Seperti kata pepatah, "Setelah kehilangan, barulah dia menyadari perasaannya." Itulah yang dialami oleh Revandra Riddle, pria berusia 30 tahun yang menikahi Airin Castela dalam pernikahan kontrak selama 5 tahun. Pernikahan mereka terjadi karena perjodohan; kedua orang tua Revan sangat menyukai Airin, sementara Erika Queen, kekasih Revan, justru menjadi sosok yang dibenci. Untuk itu, demi memisahkan mereka berdua, orang tua Revan menjodohkan dirinya dengan Airin.
Namun, selama pernikahan itu, Revan tak pernah memberi hatinya pada Airin. Ia terus berlaku kasar dan dingin, menunjukkan kebencian yang mendalam terhadap istrinya. Namun, takdir seakan ingin memberinya pelajaran; suatu hari, Revan mengetahui bahwa Erika, sang pujaan hati yang ia lindungi selama ini, ternyata telah mengkhianatinya. Detik itu juga, Revan tersadar akan kesalahannya. Airin yang selama ini bersabar dengan segala perlakuan buruknya, justru merupakan wanita yang setia dan mencintainya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon gebi salvina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
Matahari telah terbenam, menyisakan warna jingga yang mempesona di ufuk timur. Airin merasa cukup beruntung, dari balkon kamar apartemennya ia bisa menyaksikan pemandangan kota Singapura yang begitu memukau. Kerlap-kerlip lampu yang menghiasi gedung-gedung menjulang semakin menambah keindahan pemandangan itu.
Dengan riang, Airin membiarkan angin menerpa wajah dan rambutnya yang tergerai lepas. Ia menikmati semilir angin yang sejuk, membuat pikirannya terasa lebih ringan. Tiba-tiba, ponselnya berdering, mengagetkannya sejenak. Dengan gesit, ia mengangkat ponsel itu dan melihat nama Daniel di layar.
"Hallo," ucap Airin dengan suara lembut.
"Sayang, kamu pakai baju nggak? Aku hampir nyampe di atas nih," kata Daniel dengan suara bersemangat di seberang sana.
Airin hampir tergelak mendengar perkataan Daniel, Ia merasa bahagia, karena malam ini akan pergi jalan-jalan dengan lelaki itu. "Tentu saja pakai baju, masa telanjang. Aku menunggumu di balkon sambil menikmati pemandangan indah ini," jawab Airin dengan semangat yang tak kalah.
"Baiklah, sayang. Aku segera naik ke atas. Jangan kangen dulu ya," canda Daniel membuat Airin tertawa kecil.
Airin mengakhiri sambungan telepon itu dengan perasaan bahagia. Ia kembali menatap pemandangan kota Singapura yang semakin malam semakin memikat. Dalam hati, ia bersyukur sudah membiarkan Daniel mendampinginya, tidak terbayang olehnya, jika malam itu dia menolak pria ini, akankah dia dapat merasakan perasaan seperti ini atau tidak. Entahlah, dirinya sendiri tidak begitu yakin.
Tak lama kemudian, terdengar bunyi pintu terbuka, dan langkah kaki yang mendekatinya. Senyum tipis terukir di wajahnya saat merasakan pelukan hangat yang membelit pinggangnya dari belakang. Tanpa diduga, sebuah kecupan manis mendarat di pipi mulusnya ketika dia menoleh ke belakang.
"Ehmmm... Itu kecupan pertamaku, lho," ucap Airin sambil berpura-pura kesal, matanya berbinar senang.
Daniel hanya terkekeh, tentu saja dia tahu Airin hanya bercanda. Mana mungkin itu kecupan pertama Airin, wanita yang sudah pernah menikah sebelumnya. Namun, Daniel tidak mengatakannya, dia tahu kalimat itu tidak seharusnya diucapkan di saat-saat seperti ini. Sebaliknya, dia membalas dengan senyuman hangat dan mengecup kening Airin dengan lembut.
"Maafkan aku, Sayang. Aku hanya ingin mengejutkanmu," sahut Daniel, menatap mata Airin dengan penuh kasih.
Airin tersenyum lebar, dia merasa bahagia dengan kehadiran Daniel di hidupnya, meskipun masa lalu mereka berdua tidaklah sempurna. Dalam dekapan hangat itu, mereka berjanji untuk saling mencintai dan menjaga satu sama lain, mengarungi kehidupan bersama dengan cinta yang tulus dan ikhlas.
"Kamu sudah mandi? " Tanya Daniel, sambil membaui kepala Airin yang tertutup hijab.
Airin mengangguk, "Sudah, apa malam ini kita makan bersama dengan orang tua-mu? "
Daniel menggeleng. "Besok kita baru kesana ya? Malam ini aku ingin mengajakmu jalan-jalan. "
Airin mengangguk setuju, lagi pula dia juga sudah sangat lama tidak pergi ke singapura, terakhir kali dia pergi bersama almarhum papanya, dan sekarang bisa pergi dengan Daniel, Airin merasa sangat bahagia.
"Ya sudah, kalau begitu aku siap-siap dulu. " ucapnya, berlari masuk kedalam kamar, meninggalkan Daniel yang tersenyum menatapnya penuh cinta.
"Ayo, Kamu sudah siap belum?" tanya Daniel sambil berdiri di depan pintu kamar Airin. Airin mengatur hijabnya dan memeriksa penampilannya di cermin sebentar sebelum menjawab, "Sudah, jadi kita mau kemana malam ini?"
Daniel tersenyum dan menarik tangan Airin, "Aku ingin mengajakmu ke tempat spesial. Kita akan menghabiskan malam ini bersama, hanya kita berdua." Airin merasa jantungnya berdebar kencang, senang dengan kejutan yang direncanakan Daniel.
Mereka berjalan keluar rumah sambil bergandengan tangan, menikmati angin malam yang sejuk. Cahaya lampu jalan dan gemerlap gedung di kejauhan membuat suasana semakin romantis. Airin merasa seperti sedang berada dalam mimpi, berjalan di samping pria yang begitu mencintainya.
Sesampainya di Marina Bay Sands, Daniel dan Airin menemukan tempat yang sempurna untuk duduk bersantai. Mereka meletakkan alas untuk duduk di tepi pinggiran taman yang menghadap langsung ke pemandangan yang memukau. Tampak gedung-gedung pencakar langit menjulang tinggi dengan city light yang berkilauan, menciptakan pemandangan seperti lukisan indah di hadapan mereka.
Tak lama, pertunjukan water light show yang terkenal di sana pun dimulai. Air mancur yang berubah warna menyatu dengan cahaya sorot lampu, menciptakan tarian cahaya yang menawan di atas permukaan air. Suasana semakin semarak dengan adanya musik yang melengkapi pertunjukan tersebut, dan penonton yang berdatangan pun semakin memadati area tersebut.
Di tengah-tengah pemandangan yang mempesona itu, Daniel menggenggam tangan Airin erat dan menatap matanya yang bersinar. "Aku sangat bahagia bisa menghabiskan waktu seperti ini bersamamu. Terima kasih sudah menjadi bagian hidupku, Airin," ucap Daniel dengan penuh kehangatan.
Airin tersenyum lembut, merasakan rasa bahagia yang sama. "Aku juga sangat bersyukur bisa bersamamu, Kak. Malam ini sungguh tak terlupakan," balas Airin sambil merasakan kebahagiaan yang meluap-luap dalam hatinya.
Mereka pun kembali menikmati pertunjukan water light show yang masih berlangsung, saling berpelukan dengan penuh cinta dan kebahagiaan, menciptakan kenangan indah yang akan mereka ingat selamanya.
Malam itu, mereka berdua menikmati kebersamaan dan kebahagiaan yang tak terlupakan. Airin merasa hidupnya semakin sempurna berkat kehadiran Daniel, dan Daniel bersyukur bisa menemani Airin menjelajahi keindahan dunia bersama-sama.
Malam semakin larut, Air mancur yang berubah warna menyatu dengan cahaya sorot lampu, menciptakan pemandangan yang semakin indah. Meskipun angin yang berhembus terasa dingin, suasana di Marina Bay Sands terasa hangat dan nyaman, membuat para pengunjung semakin bersemangat untuk menikmati malam itu. Musik akustik yang dimainkan oleh band lokal membuat suasana semakin romantis.
"Aku ke toilet sebentar," ucap Daniel pada Airin yang duduk di sebelahnya. Airin mengangguk dan tersenyum, kemudian kembali menikmati musik yang melantunkan lagu-lagu romantis. Wajahnya yang ayu semakin berseri-seri diterpa cahaya lampu yang hangat.
Tiba-tiba, terdengar suara memanggil namanya melalui mikrofon, "Airin...". Airin terkejut dan segera menoleh ke arah panggung musik. Di sana, di dekat band akustik, Daniel berdiri dengan gagah sambil memegang buket bunga mawar merah yang indah. Matanya menatap mesra ke arah Airin yang masih terkejut dan bingung.
Malam itu, langit bermandikan cahaya bulan purnama yang begitu indah. Daniel dan Airin berdiri saling menatap dengan jarak cukup jauh, angin malam berhembus dengan sejuk. Kedua pasang mata mereka saling beradu, dan suasana hening menyelimuti mereka berdua.
"Airin, malam ini aku ingin mengungkapkan perasaan yang telah lama terpendam di hatiku," ucap Daniel dengan suara lembut dan penuh perasaan. Airin merasa jantungnya berdebar kencang, mendengar pengakuan yang tak pernah ia duga sebelumnya.
"Aku mencintaimu, Airin," lanjut Daniel, membuat wajah Airin memerah. "Aku orang yang tidak percaya dengan yang namanya jatuh cinta pada pandangan pertama. Tidak masuk akal bagaimana bisa seseorang jatuh cinta hanya dalam sekali pandangan." Daniel tertawa, mengingat pertemuan pertama mereka dulu.
Airin tersenyum, membiarkan kata-kata Daniel mengalir dalam benaknya. Sementara itu, Daniel melanjutkan ceritanya, "Tetapi, argument itu di patahkan ketika untuk pertama kali aku bertemu denganmu di kampus kala itu, jantungku langsung berdetak tak beraturan, seolah-olah ada magnet yang menarikku padamu."
Airin menatap Daniel dengan penuh perasaan, matanya berkaca-kaca. Ia merasa terharu mendengar pengakuan tulus dari pria yang beberapa waktu ini selalu menjaga dan memerhatikannya. Beberapa orang perempuan datang dan mengajak Airin ke tempat di mana Daniel berdiri. Semua orang bersorak dengan gembira karena menyaksikan moment romantis itu.
"Sayang, maukah kau menua bersamaku? Menikahlah denganku, mari kita lewati hari-hari yang membosankan ini dengan tangan yang saling menggenggam. Merawat anak dan cucu bersama-sama, hingga maut memisahkan kita. " ucap Daniel, dia menekuk lututnya, dan bersimpuh di depan Airin dengan sebuah cincin berlian di tangannya.
"Kak,," gumam Airin, mencoba menahan air mata kebahagian yang hampir jatuh.
"Kamu tidak perlu mengatakan apa-apa, Sayang. Tapi aku mohon terimalah cincin ini dan menikahlah denganku, " sahut Daniel, menatap mata Airin dengan penuh kelembutan. "Aku hanya ingin kau tahu bahwa aku hanya akan menikah dengan."
Airin mengangguk dan mengulurkan tangannya, Daniel tersenyum senang, ia menyematkan cincin yang dia siapkan di jari manis wanita itu dengan air mata berlinangan, tidak dia sangka, akan ada hari dimana dia akhirnya bisa begitu dekat dengan gadis yang dulu diam-diam dia sukai. Sungguh, malam ini adalah malam paling bahagia baginya.
semua orang bersorak dan bertepuk tangan, Airin tersenyum bahagia dan dia membantu Daniel berdiri.
"Terimakasih sudah memilihku, Kak," Ucap Airin dengan suara lirih. Keduanya saling berpandangan, lalu Daniel mengulurkan buket bunga ke arah Airin yang dengan senang hati menerimanya. Para pengunjung kembali bertepuk tangan dan bersorak, merayakan lamaran romantis penuh cinta yang baru saja dinyatakan di hadapan mereka. Angin dingin malam itu tak lagi terasa, digantikan oleh kehangatan cinta yang menyelimuti hati Airin dan Daniel.
***
Kalau Kayla hidup menderita maka Rudi akan turut menderita kemudian Ibu kandung Airin sakit hati ,
Biar Rudi tahu bagaimana derita Airin setelah kehilangan ibu kandung ketika melihat Kayla menderita , Biar Rudi dan Ibu kandung Airin merangkak di kubur Ayah kandung Airin demi memohon ampun ,
Dosa kita dengan Allah SWT itu mungkin di ampun tapi dosa kita dengan manusia bagaimana mahu mohon ampun kalau orang itu sudah tidak lagi ada di dunia .
glirn ga undang aja,bru hboh...ga ush ngrsa jd krban deh,sdngkn klian jg tau spa pnjhatnya....iri blang dong,ga ush ftnah2 sgla.....tar airin bongkar kbusukan bpkmu sm emak tiri trcntamu....