NovelToon NovelToon
Bayi Kembar Presdir Tampan

Bayi Kembar Presdir Tampan

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda / Lari Saat Hamil / Berbaikan / Single Mom / Anak Genius / Anak Kembar
Popularitas:494.7k
Nilai: 4.7
Nama Author: Ika Dw

"Aku tidak menyangka kau begitu tega padaku. Di saat aku bertugas di luar kota, kau malah selingkuh di belakangku. Aku menyesal karena sudah menikahi wanita sepertimu!"

Devina ditalak dan dituduh telah berselingkuh dengan pria lain yang tak lain adalah sahabat dari mantan suaminya, Marcell. Hidupnya jadi menderita dan terlunta-lunta ketika berpisah dari suaminya. Fitnah keji itu membuat anak kembar yang dilahirkannya harus menanggung beban penderitaan karena keegoisan orang tua. Dalam keadaan serba kekurangan, Devina berdiri sendiri untuk menjadi ibu sekaligus Ayah buat kedua anaknya.

Mampukah Devina melewati segala cobaan yang datang silih berganti dalam hidupnya?

Mungkinkah dia bersatu kembali dengan mantan suami setelah tahu dia memiliki anak yang harus dijaga bersama?

Kisah Devina hanya ada di Noveltoon, dengan judul Bayi Kembar Presdir Tampan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ika Dw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16. Mereka itu Anakmu

Devina tak kuasa menahan tangisnya saat pria yang sudah membuatnya memiliki keturunan malah mengatai anaknya sendiri sebagai anak haram.

Dia hanya heran, kok ada pria yang tidak peka terhadap darah dagingnya sendiri.

"Kamu belum jawab pertanyaanku, siapa Ayah mereka?"

"Aku nggak tahu siapa yang mereka. Aku juga nggak tahu siapa yang sudah menaburkan benih hingga membuatku melahirkan dua anak kembar. Seumur hidupku aku hanya mencintai satu orang. Bahkan aku melewatkan kamu makan nunggu saat aku masih hidup sekolah."

Marcell sadar dirinya lah yang sudah dicintai Devina semenjak dia masih sekolah. Bahkan dia juga yang sudah merenggut kesuciannya sewaktu masih duduk di bangku sekolah. Tapi saat ia mengajukan gugatan perceraian, Devina tidak dalam keadaan hamil. Wanita itu tidak pernah bercerita apapun mengenai kehamilannya.

"Maksud kamu laki-laki itu, aku? Tapi kan waktu

kita berpisah, kamu tidak sedang dalam keadaan hamil, Vina! Jadi mustahil kalau mereka itu anakku. Bahkan waktu itu kamu juga tidak pernah mengatakan bahwa dirimu sedang hamil."

Marcell membantah jika kedua anak itu adalah anak kandungnya. Seingatnya dulu waktu berpisah, Devina dalam keadaan baik-baik saja dan tidak dalam keadaan hamil. Jadi ia tidak yakin kalau anak-anak itu adalah darah dagingnya sendiri.

"Terserah anggapanmu, yang penting aku udah katakan yang sejujurnya seperti yang kamu inginkan. Kamu mau mengakui dia terserah, tidak juga terserah. Mereka tetaplah anak-anakku, aku akan berjuang sendiri untuk membesarkan mereka. Aku nggak masalah kalau hidupku serba kekurangan, tapi aku yakin masih ada rezeki yang akan datang buat mereka. Selama aku masih bisa bernafas, aku akan perjuangkan hidupku untuk bisa memuliakan anak-anakku!"

Tidak mendapatkan kepercayaan membuat hatinya tertohok. Tapi tak masalah baginya, yang paling penting ia sudah berusaha untuk jujur memberitahu tentang kebenarannya. Dia tidak ingin suatu saat nanti anaknya berbalik membenci karena merasa dibohongi saat bertemu dengan Ayah kandungnya, mereka tidak bisa mengenalinya dengan baik.

"Vina! Kalau memang mereka itu anak-anakku, lantas kenapa kamu dulu tidak pernah cerita kalau kamu sedang hamil saat kuceraikan? Kamu masih mengerti tentang hukum perceraian kan? Wanita hamil tidak wajib untuk diceraikan dan aku menceraikanmu disaat kamu mengandung anak kita, tapi aku tidak pernah mengetahuinya? Itu berarti perceraian kita tidak sah di matamu hukum dan agama."

Dengan dada yang bergemuruh panas, Devina membalas ucapannya. "Memangnya kamu pernah bertanya di saat menceraikanku? Aku bahkan tidak bisa memberikan penjelasan apapun, dan kau sendiri juga tidak memberiku kesempatan untuk mengetahui titik permasalahannya. Kau datang dari luar kota tiba-tiba mengajukan perceraian dan kau meminta aku untuk menandatangani surat perceraian tanpa aku tahu di mana letak kesalahanku!"

Devina marah, ada kesempatan untuk meluapkan emosinya yang selama ini masih terpendam, kini ia buka kembali luka lama yang tidak bisa disembuhkan.

"Selama ini aku diam, dan tidak pernah menuntut apapun padamu. Di saat dalam keadaan hamil, kau mentalakku dengan begitu jahatnya. Hatiku sakit, aku hancur kala itu. Aku bahkan frustasi, bagaimana aku bisa menjalani hari-hariku tanpa seorang suami. Bagaimana aku bisa melahirkan anak-anakku di saat suamiku sudah nggak ada di sampingku lagi. Walaupun orang tuaku memiliki kekayaan yang bisa mencukupiku, Aku tidak mau tinggal bersama mereka. Aku tidak mau menjadi beban di keluargaku. Ini semua sudah menjadi resiko yang harus ditanggung sendiri."

"Seharusnya kamu temui aku dan meminta pertanggungjawaban padaku, kamu pergi tanpa kabar. Kamu ninggalin aku dan semua kenangan."

"Bukan aku yang ninggalin kamu, tapi kamu yang ninggalin aku!"

Devina tak mau lagi mengalah. Selama ini ia cukup menderita bersama kedua bayinya. Diusianya yang masih dini, seharusnya si kembar tidak kekurangan kasih sayang, tapi karena keegoisan orang tuanya, mereka harus hidup terlunta-lunta.

"Sebenarnya selama ini aku sudah mencari keberadaanmu. Aku tanya sama keluargamu tapi mereka nggak ada yang kasih tahu. Mungkin mereka benci sama aku sampai mereka tidak ngasih tahu aku di mana keberadaan kamu."

"Mereka nggak ngasih tahu kamu karena mereka memang tidak tahu di mana aku keberadaanku. Dan lagi mereka juga sudah sangat kecewa dengan kamu yang tiba-tiba menceraikan aku tanpa tahu dimana letak kesalahanku. Padahal sebelumnya orang tuaku sangatlah respek sama kamu, mereka merelakan aku untuk memilih menikah muda, walaupun saudaraku yang lain masih mengejar cita-cita mereka!"

Marcell terdiam menelan salvianya. Rasa tercekat saat Devina menjelaskan tentang kondisinya bersama sang anak.

"Nggak masalah kalau kamu nggak mau mengakui mereka sebagai anak-anakmu, yang paling penting aku sudah mengatakan yang sebenarnya. Aku hanya tidak ingin disalahkan oleh siapapun karena sudah menyembunyikan identitas mereka, toh mereka punya Ayah, bukan anak haram seperti yang kau katakan."

Tak berkata apapun, Marcell langsung bergegas kembali memasuki rumah. Dia melihat kedua bocah kembar itu sedang menikmati makanannya.

"Enak ya? Kapan mommy bica buat yayam doleng buat kita."

Azalea menjilati tangannya yang masih beraroma gurih ayam goreng.

"Ya mana mommy bica buat yayam doleng, mommy kan nggak punya uang. Kita cukuli aja dek, apapun yang kita makan yang penting kita nggak lapel."

"Iya benal. Aku kulang yayamnya."

Marcell melihat kedua bocah kembar itu menitikkan air matanya. Dia tak bisa berucap apapun melihat kondisi anaknya yang begitu miris, jauh dari kecukupan.

"Kenapa? Kamu masih nggak percaya kalau mereka itu anak kamu? Nggak apa-apa kok, aku nggak memaksamu untuk mengakui mereka sebagai anak-anakmu. Aku masih bisa menghidupi mereka sendiri."

Cukup lega setelah menjelaskan semua apa yang tengah dirasakannya, walaupun iya tidak tahu bagaimana reaksi Marcell mengetahui semua itu.

"Kamu nggak usah sedih atau gimana? Mereka sudah terbiasa hidup serba kekurangan, tapi alhamdulillah sampai sekarang mereka masih bisa makan. Selama ini aku bekerja keras untuk mereka, aku bahkan sampai mengabaikan keselamatan mereka demi mencari sesuap nasi. Kalau aku standby di rumah menjaga mereka, apa yang bisa kukasih untuk mereka? Mereka butuh makan, mereka juga ingin jajan seperti anak yang lain."

Marcell menoleh pada Devina dengan air matanya berlinangan. Seorang laki-laki yang terkenal tegas kini jatuh luruh mendapati orang yang sangat dicintainya menderita hanya karena keegoisannya.

"Kenapa kamu nggak pernah cerita sama aku tentang kondisimu yang seperti ini. Harusnya kamu kemarin saat pertama kalinya ketemu sama aku, kamu bisa ceritakan semuanya. Aku tidak pernah tahu kondisimu seperti ini, Bahkan aku juga tidak pernah tahu kalau aku ternyata sudah memiliki dua anak. Aku benar-benar punya yang jahat, hanya karena emosi aku sampai tega menceraikan kamu dan menuduh buruk terhadap dirimu. Kenapa aku lebih percaya pada orang tuaku dibandingkan dengan kamu yang sudah berjuang mati-matian sendirian."

1
Mazree Gati
uda ketebak pasti balikan,,maaf throo,,,sampai sini aja,,end..
Ika Dw: silahkan, nggak usah balik, bye🖐️
total 1 replies
Mazree Gati
ini pasti ujungnya balikan,,,kabur kek kaya ga ada tempat lain,,,end...
Nur Nuy
semoga Marcel ga kenapa kenapa
Hafni Lisa
mantab ceritanya
sendy kiki
mantap Marcel bongkar semua y
Nuroden Lina
Luar biasa
Nuri 73749473729
bu nadia ibu kandung kamu marshel... ayo thor segera ungkap semuanya jangan lama2 double up lanjut
Nur Nuy
yaampun masa ga sadar sih semoga aja Marcel tau itu ibunya sebelum terlambat nenek lampir datang
Shanti Wijaya
asik ceritanya
Shanti Wijaya
Mengapa tidak bisa dibuka lagi bab berikutnya kak?
Liliek Retno Yuwanti
alur ceritanya tidak membosankan...kalau sdh baca nggak.mau berhenti...
tapi kadang heran dengan karakter anak umur 2-3 tahun..bijak amat yaaak
Ika Dw: dimaklumi aja ya, kak🤭 authornya terlalu halu, anak bayi bisa jaga diri sendiri 🙈, bukan cuma buku satu yang ditulis, jadi suka salah juga penempatan tokoh utama 😭😭
total 1 replies
Nur Nuy
udahh jelas ini bu Nadia ibunya Marcel
Arya Bima
jgn² Marcel ank Bu Nadia nichhh...
Bandar Jayalampung
aku yakin anak nya . itu Rudi sama Marcel. mrka sngja diambil untuk mnagdu domba .
Nuri 73749473729
sebentar lagi terbongkar sudah kejahatanmu wanita jahat... sebentar lagi akan jadi gembel
Mifta Afandi
nanggung lho thorrr
VaVi Nda
cerita bagus, ayo sering² double update dong thor
VaVi Nda
ayoo double update dong thor
Astuti Setiorini
ayo devina tinjukkanntaringmu
Nur Nuy
lanjut biar keungkap semuanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!