NovelToon NovelToon
Obsesi Suami 500 Juta

Obsesi Suami 500 Juta

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari dari Pernikahan / Nikah Kontrak / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Percintaan Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / suami ideal
Popularitas:49.3k
Nilai: 4.8
Nama Author: KOHAPU

Kontrak pernikahan dirobek oleh sang suami. Melangkah mendekati istrinya, melemparkan tas yang dipenuhi dengan uang.

"Ingin bercerai dariku? Jangan pernah bermimpi."

Tangannya gemetar, dirinya terpaksa menikahi pria paling cupu dan miskin. Untuk mengindari pernikahan dengan tunangannya yang berselingkuh.

Membuat kontrak kesepakatan, dengan pria yang cupu dan miskin (Neil).

500 juta akan diberikan Chesia, sebagai imbalan. Tapi kala kontrak akan berakhir. Dirinya dikurung dalam kamar yang dipenuhi dengan uang oleh Neil.

"Jangan pernah berfikir untuk bercerai..." Pinta Neil, terlihat putus asa, melucuti pakaiannya. Menarik sang istri ke atas ranjang yang dipenuhi uang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KOHAPU, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Keinginan

Ingatan yang perlahan terbayang. Menaiki daerah pengunungan yang sedikit landai. Cheisia hanya berpura-pura manja, menaiki punggungnya. Hanya sebuah alasan, dirinya tau, namun begitu lembut dan lucu. Gadis yang turun kala jalan mulai menanjak, mengetahui Hazel kelelahan...

Senyuman di wajahnya pudar, balas dendamnya pada Cheisia sudah berakhir. Tidak ada yang tersisa setelah dendam. Dirinya masih mengingat 8 tahun lalu, bagaimana Bianca menemui dirinya, dengan pakaian koyak. Mengatakan Cheisia mengirim orang untuk melecehkannya.

Balas dendam untuk itu? Segalanya sudah berakhir. Cheisia sudah menderita, bahkan menikah dengan pria miskin, dapat dikatakan berpenampilan cupu...

Seharusnya dirinya bahagia bukan? Dirinya dan Bianca...

Sedangkan Cheisia hidup menderita di bawah garis kemiskinan.

"Jalan!" Teriakan lantang Cheisia yang tertawa terdengar. Bersamaan dengan itu, Neil yang menggendongnya berlari kencang.

Senyumannya untuk orang lain. Tidak menunggu untuk Hazel lagi.

Menghela napas mencoba menghubungi seseorang."Halo... dok..."

"Ada apa?" tanya seseorang di seberang sana.

"Apa dokter yakin yang mendonorkan hati padaku, gadis yang selalu datang setiap malam saat aku masih dalam kondisi koma pasca operasi?" Ucap Hazel ragu.

"Iya, walaupun baru sadar dari operasi. Setiap malam dia menyalakan lagu di ruang rawatmu. Tentu saja aku masih ingat." Jawaban dari sang dokter.

"A...apa namanya Bianca?" Tanya Hazel mengingat orang pertama yang dilihatnya ketika sadarkan diri.

"Em ... begini aku tidak bisa membocorkan data pendonor. Karena orang yang mendonorkan hatinya padamu, tidak ingin identitasnya diketahui. Katanya dia hanya tidak ingin melihatmu selalu terlihat pucat dan tinggal kesepian di rumah sakit. Tapi...jika namanya Bianca, itu pasti tidak benar. Memang siapa yang memberikanmu informasi? Apa kamu ditipu? Orang itu memerasmu?" Tanya sang dokter yang menanganinya dulu, terdengar cemas.

"Tidak, A...aku hanya salah paham." Ucap Hazel menyandarkan punggungnya, bagaimana dirinya dapat begitu bodoh? Percaya pada kata-kata Bianca, hanya karena pihak rumah sakit tidak bersedia memberitahukannya identitas pendonor.

Tidak tahu harus bagaimana, Bianca bukan penyelamat hidupnya? Lalu untuk apa dirinya melindungi dan balas dendam pada Cheisia?

"Salah paham? Syukurlah...tapi, orang yang mendonorkan hatinya padamu benar-benar ikhlas. Aku harap dari pada kamu menerka-nerka informasi tentangnya, karena ingin membalas budi. Lebih baik kamu menjalani hidup dengan baik, doakan yang terbaik untuknya." Itulah kalimat tulus dari sang dokter. Membuat Hazel kembali menghela napas.

"Apa hidupku sudah hancur hanya karena mengejar balas budi?" Batinnya menatap ke arah betapa bahagia cinta pertamanya, bersama orang lain.

Kakinya bagaikan terikat dengan keinginan sang ibu yang lebih menyukai Bianca dan balas budi atas nyawanya. Namun, balas budi? Ternyata itu semua kebohongan Bianca.

Hazel masih ingat saat itu, Bianca berada di sampingnya kala dirinya membuka mata, berkata padanya."Syukurlah kamu selamat, tidak percuma aku mempertaruhkan nyawa, mendonorkan hatiku padamu." Kalimat Bianca saat itu.

Kata demi kata yang membuat dirinya memandang Bianca bagaikan malaikat penyelamat. Setiap kalimat wanita itu adalah kebenaran. Orang yang mengganggunya sudah pasti jahat.

"Hazel?" Suara sang dokter dari seberang sana.

"A...aku akan berhenti bertanya tentang identitas pendonor. Tapi apa benar-benar bukan seorang wanita bernama Bianca?" Tanya lagi meyakinkan.

"Sudah aku bilang bukan. Jika ada yang mengaku-ngaku kemungkinan besar penipu. Aku masih ingat, pendonor itu datang menanyakan tentang kondisimu. Kemudian meminta secara pribadi agar identitasnya dirahasiakan. Bahkan dia tidak mengijinkanku menghubungi wali (orang tua atau keluarga pendonor), memilih keluarga temannya untuk menjadi wali." Penjelasan singkat dari sang dokter.

Hazel terdiam bibirnya terkatup, mengapa hanya dirinya yang berakhir tidak bahagia?

"Terimakasih..." Hanya itulah kalimat terakhirnya kala mematikan panggilan.

Bagaikan ada beban berat di dadanya. Entah kenapa, sejak sebulan lalu segalanya sama. Bagaikan belahan jiwanya menghilang. Dirinya hampir setiap hari, sepulang kerja selalu berdiri di depan pintu apartemen Cheisia. Namun, enggan untuk menekan bel.

Bukankah ini happy ending yang diinginkannya? Bukankah dirinya ingin Cheisia yang keji menderita? Namun, setelah pernikahan Cheisia dan Neil.

Bagaimana cinta pertamanya diangkat oleh pria lain. Memakai gaun yang indah, cinta pertamanya menangis. Mengucapkan sumpah pernikahan dengan seorang pemuda yang...bukan apa-apa.

Inilah ending yang diinginkannya. Namun, mengapa menyakitkan?

"A...aku tidak melakukan hal yang salah. Aku mengikuti keinginan ibu, dan ingin membalas budi pada penyelamat nyawaku. Ta...tapi kenapa semuanya jadi seperti ini?" Gumamnya memukul setir.

Apa dirinya sudah keterlaluan? Hanya karena sakit hati meniduri wanita lain di apartemen Cheisia.

"Memang...aku sampah..." gumamnya menitikkan air mata. Tidak dapat berbuat apapun.

Dengan Bianca? Dirinya hanya pernah menciumnya sekali di hadapan Cheisia. Itupun karena Bianca mengatakan Cheisia check in, di hotel dengan seorang sutradara untuk mendapatkan peran.

"Liar (pembohong)..." Satu kata kecurigaannya pada Bianca.

Apa semua yang diucapkan Bianca selama ini hanya kebohongan?

*

Sementara itu, dua orang yang membeli sosis pinggir jalan setelah pulang dari acara pernikahan. Berjalan-jalan di taman kota, atau lebih tepatnya hanya Neil yang berjalan sementara Cheisia berada dalam gendongannya.

"Sebenarnya bagaimana hubunganmu dengan Hazel?" Tanya Neil, sedikit tersenyum. Namun, kala Cheisia tidak menyadarinya senyuman itu pudar.

"Aku akan menjawab sejujurnya, walaupun dikau mengetahui sedikit cerita masa lalu daku..."Cheisia terkekeh, geli dengan kata-katanya sendiri."Hazel, dia cinta pertamaku."

"Apa yang disebut cinta pertama....?"

"Cinta pertama dalam hidupku, seperti permen kapas yang menghilang tertiup angin."

*

11 tahun lalu_

Matanya tidak lepas menatap keadaan sekitarnya. Sehari tidak melihatnya ada rasa aneh yang membuatnya tidak karuan.

"Cheisia!" Teriakan Fania membuatnya yang mengintip ke ruangan kakak kelas terkejut.

"Hah!" Teriak Cheisia.

"Kamu mengintip Hazel lagi?" Tanya Fania mengangkat salah satu alisnya.

Cheisia mengangguk, dengan wajah merona."Kamu bilang dia menyukaiku. Ja...jadi aku sengaja ikut club pecinta alam. Ta...tapi, Hazel dia..."

"Dia hanya terlalu pemalu, sama sepertimu. Dia bahkan menggendongmu pada pendakian terakhir padahal kamu tidak minta bukan? Itu perkembangan yang baik untuk hubungan kalian." Sang Mak comblang sudah berucap, sementara Cheisia menjadi berbinar menatapnya penuh harap.

"Jadi Hazel benar-benar menyukaiku?" Tanya Cheisia lagi.

Dengan semangat Fania mengangguk."Kamu tau, itu cinta pada pandangan pertama. Saat itu dia menjadi wakil ketua OSIS. Karena tidak tega melihatmu dijemur pada masa MOS (Masa Orientasi Siswa), dia sengaja menyudahi hukuman lebih awal. Bahkan diam-diam membeli coklat mahal saat valentine. Tapi karena coklat untukmu dari siswa lain menumpuk, jadi dia tetap sok cool, padahal aslinya makan sambil menangis di kantin seorang diri. Aku sampai muak mendengarkan curhatannya tentangmu."

"Ta...tapi Hazel tidak seperti itu, dia baik dan...aku." Kalimat Cheisia disela.

"Justru karena itulah kalian harus bersatu! Kalian berdua terlalu baik! Saat di gunung Hazel memberikan jaketnya padamu, dengan alasan dia baik-baik saja. Padahal dia hampir mati kedinginan. Syukurlah kita semua sadar tentang tingkah tidak rasional nya!" Ujar Fania, mempromosikan produk bernama Hazel.

"Benarkah?" Lagi-lagi sang adik kelas terkesan.

"Dia bilang akan menyatakan cintanya padamu siang ini. Stt ...ini bocoran, nanti pura-pura terkejut. Ok?" Pinta Fania. Dengan cepat pula adik kelas yang lugu mengangguk antusias.

*

Namun kala itu hujan gerimis turun. Tidak ada pernyataan cinta dari seorang remaja yang terlihat pucat. Tangannya terulur, menadah, merasakan air hujan membasahi jemarinya.

"Kanker hati stadium awal..." Gumamnya yang baru kemarin sore mendapatkan hasil pemeriksaan."Kenapa bisa...?"

Dirinya menonggakkan kepalanya menatap langit berawan. Tatapan matanya kosong, cinta, cita-cita, keluarga? Segalanya tidak ada harapan sama sekali. Seperti awan gelap yang menutupi matahari.

"Hazel! Ayo pulang bersama!" Ucap Cheisia saat itu, yang seharian ini sudah menunggu pernyataan cinta.

"Iya! Ayo!" Hazel mengepalkan tangan, dirinya tersenyum. Menahan perasaannya, tidak akan menyatakan perasaan, jika tidak memiliki kemungkinan hidup yang pasti. Bagaimana jika Cheisia terlanjur mencintainya dan dirinya harus pergi.

Srak!

Suara payung berwarna orange terbuka. Dua orang remaja yang berjalan berdempetan, satu payung berdua.

Bibir sang pemuda tetap berusaha tersenyum. Dalam hatinya dirinya bagaikan berucap pada Tuhan.

"Tuhan, perpanjang usiaku. Aku ingin bahagia bersamanya..."

1
ayfujoakut
Biasa
ayfujoakut
Kecewa
🌸Ar_Vi🌸
lanjuut..
Abimanyu Rara Mpuzz
jedar kapok kamu ortu 😏
salahmu mengabaikan Cheisa
imel
gimana jadinya kalo sayap si iblis jadi hitam lagi
Yani Setyani
next thor..
baru ikutan komen lagi
@Biru791
kapan up lagi
Ufi Yani
jgn blg klo chei sebenernya udh tw sp niel yg sbnrny
Nur Wahyuni
jangan kepisah dong
༄༅⃟𝐐Dena🌹
Jawaban yg mantap Cheisiaa. Meskipun km merasa apa yg diucapkan ayah ibumu benar, km harus mampu mengambil sikap sendiri jgn mudah terpengaruh😁
yesi yuniar
part yg bener2 bikin tegang menunggu keputusan cheisia..
Amelia Rizeki
pilihlah orang yg ada disaat kau terpuruk...terjatuh di lubang paling dalam.....percayalah dia adalah orang yg paling tulus
🌠Naπa Kiarra🍁
Kemarin-kemarin di abaikan 😪
Яцяу
ternyata terjadi konspirasi antara keluarga hazel dan cheisia.. skrg tinggal menunggu keputusan cheisia tetap memilih niel atau meninggalkannya
riiina
cheisia dah bergantung pada Neil...
Indar
akhirnya terbongkar jga siapa sebenarnya neil dan skr tinggal menunggu apa yg akan dilakukan neil pada keluarga cheisia
@Biru791
pliss cesia jangan berubah walaupun kmu tau siapa dia
Senjaa💞
benerin typo sekalian up lg ya thor...nanggung ini lg tegang,pinisirin🤭🤭🤭
Me mbaca
makasih dah up kak...
selalu menunggu Neil setan bakal gimana setelah tau itu jebakan
Eka Awa
yeey gak ngaruh ya cheisia
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!