Cinta Suci Bilqis
Bilqis tengah membawa nampan berisi air dan makanan ke ruangan kerja sang suani namun langkah kakinya mendadak terhenti karena mendengar pembicaraan antara Rendi, sang suami dengan Ayumi, sang mama mertua.
"Jadi kamu memang sudah ada rencana menikahi Cathrine?"
"Tentu Ma, aku sudah memiliki rencana pernikahan dengannya. Kurang lebih kami akan menikah 3 bulan dari sekarang."
Bilqis terkejut ketika mendengar apa yang sang suami katakan pada sang mertua barusan. Apakah barusan ia salah dengar? Bagaimana mungkin Rendi dan Ayumi mengatakan hal itu? Hati Bilqis teriris mendengar pembicaraan itu dan nasib nya di rumah ini dan sebagai istri sah dari Rendi akan terancam. Bilqis bukannya tak mau meninggalkan Rendi dan akan bertahan demi harta, Bilqis bukan wanita yang gila harta dan akan mengemis supaya Rendi tidak menceraikannya namun tentu bukan begini cara mainnya.
"Rupanya kamu di sini?!"
Bilqis tersentak karena pintu ruangan kerja Rendi sudah terbuka dan Ayumi menatapnya tajam. Bilqis berusaha tersenyum dan berpura-pura tak mendengar apa pun barusan namun Ayumi bukanlah wanita bodoh.
"Kamu pasti mendengar semuanya barusan kan?"
"Aku tak mengerti apa yang Mama bicarakan."
Ayumi dengan kasar melempar nampan berisi makanan itu ke lantai dan membuat Bilqis terkejut karena tak menyangka kalau mertuanya akan bersikap kejam begini padanya.
"Bagus kalau kamu sudha mendengar semuanya, jadi Rendi tak perlu repot untuk menjelaskan semua padamu."
Rendi gegas berjalan menghampiri mereka berdua namun tatapan Rendi begitu dingin tak seperti dulu ketika mereka menikah. Tatapan Rendi dan sikap hangatnya berubah semenjak Bilqis keguguran anak pertama mereka pada tahun pertama menikah. Rendi yang sudah bahagia karena di hari ulang tahunnya yang ke 30 kala itu akan menjadi seorang ayah harus sirna karena Bilqis keguguran. Rendi menyalahkan Bilqis karena tak becus menjaga buah cinta mereka hingga pada akhirnya anak mereka tak selamat.
"Mas ...."
"Bagus kalau kamu sudah dengar, aku akan menikah dengan Cathrine 3 bulan lagi."
"Baiklah, akan tetapi ceraikan aku."
"Aku akan menceraikan kamu setahun setelah aku dan Cathrine menikah."
"Apa maksud kamu, Mas?!"
"Kenapa? Kamu tak suka berbagi dengan Cathrine? Bukankah kamu istri yang solehah? Lihat kerudungmu ini."
"Aku ini wanita biasa yang tak sanggup kalau melihat suamiku menikah dengan wanita lain! Aku tak sekuat itu untuk menerimanya."
"Rendi, kenapa sih kamu tak ceraikan saja wanita benalu ini?" tanya Ayumi kesal.
"Kalau aku menceraikan dia begitu mudah maka dia akan bahagia setelah kami berpisah, dia akan melupakan apa yang sudah ia lakukan pada anak kami. Aku tak akan rela dia bahagia setelah merenggut nyawa anakku."
"Mas, aku sudah mengatakan kalau semuanya tak aku sengaja."
"Sudahlah, aku bosan mendengar pembelaan bodohmu ini!"
Rendi mendengus kesal kemudian pergi meninggalkan Bilqis yang mulai menangis dengan mata yang sembab.
"Rasakan kamu!" seru Ayumi puas yang mana kemudian wanita itu jiga gegas meninggalkan Bilqis yang harus sendirian membereskan pecahan piring dan gelas yang berceceran di lantai.
"Ya Allah, Non biar Bibi saja yang beresin, Non mending istirahat saja," ujar bi Iyah yang sudah menjadi asisten rumah tangga di rumah ini lebih dari 40 tahun.
"Nggak apa-apa Bi, biar saya saja yang bereskan semua ini. Lagi pula ini kan kesalahan saya yang gak hati-hati."
Bi Iyah tahu persis apa perlakuan buruk Ayumi dan Rendi pada Bilqis selama 4 tahun belakangan ini namun ia tak punya keberanian untuk mengadukan ini pada tuan besar karena kondisi tuan besar sedang perlu istirahat total di rumah sakit.
****
Sementara itu selepas membereskan semua kekacauan yang terjadi barusan, Bilqis pergi ke dalam kamarnya dan melaksanakan ibadah salat isya dengan khusyuk. Di akhir salat, ia memanjatkan doa pada Tuhan semoga saja ia diberikan jalan keluar atas masalah yang ia hadapi bertubi-tubi ini.
"Ya Allah, tolong kabulkan doa hamba."
Bilqis tak bisa berhenti untuk menangis dan ia berlinang air mata karena begitu sedih dan sakit dadanya akibat penghianatan yang dilakukan oleh suaminya. Setelah mencurahkan semua keluh kesahnya pada sang pencipta, maka Bilqis gegas untuk segera beringsut menuju tempat tidur dan memejamkan mata karena besok ia harus pergi mengajar ke sekolah. Keesokan paginya Bilqis bangun sudah lewat adzan subuh dan ia tak sempat melakukan salat tahajud, gegas ia mandi dan berpakaian kemudian segera melaksanakan ibadah salat subuh dengan penih khusyuk, dalam doanya ia minta semoga Tuhan bisa memberikan jalan keluar terbaik dari masalahnya saat ini.
"Bagus sekali ya, bukannya bantu di dapur bersama bibi malah sudah mau pergi saja kamu!" seru Ayumi yang melihat menantunya sudah siap dengan pakaian mengajarnya.
****
Bilqis harus terlibat drama setiap pagi ketika hendak berangkat mengajar ke sekolah. Ayumi selalu menyindirnya dan mengatakan bahwa seharusnya Bilqis harus di rumah saja dan menjadi ibu rumah tangga apalagi mereka ini dari kalangan atas. Bilqis keberatan dan Rendi jiga awalnya mendukung karena memang Bilqis suka mengajar jadi ia membiarkan istrinya tetap mengajar namun setelah Bilqis keguguran semua sikap baik Rendi juga lenyap, Rendi sudah tak peduli lagi padanya.
"Pagi Bu," ujar pak Endi yang merupakan satpam tempat Bilqis mengajar ketika membukakan pintu untuk Bilqis yang datang terlambat.
"Pagi Pak," balas Bilqis.
Bilqis datang dengan menggunakan sepeda motor yang sudah ketinggalan zaman. Rekan kerjanya rata-rata membawa mobil atau motor kekinian dan mereka sempat heran dengan Bilqis yang masih saja membawa motor itu ke sekolah padahal suaminya kaya raya.
"Bu Bilqis, anda langsung saja masuk ke kelas, soal absen di ruang guru tenang saja sudah saya bereskan," ujar bu Romlah yang bertugas sebagai guru piket hari ini.
"Terima kasih Bu Haji, saya langsung ke kelas."
Gegas Bilqis menuju ruangan kelas X-A tempat kelasnya akan dimulai pagi ini ruangan kelasnya ada di pojok sekolah di lantai 2 jadi butuh waktu untuk sampai ke sana.
****
Bilqis baru selesai mengejar pukul 3 sore dan ia langsung gegas pulang ke rumah karena tak mau Ayumi merepet dan membuat telinganya sakit, walau bagaimanapun juga Ayumi masih mertuanya dan ia harus bersikap hormat padanya.
"Buru-buru amat Bu."
"Iya nih Bu Bilqis, setiap udah selesai ngajar kok langsung pulang gak mau ngobrol sama kita dulu?"
"Maaf namun saya benar-benar harus pulang."
Bilqis gegas keluar dari ruang guru dan menaiki motornya, ketika di tengah jalan motornya malah bermasalah.
"Aduh kenapa ini?"
Bilqis kemudian memarkiran motornya di bahu jalan dan mencoba menghidupkan mesinnya namun tetap saja mesinnya tak mau hidup hingga sebuah mobil SUV putih berhenti di sebelah motornya dan si pengemudi yang merupakan pria tampan dengan kacamata hitam turun menghampiri Bilqis.
"Ada apa, Bu?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Mika Su
lanjutkan
2024-03-28
2