Kisah seorang gadis cantik, arogan, dan tentunya kaya raya.
Kesombongannya membuat orang-orang takut mendekatinya.
Seketika semuanya hancur tepat di hari pertunangannya, Kania nama gadis itu menemukan adik tiri dan calon suaminya bercumbu di sebuah apartemen.
Sedih, emosi bercampur jadi satu. Kania pulang mengemudi dengan kecepatan tinggi hingga terjadi kecelakaan naas itu.
Kania terlempar dari dalam mobil hingga wajahnya rusak parah dan tidak di kenali.
Wajahnya yang buruk membuat Ari Laksono, ayah kandungnya yang dulu selalu menyanjungnya membuangnya begitu saja karena gengsi.
Bukan cuma itu saja, bahkan dua teman baiknya menjauh karena Kania sudah tidak seperti dulu lagi.
Penderitaan Kania tidak sampai disitu saja, ibunya yang selama ini mengalami depresi tiba-tiba di vonis gagal jantung.
Di tengah kebingungannya mencari uang untuk pengobatan ibunya akhirnya Kania memilih jalan pintas dengan menjual kesuciannya di pelelangan dunia malam.
Hanya ada di @noveltoon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon akos, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
15. MENCARI KERJA
"Ini kuncinya, saya sudah membersihkan isi rumah dan halaman, kalian tinggal tempati saja. Jika ada masalah boleh hubungi saya lagi."
seorang pria paru baya menyerahkan kunci pada Kania.
"Terima kasih banyak pak, kami akan menjaga rumah ini seperti kami menjaga rumah kami sendiri."
"Sama-sama nak, kalau begitu saya permisi dulu." pemilik rumah kos meninggalkan Kania dan ibunya.
"Bu, sekarang kita akan menghadapi kehidupan ini bersama-sama. Apa pun yang terjadi nanti Kania akan terus menjaga dan melindungi ibu" Kania mengusap punggung ibunya.
"Terima Kania. Sekarang ibu tenang bisa tinggal bersamamu dari pada tinggal bersama Ari dan Rita."
"Lupakan mereka dan mari kita mulai hidup baru."
Kania mencium tangan ibunya.
Setelah seharian beres-beres Tina dan Kania menyempatkan diri makan malam.
Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam keduanya pun masuk kedalam kamar.
Sekejap saja mereka ngobrol hingga Tina tertidur lelap.
"Ibu pasti sangat lelah dari batin dan seharian membantu Kania beres-beres."
Kania menyelimuti tubuh ibunya lalu duduk menatapi wajah perempuan yang masih terlihat cantik dengan rambut terurai panjang.
"Uang ibu masih cukup untuk 3 bulan ke depan tapi bagaimana dengan bulan-bulan berikutnya? Aku harus cari kerja untuk mencukupi kebutuhan kami."
Kania berdiri dari tempat duduk dan melangkah masuk ke kamar mandi.
Tidak terasa pagi kembali menyambut, sedikit demi sedikit embun menguap di terpa sinar matahari.
Satu-persatu dedaunan kering berjatuhan di tiup angin sepoi-sepoi pagi itu.
Setelah menyiapkan sarapan buat ibunya, Kania pun bersiap-siap untuk pergi.
"Nak kamu mau kemana? Tina datang mendekati dengan kursi rodanya.
"Rupanya ibu sudah bangun, Kania mau cari kerja."
"Kamu mau cari kerja dimana sayang?"
"Tanya pada teman dan juga sosial media. Bu, Kania berangkat dulu Kania sudah terlambat ini. Jika sesuatu terjadi segera telpon Kania dan satu lagi, sarapan ibu dan kebutuhan mandi ibu sudah kania siapkan. Bye bu."
Kania mencium tangan ibunya dan bergegas pergi sambil menenteng map.
"Hati-hati......"
Kania terus berlari dan berhenti di depan rumah. Tidak lama kemudian seorang pengendara motor datang.
"Jalan asia pak. Cepat sedikit ya pak."
"Baik mba, tolong helm di pakai." balas sang pengendara ojek sembari memberi Kania helm.
Motor melaju kencang menembus hirup mudik pengendara lain.
Kania benar-benar di buru oleh waktu.
"Tinggal 5 menit lagi pendaftar ditutup, semoga saja aku bisa sampai tepat waktu."
"Pak tolong cepat sedikit."
"Maaf mba, ini juga sudah sangat cepat. Kalau saya tambah lagi kecepatannya bisa-bisa kita berdua sudah tidak lagi di dunia ini."
Kania terdiam, betul kata tukang ojek itu. pekerjaan dapat di cari tapi nyawa jangan harap.
Dengan berbagai rintangan yang di lalui akhirnya mereka tiba juga di depan swalayan.
Kania menyerahkan berapa uang kertas beserta helm pada tukang ojek lalu berlari masuk kedalam swalayan.
"Mba, apa pendaftarannya masih buka? Tanya Kania pada dua orang yang bertugas di sana dengan deru nafas putus-putus.
"Maaf, pendaftarannya baru saja tutup dan pak manager sudah menerima 3 orang karyawan baru."
Kania menghela nafas panjang, perjuangan berburu waktu akhirnya sia-sia juga.
Tanpa permisi Kania berjalan lesu keluar dari dalam swalayan.
"Mana mungkin ada yang mau menerimanya, sedangkan wajahnya saja kamu bisa lihat sendiri tadi." ucap petugas swalayan pada temanya.
"Rezeki sudah ada yang ngatur jadi kita tidak bisa menghakimi orang." balas temanya.
Sebelum pergi Kania menatap ke bangunan swalayan itu, harapan untuk kerja di sana pupus sudah.
"Kali ini mungkin bukan rezekiku."
Kania berjalan tanpa tujuan mencari lowongan pekerjaan siapa tahu ada yang membutuhkan jasanya.
Map berisi surat-surat penting masih erat di genggamnya.
Sudah berapa toko dan swalayan dia datang tapi masih seperti tadi, sudah terisi.
Karena sudah berjalan cukup jauh dan sudah kelelahan Kania memutuskan beristirahat di bangku di bawah pohon rindang.
"Ya Tuhan, lapangkan lah rejekiku agar kami bisa melanjutkan hidup."
Kania menunduk dengan kedua tangan menutup wajahnya.
Ada beberapa saat Kania seperti itu hingga dia mengangkat kepalanya.
"burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan. Terus bagaimana dengan diriku yang ingin berusaha. Tuhan pasti akan beri jalan. Semangat Kania!
Kania berdiri dengan semangat berkobar.
Belum juga beberapa langkah kakinya diayun tiba-tiba mata Kania tertuju pada sebuah kertas kecil yang menempel pada tiang listrik.
Kania berjalan cepat mendekatinya.
"DICARI SATU ORANG WANITA BERUMUR 18-23 TAHUN YANG BISA BEKERJA MALAM DENGAN GAJI FANTASTIK. BAGI YANG BERMINAT SILAHKAN HUBUNGI NOMOR DI BAWAH INI."
Kira-kira begitulah tulisan pada kertas kecil yang menempel pada tiang listrik.
"Mungkin inilah jalan yang di tunjukkan Tuhan padaku."
Dengan cepat Kania menyimpan nomor yang tertera di sana.
Ada dua kali Kania menghubungi nomor itu tapi gagal hingga panggilan yang ke tiga tersambung.
"Hello, apa benar perusahaan anda membuka lowongan kerja untuk wanita berumur 18-23 tahun?"
"Benar sekali, apa anda berminat?"
"Iya saya berminat"
"Kalau begitu kamu datang ke sekretariat kami pada pukul 18.30 dan jangan lupa membawa ijazah terakhirmu."
"Baik, Kalau begitu terima kasih sebelumnya."
"Sama-sama"
Setelah memutuskan panggilan, Kania memasukkan handphone kedalam saku.
"Yes, akhirnya. Semoga saja kali aku di terima."
Dengan wajah gembira Kania melanjutkan langkah kembali ke rumah.
"Nak, apa kamu berhasil mendapatkan pekerjaan? Sambut Tina di depan pintu.
"Belum, tapi malam ini Kania akan interview, tolong doakan yang terbaik agar segala urusan Kania dilancarkan."
"Ibu selalu mendoakan yang terbaik untukmu nak. Memang pekerjaan apa hingga harus interview malam?"
"Kania juga belum tahu Bu yang jelasnya gajinya lumayan untuk mencukupi kebutuhan keseharian kita."
"Tapi Kania harus ingat kesehatan, tidak baik begadang tiap malam."
"Ibu jangan kuatir, Kania pasti bisa jaga diri dengan baik."
"Kalau begitu Kania makan dulu lalu istirahat."
"Ibu sudah makan?"
"Ibu menunggumu."
"kalau begitu ayo kita makan."
Kania mendorong kursi roda Tina menuju kearah dapur.
Mereka berdua menikmati makan siang sembari mengobrol santai.
Waktu terus berlalu hingga tidak terasa Kania sudah bersiap-siapa untuk pergi.
Kali ini dia bertekad untuk mendapatkan pekerjaan itu.
Semua berkas yang dibutuhkan sudah dimasukkan kedalam tas ransel.
"Aku rasa ini sudah cukup. Ya Tuhan, mulus kan jalanku, jauhkan kami dari orang jahat dan dekatkan kami dengan orang-orang baik. Amin."
Setelah berpamitan pada ibunya Kania keluar rumah, di depan pintu pagar sudah ada pengendara ojek menunggunya.
Lnjut thor..
ada ada saatnya kamu akan merasakan kebahagiaan..
anggap saja ini penebus dosamu di masa² kamu masih sombong ..
fighting
Kmu harus jdi perempuan kuat & tangguh..
Sprtiny medi jodohnya linda..
tetap update
justru si cupu itu kyaknya yg nanti bkal nolongin kania...🤭🤭🤭