NovelToon NovelToon
Dibalik Topeng Seorang Pelacur

Dibalik Topeng Seorang Pelacur

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Angst / PSK
Popularitas:10.1k
Nilai: 5
Nama Author: nita kinanti

Jenny, gadis yang terpaksa menjadi seorang pelacur bertemu dengan Satya, pria dari desa yang lugu dan sangat sabar.

Dibalik wajahnya yang selalu terlihat dingin dan angkuh, Jenny memendam sejuta luka yang dia simpan sendirian. Suatu hari dia tidak kuat lalu memutuskan untuk kabur ke desa bersama Satya.

Apakah Jenny bisa memulai kehidupan baru di desa? Atau dia kembali ke kota untuk membalas dendam kepada orang-orang yang telah menjerumuskannya ke dunia pelacuran?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nita kinanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

14. Perjalanan Panjang

Jenny sampai di tempat kos Satya. Laki-laki itu sedang mengemasi barang-barangnya yang tidak begitu banyak dan bersiap untuk pergi ketika Jenny masuk ke dalam kamar. Satya terlalu sibuk dengan pikirannya sampai dia tidak menyadari kehadiran Jenny di sana.

"Sat, apa tawaranmu masih berlaku?" tanya Jenny dengan mata yang masih basah. Satya menoleh. Dia tidak menjawab sepatah kata pun tetapi langsung meraih tubuh Jenny dan memeluknya. Mata Jenny sudah banyak berbicara tanpa pemiliknya perlu bersuara.

Akhirnya Jenny menangis dengan lepas di pelukan Satya. Di depan laki-laki ini Jenny selalu bisa menjadi dirinya sendiri, tanpa harus pura-pura terlihat kuat dan tegar. Jenny tidak mengetahui apapun tentang laki-laki ini, tetapi Jenny percaya dan akan menggantungkan hidupnya padanya.

Jenny melepaskan pelukannya begitu dia puas menangis. "Apa yang akan kamu katakan kepada keluargamu nanti?" tanya Jenny.

"Aku akan katakan kalau kamu adalah calon istriku. Kita akan menikahi nanti di desa." Kata-kata Satya seperti guyuran hujan di tengah padang gurun yang tandus dan kering.

"T ... Tapi ... Aku seorang pelacur, Sat. Kamu akan menikahi seorang pelacur."

"Apa itu penting?!" balas Satya tidak peduli.

Sekali lagi Jenny dibuat tidak bisa berkata-kata oleh Satya. Disaat orang-orang yang bahkan sudah dia kenal sejak masih kecil tidak ada yang mau membantunya, Satya datang entah dari mana lalu menyelamatkannya. Laki-laki yang sama sekali tidak ada hubungan dengannya mau menikahinya dan menjadi ayah dari anaknya tanpa mempermasalahkan apapun tentang dirinya. Apakah ini sungguh-sungguh ataukah ini hanya sebuah harapan palsu yang akan membawanya ke jurang kekecewaan yang lebih dalam?

"Satu hal yang aku ingin kamu tahu, nanti hidupmu tidak akan sama seperti di kota. Kamu tidak akan menemukan kemewahan seperti yang biasa kamu temukan di kota. Tidak ada mall, bioskop, kafe dan restoran. Kita benar-benar berada di pelosok. Apa kamu sanggup?"

Jenny mengangguk yakin. Bagaimanapun keadaan desa yang di sebutkan Satya nantinya, itu pasti lebih baik dari rumah laknat milik Ira. Justru ini sangat baik baginya karena Ira akan kesulitan menemukannya.

"Kita berangkat sekarang," ucap Satya, mengangkat tasnya lalu keluar dari kamar sempit itu. Lalu keduanya berjalan beriringan menuju halte bis.

Dari sinilah Jenny memulai kehidupan barunya. Entah apa yang nanti akan dia temui di desa, tetapi Jenny sudah menyerahkan hidupnya pada Satya.

...* * *...

Setelah menempuh perjalanan selama hampir delapan jam akhirnya Jenny dan Satya turun di sebuah terminal. Itu pun mereka masih harus menempuh perjalanan dengan transportasi umum lokal selama setengah jam. Sebuah perjalanan panjang yang mengingatkannya pada perjalanan liburan ke eropa yang dulu hampir setiap bulan dia lakukan. Jenny sampai melamun mengingatnya.

Tetapi sekali lagi, itu hanya kenangan. Sekarang melihat pemandangan seperti ini sudah lebih dari cukup baginya. Jenny terus menatap keluar jendela sembari melihat pemandangan sawah menghijau di kiri kanan jalan, sungguh pemandangan yang memanjakan matanya.

"Jen ... Kita turun sekarang. Sudah sampai." Panggilan lembut Satya seolah membangunkan Jenny dari lamunannya.

"Eh ... iya." Lalu Jenny pun turun dari bus kecil yang mengangkut dirinya dan Satya.

"Kita harus jalan dari sini, karena angkutan umum tidak melalui jalan ini," terang Satya. "Tidak apa-apa, kan?"

Jenny mengangguk, Lalu Satya mengarahkan Jenny untuk berjalan mengikuti jalan yang sebenarnya cukup lebar, muat untuk dilewati bus atau mobil hanya saja tidak ada rute angkutan umum melalui jalan itu.

Setelah berjalan selama sepuluh menit akhirnya Jenny dan Satya sampai di sebuah rumah tua sederhana tetapi terlihat cukup luas itu. "Itu rumahku," ucap Satya menunjuk rumah di depannya. "Mari kita masuk, ibu sudah menunggu kita," ucapnya lagi.

"Ibumu sudah tahu kamu tidak pulang sendirian? Apa dia tidak keberatan?"

"Tadi aku memberitahunya tadi di perjalanan dan dia sama sekali tidak keberatan."

Jenny kembali hanya bisa mengangguk lalu berjalan mengikuti Satya. Jenny mengedarkan pandangannya, rumah Satya terasa sangat asri dengan banyak pohon tinggi besar mengelilingi. Kesan pedesaan begitu terasa di sini. Jarak rumah satu dengan rumah yang lainnya terlihat cukup jauh. Rumah yang paling dekat dengan rumah Satya jaraknya hampir seratus meter. Jenny tersenyum. Dia yakin Ira tidak akan bisa menemukannya di sini.

Pintu terbuka tepat setelah ketukan pertama Satya.

"Satya, kamu sudah sampai?" sambut seorang wanita yang Jenny duga adalah ibu Satya.

Satya meraih tangan ibunya lalu menciumnya. "Dia Jenny, Bu," ucap Satya memperkenalkan Jenny pada ibunya.

Perempuan itu terdiam selama beberapa saat ketika melihat Jenny untuk yang pertama kalinya. "Oh, gadis ini yang tadi kamu bicarakan di telepon? Wah ... Cantiknya ... Ayo nak, silahkan masuk. Aku adalah ibunya Satya, Namaku Iswari," ucap perempuan itu kemudian.

Jenny menghampiri Iswari lalu mencium tangan perempuan itu seperti yang Satya lakukan, meskipun sebenarnya dia bingung juga. Keluarganya tidak mengenal tradisi cium tangan seperti ini, mereka biasanya cium pipi. "Saya Jenny, Tante," balas Jenny dengan sedikit senyum. Sikap tidak ramahnya masih terbawa sampai sekarang.

"Kamu bisa panggil ibu, sama seperti Satya," ucap perempuan itu lembut.

"Tante tidak keberatan?" Jenny tertegun. Menurutnya, sikap ibu Satya sama persis seperti Satya yang langsung bisa menerima orang asing tanpa banyak tanya dan rasa curiga.

Lalu Satya mengajak Jenny duduk di ruang tamu. Ruang tamu yang sangat sederhana dengan kursi dan meja dari kayu yang juga terlihat sudah tua.

"Kalian pasti lelah dan lapar. Ibu sudah memasak untuk kalian. Bersihkan tubuh kalian lalu makanlah," ucap ibu Satya penuh kasih. Dia segera pergi ke dapur yang digabung menjadi satu dengan dapur diikuti Jenny dan Satya.

Jenny melirik ke arah Satya, dia tidak tahu dimana kamar mandinya, pasalnya sejak tadi masuk di ruang tamu hingga sekarang di dapur, Jenny tidak melihat sebuah pintu yang biasanya identik dengan kamar mandi.

"Ayo aku tunjukkan dimana kamar mandinya," ucap Satya mengerti kebingungan Jenny. Rupanya kamar mandi terletak di belakang rumah, terpisah dari rumah itu.

Beberapa saat kemudian Satya kembali, meninggalkan Jenny yang masih belum selesai di kamar mandi. Satya duduk di kursi sementara ibunya menyiapkan minuman sambil menunggu Jenny selesai.

"Is, mana anakmu? Aku dengar anakmu pulang? Bawa apa dia?!" sebuah suara terdengar menggelegar. Tanpa permisi pemilik suara itu langsung masuk ke ruang makan.

"Iswari ... Iswari, anak belum genap sebulan merantau sudah kamu suruh pulang. Jangan terlalu memanjakan anakmu, biar dia belajar mandiri! Mau jadi apa dia kalau terus kamu manjakan seperti ini?!" cibir perempuan paruh baya yang baru saja masuk itu. "Lihat tuh, Andi sudah menjadi pegawai bank. Terus Satya sudah jadi apa?!"

#

Dari sini otor beralih ke kehidupan Satya di desa dan permasalahannya, hingga membuat dia pergi ke kota.

Terima kasih yang sudah mau baca🙏🥰

1
ardan
Mulai masuk alur seru nih. Siapa yah yg sudah membebaskan Jenn ?
ardan
Satya belum mengakui status dr ayah kandungnya, yang pasti akan membuat kaget kamu loh Jenn, saat tahu siapa sebenarnya Satya.
ardan
masih setia utk menunggu setiap updatenya. semangat ya thorrrr
Itha
semangat author aq tungu upaya.
Itha
berdamai lah dengan keadaan setiya..minta lah bantuan ayah mu
ardan
Luar biasa
Itha
sedih bangattt author mewek😭😭😭
Itha
aq sampe ngupas bawang author baca nya. sedih bangattt... gimana kalau kita diposisi jen
Itha
/Sweat//Sweat//Sweat//Sweat/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!