Heart Melody ( Han Jisung X Choi Lia )

Hampir 3 minggu, Lia menghindar dari Jisung.

Masih belum siap memberikan penjelasan ajah.

"Melamun, terus! Galau! Tinggal temuin kasih penjelasan kayak kamu kasih penjelasan sama aku", aduh Giselle udah gak sanggup lihat Lia merenung terus.

Kok? Giselle tahu? Masalah Lia?

Flashback 3 minggu lalu...

Lia yang berlari dari cafe, langsung menunju ke universitas. Di depan Universitas, ternyata sosok Giselle telah menanti-nya.

Tanpa basa basi, Giselle menarik Lia ke taman belakang universitas.

Taman yang kemarin di gunakan untuk festival musim semi.

Di sana kan sepi, jadi tidak ada orang yang akan menguping pembicaraan mereka ber-2 nanti.

"Bisa jelasin?" Giselle lalu menujukan foto di ponsel-nya ke Lia.

Mata-nya membulat tak percaya, Giselle tahu tempat tinggal-nya. Lia harus jelasin seperti apa, dia ajah tadi kabur dari Jisung karena belum siap untuk kasih penjelasan.

"Ini bukan aku, pasti orang iseng salah kirim ke kamu", elak Lia dengan suara penuh keyakinan.

Masih aja bohong, bukti sudah ada di depan mata.

Giselle menyimpan ponsel-nya kembali ke dalam saku jas kuliah-nya. Dengan senyum penuh kelembutan, ia menggegam tangan Lia. "Aku kemarin malam, mengikuti mu. Foto itu aku yang foto, bukan orang iseng salah kirim seperti tuduhan kamu tadi", dia menjeda kalimat-nya sebentar, karena melihat mata Lia mengeluarkan air mata.

"Kita kan sahabat, seharusnya tidak ada yang harus di tutupi satu sama lain. Aku tahu kamu pasti punya alasan kan. Jelasin ke aku". Giselle meneruskan kalimat-nya yang tertunda tadi. Dia menghapus air mata di wajah Lia.

Benar kan, kata Jisung kalau Giselle ini gadis baik dan setia kawan.

Pelan pelan, Lia mengangkat wajah-nya menatap Giselle. "Aku takut kalau ada yang tahu sebenarnya diriku kuliah di sini dengan beasiswa pasti orang orang di sini akan mem-bully ku dan aku juga takut sampai ketahuan tempat tinggal tak akan ada yang mau berteman dengan ku" ucap-nya dengan raut wajah sedih.

Oh! Ini alasanya!

Giselle menghembuskan nafas secara kasar mendengar alasan Lia. "Kalau alasan mu karena takut di bully dan takut tak punya teman. Kau tak usah mengkhawatirkan nya karena aku akan jadi teman mu dan akan membela mu dari orang orang yang akan mem-bully mu", tak ada keraguan dalam ucapan-nya.

Giselle dan Lia saling berpelukan satu sama lain.

"Bukan, hanya kamu ajah yang punya rahasia aku juga".

Giselle dengan senyum ceria menceritakan rahasia-nya kepada Lia.

Berkata pada Lia kalau dulu pernah dekat dengan Jisung pas masa SHS, tapi gak pacaran. Masalah tentang jadiin Jisung bahan taruhan sampai membuat pemuda tersebut pindah dan sebagainya.

"Jadi kamu sengaja makan kacang karena cemburu diriku mau di cium sama Jisung". Lia tak menyangka Giselle berani berbuat hal gila yang mengancam nyawa-nya sendiri.

Giselle tertawa mengingat hal tersebut, tapi dia tak berbuat hal seperti itu lagi.

"Lalu, perasaan mu sekarang? Masih suka? Sama Jisung?"

"Tidak! Mungkin bisa di artikan rasa suka ku ke Jisung itu perasaan labil. Lagian dia kasih perhatian lebih sama kamu, aku kan takut sahabat ku di rebut" ucap Giselle masih memeluk Lia.

Ada sedikit kelegaan di hati Lia ada sosok Giselle seorang sahabat penuh pengertian pada dirinya.

Flashback selesai...

Daripada galau gak jelas di lihatin banyak orang lagi.

Giselle mengajak Lia pergi ke sebuah cafe di daerah gangnam. Mumpung hari ini kuliah mereka gak sampai malam hari.

"Wah, enak sekali cake ini".

"Ya, jelas enak. Chef di cafe ini berasal dari luar negeri".

Pantas rasa-nya nikmat, Lia akan menikmati traktiran dari Giselle dengan hati penuh kebahagian.

"Bagaimana kondisi keuangan keluarga mu sekarang?" Mendengar cerita Lia tempo lalu mengenai keluarga-nya membuat hati Giselle khawatir, makanya dia berani bertanya hal tersebut.

Mengingat keluarga-nya membuat Lia sedih lagi, bulan ini orang tua nya tak mengirim uang sama sekali. "Makin parah, Ayah ku masih sakit membuatnya tak bisa pergi mencari ikan sedangkan Ibu ku dia sudah tak berkerja di pasar lagi karena harus merawat Ayah di rumah. Kau tau kan Kakak ku tak bisa berjalan membuatnya tak bisa melakukan apa apa", sedih begitulah perasaan yang di rasakan-nya sekarang.

Giselle ikut sedih mendengar cerita dari Lia, sayangnya dia tak bisa membantu kalau urusan uang karena uang saku-nya terbatas.

Walau Giselle berasal dari keluarga mampu, tapi Orang Tua-nya membatasi masalah uang mereka tak ingin anak-nya boros atau mengunakan uang untuk perbuatan tidak benar.

Yang bisa di lakukan Giselle sebagai seorang sahabat adalah menghibur Lia sebisa mungkin.

"Aku pulang duluan, nanti kalau sampai rumah ku kabari" pamit Giselle kepada Lia sebelum masuk ke dalam mobil jemputan.

Mobil yang di tumpangi Giselle telah melaju menjauh, tapi saat di perempatan jalan mobil tersebut berhenti.

Seseorang gadis masuk ke dalam mobil tersebut.

"Tolong, antar dia sampai depan rumah Taeyong dan pastikan Taeyong atau Ryujin yang menjemputnya pas sampai di depan rumah tersebut".

"Baiklah Tuan Han Jisung! Asisten mu ini akan menjamin keselamatan Tuan Putri Winter dengan sangat aman!".

Dasar Jisung sok merintah! Kalau bukan karena Lia dia tak akan mau berkerja sama dengan-nya. Giselle hanya ingin sang sahabat gak galau lagi.

Mobil Giselle melaju lagi membela jalanan kota yang begitu sibuk.

Giselle dan Winter binggung mau bicara apa? Kan mereka selama ini kayak musuh-an.

"Hmm, kau masih suka sama Jisung Oppa?" Tanya Winter kepada Giselle untuk mencairkan suasana.

Perasaan Giselle gak satu sekolah sama Winter, kok dia bisa tahu kalau dirinya pernah suka dengan Jisung.

"Jisung? Apa dia sedang mempermainkan Lia? Setahu ku dia bukan tipe seperti itu? Aku mau membantu-nya karena gak suka Lia murung. Tapi di sini aku bingung hubungan mu dengan Jisung? Itu apa? Kemana mana berdua terus? Dan hubungan mu dengan Taeyong dan Ryujin itu apa? Kenapa aku harus mengantar mu ke rumah Taeyong?"

Giselle menyerang balik Winter dengan pertanyaan yang begitu panjang.

Satu fakta lagi yang harus kalian tahu kalau Giselle memang tak mengenal Winter, Ryujin dan Taeyong sama sekali baru mengenalnya pas masa kuliah. Jadi dirinya berhak bertanya demikian.

Winter tersenyum mendengar pertanyaan yang terucap dari bibir Giselle. "Jisung Oppa dan aku sepupu sedangkan Taeyong Kakak ku dan Ryujin Kakak Ipar-ku", jelas nya singkat.

Wah, sebuah fakta yang tak pernah di bayangkan dalam pikiran Giselle.

Mobil Giselle telah sampai di depan rumah Taeyong.

Giselle dan Winter turun secara bersamaan dari dalam mobil. Sesuai intruksi Jisung, Giselle menungu Winter di jemput.

"Giselle, terima kasih sudah mengantarkan Winter dengan selamat"ucap Ryujin yang baru ke luar dari rumah tersebut.

Tanggapan Giselle hanya berupa senyuman kecil, lalu dia pamit dari sana setelah memastikan Winter dan Ryujin masuk ke dalam rumah tersebut.

Giselle masuk kembali ke dalam mobil-nya, mengirim pesan kepada Jisung mengabari kalau dirinya selesai menjalankan tugas.

"Orang itu aneh banget nge-lihat-in rumah Taeyong sejak tadi" gumam Giselle pelan karena mata-nya tak sengaja menangkap seseorang mencurigakan.