah pribadi, Auryn yang merasa bosan mengawasi keduanya beralih mengawasi pasangan lain.

Siapa lagi jika bukan pasangan pengkhianat dan perusak rumah tangga orang.

Auryn tersenyum tipis, mendengar percakapan keduanya. Ia juga sedikit terkejut karena baru mengetahui profesi asli Adrianna yang seorang model.

"Ah, jadi J*l*ng itu seorang model? Sepertinya aku memiliki ide untuk semakin membuat rumor keduanya naik, sehingga dapat menjatuhkan reputasi keduanya." batin Auryn menyeringai.

Wanita itu melanjutkan aktivitasnya sebagai 'pendengar yang baik'. Ia kembali tersenyum kala mendengar keduanya membicarakan pelaku dari penyebar rumor tersebut.

"Ingin menemukan ku? Itu tidak akan mudah, bahkan hampir mustahil. Terkecuali jika aku sendiri yang menunjukkan diri, kalian berdua masih akan berada di titik buta." batin Auryn sombong.

"Dan... Apa tadi mereka bilang? Ingin menghukum ku?" tanya Auryn dalam hati sambil menaikan sebelah alisnya.

"Kalau begitu, aku tunggu hukuman tersebut." ucap Auryn dalam hati.

Wanita itu mendongak, kedua matanya menatap lurus ke depan dengan tatapan yang sangat tajam.

"Itupun, jika kalian berdua bisa lolos dari balas dendam ku!" seru wanita itu dalam hati.

.....

Ruang kerja Damian.

Damian yang tengah bermesraan dengan sang kekasih tiba-tiba saja bergidik ngeri. Dia yang tengah berciuman dengan Adrianna, mendadak mendorong wanita itu sambil menggerakkan kepalanya ke kiri dan ke kanan. Seolah mencari sesuatu atau seseorang.

Adrianna yang bingung dengan tingkah laku pria itu, kemudian menanyakan alasan dari keanehan yang ia lakukan.

"Ada apa, honey? Kau sedang mencari apa?" tanya Adrianna dengan wajah heran.

Wanita itu bahkan sampai ikut menolehkan kepalanya, hendak mencari apa yang sang kekasih cari.

"Apa kamu tidak merasakannya?" tanya Damian balik.

"Merasakan apa? Semuanya nampak normal bagiku." balas Adrianna kembali.

"Benarkah?" tanya Damian.

"Kalau begitu, mungkin itu hanya khayalan ku saja." lanjut Damian mengusap wajahnya lelah.

.

.

.

TO BE CONTINUE.