NovelToon NovelToon
Harga Diri Yang Terjual

Harga Diri Yang Terjual

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami / Konflik etika / Romansa / Dijodohkan Orang Tua / POV Pelakor
Popularitas:3.2M
Nilai: 4.9
Nama Author: Lyn malini

Dengan matanya sendiri menyaksikan bagaimana suaminya memuja setiap jengkal tubuh madunya. Dan mendengar pengakuan menyakitkan dari mulut suaminya .
Akhirnya dia lari demi menyelamatkan sang buah hati dari tangan suami dan mertuanya yang ingin memisahkan mereka.

Ashara Ayudia , terpaksa mendewasakan dirinya dengan berbagai cobaan yang menghadangnya. Bekerja keras pontang panting demi kesembuhan anaknya.

Akhirnya Asha harus rela jadi duri dalam rumah tangga orang lain demi nyawa anaknya.

"Apapun akan aku lakukan asalkan bisa menyelamatkan anakku ,termasuk menjual diriku sendiri.....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lyn malini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hari yang mendebarkan

" Asha terima tawaran Bunda, asal Resha secepatnya dioperasi. Tapi harus dengan status janda. Asha tidak mau melangkahi aturan agama. " Ucap Asha Pasrah sekembalinya dari ruang Resha.

Melihat ketidak berdayaan anaknya tentu saja Asha tidak punya cara lain selain menerima tawaran Ibu Farida. Asha tidak punya pilihan lain.

" Baiklah, Bunda tahu itu. Bunda juga bukan orang yang tidak tahu agama, Sha. Sekarang jangan pikirkan itu dulu karena Resha harus segera ditangani. " Ibu Farida kemudian menelepon seseorang.

" Lakukan sekarang. " Perintah Ibu Farida pada seseorang diseberang telepon.

" Ayo bersiap, kita harus segera membawa Resha ke Jakarta. Temanilah Resha ,Umi kamu sedang menyiapkan keperluan kita selama di Jakarta.

Saking kalutnya , Asha sampai tidak menyadari jika Umi Aminah tidak ada di dekatnya. Umi Aminah disuruh Ibu Farida pulang dengan diantar supir untuk menyiapkan keperluan Asha dan Umi Aminah selama Resha dirawat.

Ternyata kedua orang tua itu telah yakin jika Asha pasti menerima tawaran itu. Karena memang tidak punya cara lain .

Dengan segala kerumitan prosedur dan persiapan yang matang akhirnya Resha dibawa ke rumah sakit terbesar di Jakarta. Tentu saja dengan kawalan tim medis dan juga alat penunjang yang lengkap. Semuanya dipimpin oleh Dokter Wira.

Perjalanan yang mendebarkan itu terasa sangat lama bagi Asha. Kekhawatiran sangat terlihat dari tatapan matanya. Apalagi Asha tidak diizinkan berada di samping Resha selama perjalanan karena takut mengganggu tim medis yang bersiaga dalam mengawal Resha.

Di dalam hati Asha tidak berhenti berdoa untuk kesembuhan anak tercintanya. Asha akan melakukan apapun agar Resha bisa kembali pulih. Meski dia harus menggadaikan harga dirinya. Demi Resha !

Akhirnya perjalanan yang menegangkan seumur hidup Asha , berakhir juga di tempat tujuan. Asha langsung turun dari mobil dan menunggu Ambulance yang membawa Resha itu terbuka.

" Om, apa Resha baik baik saja ? " Tanya Asha gegas ketika melihat Dokter Wira keluar dari ambulance.

" Tenanglah, dia masih aman. " Dokter Wira mengusap kepala Asha,dia sangat memahami kecemasan Asha.

Roda Strecher yang beradu dengan lantai granite memecah kesunyian di lorong lorong rumah sakit. Terlihat ketegangan yang hiasi setiap wajah orang yang mengiringinya. Sesekali baik Asha maupun Umi Aminah masih mengusap sudut matanya.

Sungguh situasi ini sangat mengacaukan perasaan Asha. Selama merawat dan menjaga Resha selama ini ,situasi inilah yang paling menakutkan bagi Asha. Walaupun Asha terlah menyiapkan diri jauh jauh hari, tapi tetap saja dia tidak sanggup menghadapi nya.

Resha telah ditangani oleh tim profesional di ruang observasi. Sementara Asha ,Umi Aminah dan Ibu Farida menunggu di ruang tunggu yang telah disediakan.

" Ayo kita ke kantin, sudah waktunya mengisi tenaga ." Ajak Ibu Farida kepada kedua ibu dan anak itu.

" Bunda saja sama Umi, Asha masih mau disini. " Tolak Asha.

" Kamu butuh asupan yang cukup, Sha. Kalau kamu sakit siapa yang akan menjaga Resha nantinya. Tenang saja kalau mereka butuh pasti langsung mengabari kita lewat telepon. " Ibu Farida membujuk Asha yang enggan meninggalkan tempat duduknya.

" Ayo, Nak. Tidak ada yang bisa kita lakukan disini. Kamu harus makan biar tetap kuat. " Akhirnya Asha bangkit dari duduknya. Dengan langkah gontai dia mengikuti kedua wanita paruh baya itu.

Dengan susah payah Asha menelan makanannya. Pikirannya masih terpaku dengan Resha yang tidak kunjung sadar .

" Kita akan lama disini, sementara kita menginap di hotel yang terdekat dengan rumah sakit. " Ucap Ibu Farida memecah kesunyian.

" Asha di rumah sakit saja ,Bunda." Sela Asha cepat.

" Iya, salah satu kita memang harus ada di rumah sakit, Sha. Dan bukan kamu saja, kita akan bergiliran. Baik kamu, Bunda, dan Umi harus tetap fit. Jadi kita istirahatnya juga bergiliran. " Ucap Ibu Farida dengan tegas.

" Resha butuh Maminya yang sehat dan kuat, Sha. Menurutlah sama Bunda dan Umi. Kita akan hadapi ini sama sama ." Mendengar ucapan Umi dan Ibu Farida akhirnya Asha hanya mampu mengangguk.

Selesai makan mereka kembali ke ruang tunggu. Ternyata Dokter Wira telah berada disana menunggu mereka. Asha sedikit bergegas ketika melihat Dokter Wira.

" Om...

" Syukurlah kalian sudah disini. Persiapan operasi telah siap. Tapi kita kekurangan stok darah. Dari lima kantong yang dibutuhkan hanya tiga kantong yang tersedia di rumah sakit. " Ucap Dokter Wira cepat.

" Darah Asha dan Umi tidak cocok. Golongan darah Resha B+ sama dengan Papinya. " Ucap Asha yang sesak menahan air matanya.

" Tenanglah, Sha. " Kemudian Ibu Farida terlihat menelepon seseorang. tidak lama dia kembali ke tempat semula. " Tunggulah sebentar lagi Roman kesini, golongan darahnya sama dengan Resha." Lanjutnya.

Asha dan Umi Aminah bernapas lega, karena tidak mungkin mereka akan meminta darah untuk Resha pada Rey. Sampai kapanpun Asha akan menjauhkan Resha dari Rey karena Asha takut Resha diambil oleh Rey.

Di tengah kegelisahan menanti kedatangan Roman , Asha menyandar di kursi tunggu sambil memejamkan matanya. Entah mengapa matanya terasa berat dan sedikit perih. Mungkin kebanyakan menangis hingga matanya sangat bengkak dan memerah.

Terdengar langkah kaki bersahaja semakin mendekat ke arah mereka. Sontak semua mata menatap ke arah suara langkah itu. Roman datang masih dengan pakaian kantornya. Menandakan kalau dia masih bekerja saat menerima panggilan Ibu Farida.

" Kamu sudah datang, Roman ? Ayo Bunda antar ke dalam. " Ibu Farida langsung menarik lengan Roman menuju sebuah pintu.

Tatapan Roman terpusat pada wajah sayu dengan mata bengkak . Namun hanya sekejap saja. Roman memutuskan pandangannya karena Ibu Farida menarik lengannya.

Asha menarik napas dalam dan menghembuskan dengan perlahan. Hatinya sedikit tenang karena tidak lagi mengkhawatirkan tentang darah. Hanya tinggal operasi besar Resha saja yang masih terasa menghimpit di dadanya.

Sementara Roman kebingungan dengan Bundanya yang membawanya entah kemana.

" Bun, kita mau kemana ? Memangnya siapa yang sakit ? ." Tanya Roman .

" Roman, Bunda minta darah kamu ya ? Resha sedang butuh darah, kebetulan golongan darahnya sama denganmu. " Jawab Ibu Farida.

" Kenapa Bunda tidak bilang tadi. Aku kira Bunda yang sakit, tahu gitu aku tidak usah terburu buru ." Sungut Roman.

" Jangan gitu, Nak. Bunda pernah sekarat, jadi Bunda tahu bagaimana rasanya membutuhkan .Lagian Resha hanya butuh dua kantong darah, bukan sumsum tulang belakang. Apa kamu keberatan ? "

Ucapan Ibu Farida menohok hati Roman yang hampir lupa jika dia pernah merasa putus asa saat tidak mendapatkan ginjal untuk Bundanya.

" Tidak, Bun. Ayo kita ambil darah roman ." Merekapun langsung menuju tempat yang telah diinfokan oleh Dokter Wira untuk memeriksakan darah terlebih dahulu.

*****

Waktu terasa sangat lambat . Detik dan menit begitu terasa hingga langkahnya menuju jam begitu lamban. Setiap detak jarum jam yang terdengar oleh Asha , mampu menekan dadanya yang semakin sesak.

Berbagai doa telah dia lafazkan tiada henti. Bersandar dan memejamkan mata tidak membuatnya lena sedetik pun. Sesekali punggung tangannya mengusap pipinya yang basah. Pasmina yang dikenakannya pun ujungnya telah basah karena digunakan menghapus cairan yang keluar dari hidungnya.

Sekarang tidak hanya matanya yang merah, hidungnya pun telah terasa panas dan merah. Wajah cantik itu terlihat semakin kuyu dan sendu. Dinginnya ruang tunggu itu menambah pucatnya wajah ibu muda itu.

Dokter Wira menyarankan selama menunggu sebaiknya istirahat dulu di Hotel. Mengingat operasi jantung itu memakan waktu lebih kurang lima jam lebih. Namun Asha tidak mau mendengarkan usulan sang Dokter .Sementara Umi Aminah dan Ibu Farida telah diantar oleh Roman ke Hotel terdekat.

Karena lelah menunggu dan menangis Asha pun tak sanggup menahan kantuknya. Apalagi hari telah menuju tengah malam. Namun tiba tiba Asha terbangun karena merasa ada yang guncang bahunya.

" Umi menyuruhku mengantarkan ini, makanlah ! Kamu pasti belum makan dari tadi. " Asha yang masih berusaha mengembalikan kesadarannya menatap Roman tak berkedip.

" Hei !! Apa kamu sudah sadar ? Makanlah selagi masih hangat. " Ucap Roman ketika melihat tidak ada tanggapan dari Asha.

" I.. iya, Pak. Terima kasih. " Jawab Asha gugup setengah mati. Bagaimana tidak gugup, manusia es batu ini duduk di sampingnya menyodorkan kantong makanan untuknya.

Setelah menerima bungkusan itu, Asha jadi terdiam. Bingung harus bagaimana bersikap terhadap mantan Big Boss nya ini.

" Kok malah diam, makanlah ! " Ucap Roman lagi.

" Bapak belum pulang, ini udah terlalu malam. " Ucap Asha menghilangkan kecanggungan.

" Emang sudah tengah malam, aku jadi telat pulang karena mengantar makanan itu. Jadi tolong segera dimakan setidaknya waktu dan tenaga ku tidak sia sia. " Ketus Roman dengan tatapan mendelik ke arah Asha.

Tanpa bicara lagi Asha langsung membuka bungkusan yang isinya ternyata adalah Nasi goreng. Walau tidak berselera Asha memaksakan untuk menelan makanan itu. Tidak ingin membuat orang yang membawakan makanan itu kecewa.

" Ya, sudah aku pulang. " Ucap Roman yang tiba tiba berdiri setelah makanan Asha tinggal separuh.

" Pak, terima kasih. " Cicit Asha setelah Roman mulai melangkah. Roman tidak menyahut, hanya berhenti sejenak dan melangkah kembali tanpa menoleh ke belakang.

Asha pun melanjutkan makannya setelah Roman menjauh. Roman tersenyum tipis melihat Asha menikmati makannya ,sesaat ketika Roman menaiki lift di ujung lorong rumah sakit .

Asha menghabiskan makanannya dengan tatapan kosong. Pikiran melanglang buana ke ruangan dimana Resha berada. Asha hanya bisa mengucapkan ribuan doa dan harapan semoga Resha kembali kepangkuannya dengan selamat dan sehat.

Semoga.....

...****************...

Hai Sista 💖

Tengkyu Readers kuh yang setia , tolong sedekah jempol dong biar Othor cemangat.

Happy reading gaiiss 🌺💖🌺

1
novi 99
roman... apa selama menyetuh istrimu tidak di lihat baik-baik...

biasanya klo suami sangat mencintai istrinya pasti memuja tubuhnya ..
apa pas wikwik gak lihat di bagian perut sang istri apa ...

meski dengan perawatan super tetap terlihat bekas operasi itu , meski samar ...

ini mungkin roman main serodok aja ya .. gak lihat-lihat saat memuja tubuh istrinya .
novi 99
nama Asha cocok untuk orang dan karakternya ... tapi nama Kamila gak cocok dengan hatinya yang durjana
novi 99
ini yang paling busuknya Kamila ...

pura - pura baik sama asha tapi dia yang buat Rey datang ... alasan ketiduran di bath up....
Pipit Aprilianti
Luar biasa
Nadia
ini anak dan dua anak sama" bejat nya Budi roman dan ray
Wa Tie
Luar biasa
Tua Jemima
nyesek
mbak i
happy ending❤️❤️❤️
mbak i
aku bahagia banget .ereka yang baikan,,roman jangan bodoh lagi,,,awas kalau goblok lagi
Dewi Nurlela
knp ga langsung dicerai aja sich roman,
Dewi Nurlela
jangan" mantannya Bu farida
Frandamia 💀
Luar biasa
Joy Santoso Awine
sdh berapa kali nangis baca bab yg memilukan hati...keren banget bisa membawa pembacax merasakan sakit yg di rasakan oleh tokoh2 yg ada
Biru Laut mama anggita
aduh Thor kamu berhasil membuatku menangis yaa cerita yang menyayat hati 😭😭😭😭😭
Biru Laut mama anggita
semakin kesini aku sampai mengeluarkan air mata dengan nasib asha yaa .....
DPuspita
Dr mulai akta cerai nya keluar sampai capther ini, kok Rey diem2 aja? Dia tau atau gak ya kl udah cerai dg Asha? atau gak peduli? atau othor lupa tulis ceritanya? 🤔
Fitria Ningsih
resiko jd istri ke2 jd g usah merasa sakit hati sha, gimana perasaan nia saat swami nya meminta ijin menikah lg kmu jg pernah merasakan bukan. jd selamat menikmati
Ratna Nur
apa kabar Rey Thor.....buat cerita Rey dong/Rose//Rose/
Aty Gusasi
apa mantan suaminya mertuanya asha ya
Neney chica
Novel yang bagus.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!