Kaisar fikir setelah memiliki anak Jasmine akan berubah menjadi istri dan ibu yang baik, tapi ternyata dia salah.
Jasmine justru menjadikan Nala adiknya sebagai pengasuh anaknya serta mengurus semua keperluan Kaisar.
"Satu langkah lagi kamu keluar dari rumah, aku pastikan kita bercerai!" Kaisar.
Akankah keputusan Kaisar untuk bercerai dengan Jasmine adalah keputusan yang tepat dimana setelahnya dia menikahi Nala-adik Jasmine sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tri Haryani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB. 33 Kejutan dari Suami
Kaisar menutup mata Nala dengan dasi miliknya saat tiba dirumah dan menuntun wanita itu menaiki tangga. Mereka baru saja pulang dari kantor dan Kaisar ingin memberi kejutan pada Nala.
Ya, semenjak Erlan tinggal bersama dengan Jasmine Nala selalu ikut Kaisar kekantor menemani pria itu kerja dan pulang bersama langsung makan malam diluar.
Beberapa kali Nala menghubungi Jasmine untuk menanyakan kabar Erlan namun wanita itu tidak pernah menjawab panggilan teleponnya.
“Pelan-pelan, Sayang,” kata Kaisar dengan tangan memegangi tangan Nala.
Nala yang ditutup matanya kebingungan tapi dia senang sebab merasa akan diberi kejutan oleh sang suami.
“Kamu mau ngasih kejutan apa sih, Mas, kok mataku pakai ditutup segala,” kata Nala namun Kaisar tidak ingin memberitahu.
“Ada deh nanti kamu tahu sendiri,” balas Kaisar.
“Hem. Bisa begitu ya.”
Kaisar terkekeh dan mencium gemas pipi Nala.
“Ihh, Mas, kita lagi ditangga,” Nala meraba wajah Kaisar dan mendorongnya menjauh namun kaki terus melangkah menaiki tangga.
“Memangnya kenapa kalau ditangga?”
“Takut jatuh.”
“Bukankah kamu sudah jatuh kehatiku ya? Kenapa masih takut?" tanya Kaisar membuat Nala memukul peran pria itu.
Mereka terus melangkahkan kakinya menaiki tangga dan Kaisar membawa Nala menuju kamar mereka.
Kaisar mengarahkan tangan Nala memegang benda berbentuk kotak yang baru saja ia ambil dari atas meja.
“Ini apa, Mas?” tanya Nala meraba kota itu namun Kaisar hanya senyum-senyum.
“Mas ini apa?” tanya Nala lagi.
“Kamu buka sendiri aja kalau mau tahu. Aku yakin kamu suka," titah Kaisar dan malah yang sudah sangat penasaran menganggukkan kepala.
"Aku hitung satu sampai tiga membuka penutup matamu dan kamu buka kotak itu," kata Kaisar memberi instruksi.
Nala mengangguk dan Kaisar mulai menghitung.
“Satu …”
Kaisar melepas ikatan dasi yang menutup mata Nala.
“Dua …”
Nala mengeratkan pegangannya pada kotak yang hendak ia buka.
“Tiga ….”
Bersamaan Kaisar membuka penutup mata Nala dan wanita itu membuka kotak hadiah yang Kaisar berikan.
Seketika Nala berteriak senang saat melihat tiket bulan madu sebagai kejutan yang Kaisar berikan untuknya. Pria itu sangat ingin mewujudkan keinginan Nala untuk segera memiliki anak.
Nala memeluk Kaisar erat dan mengecup lebih dulu pria itu. "Makasih, Mas, kamu pengertian sekali. Aku suka hadiahnya," kata Nala.
Kaisar mengulas senyum dan membalas ciuman dari Nala merasa senang bahwa hadiahnya sangat disukai wanita itu.
...***...
Untuk mempersiapkan bulan madu mereka yang akan berangkat lusa Kaisar mengajak Nala berbelanja ke mall dan berkeliling sebentar kemudian berhenti sebuah toko perhiasan.
Kaisar memilihkan perhiasan untuk Nala kemudian meminta sang istri untuk mencobanya. Sepasang anting cantik menggantung ditelinga Nala membuat wanita itu tersenyum pada Kaisar.
“Cantik, Mas, aku suka,” kata Nala.
“Benarkah? Nggak mau cari yang lain?” tanya Kaisar dan Nala menggelengkan kepala. “Ini aja," kata Nala.
Kaisar tersenyum kemudian kembali memilih perhiasan yang lainnya namun tiba-tiba datang seseorang yang mendorong Nala hingga terjungkal dari duduknya.
Brukk!
“Nala!” Kaisar bergegas membantu Nala yang terjungkal untuk bangkit dan mendudukannya dikursi.
“Aku nggak apa-apa, Mas,” kata Nala tapi tidak membuat amarah Kaisar mereda. Pria itu mengepalkan kuat tangannya menatap marah ada seseorang yang sudah mendorong istrinya.
Kaisar menghampiri seseorang itu dan berdiri dihadapannya.
“Apa yang kamu inginkan, Jasmine?” tanya Kaisar mencengkram rahang wanita itu.
Ya, seseorang yang baru saja mendorong Nala itu ialah Jasmine yang juga sedang berbelanja kebutuhannya dan Erlan.
Ia pergi ke mall bersama dengan Vanno, teman prianya yang telah membantunya menangani kasus gugatan hak asuh Erlan.
Jasmine balas menatap tajam pada Kaisar yang mencengkram rahangnya. “Seharusnya aku yang tanya sama kamu, Mas. Apa yang kamu lakukan disini sama Nala? Aku kerepotan merawat Erlan sendirian sementara kamu enak-enakan bermesraan dengan Nala disini. Erlan anak kamu, Mas, seharusnya kamu juga menjaganya.”
Cengkraman tangan Kaisar semakin kuat membuat Jasmine meringis kesakitan. “Jangan katakan seolah aku bukan ayah yang baik untuk Erlan. Kamu yang menginginkan hak asuh Erlan dan itulah resiko yang harus kamu jalani.”
“Ini nggak adil. Seharusnya kita sama-sama mengurus Erlan, Mas. Erlan itu anak kita bukan hanya anak aku.”
Nala bangkit dari duduknya kemudian menghampiri Kaisar yang mencekal rahang Jasmine dan berdebat dengan wanita itu. Nala tidak tega melihat Jasmine kesakitan sehingga ia meminta Kaisar untuk melepas cengkraman tangannya.
Jasmine adalah keluarga satu-satunya yang Naka miliki dan ia tidak ingin sesuatu buruk terjadi pada sang kakak.
“Mas aku nggak apa-apa. Aku mohon lepaskan Kak Jasmine, Mas,” pinta Nala membuat Kaisar menatap tajam pada sang istri.
Jasmine sudah mencelakainya tapi bisa-bisanya Nala masih menyayangi wanita itu.
“Mas, biarkan aku yang berbicara dengan Kak Jasmine, kasihan dia kesakitan,” bujuk Nala tapi Kaisar masih tidak melepas cengkramannya dari rahang Jasmine.
“Mas,” panggil Nala dengan wajah memohon membuat Kaisar tidak tega melihatnya.
Kaisar menghempaskan tangannya yang mencekal rahang Jasmine. “Aku melepaskanmu karena Nala yang memintaku,” kara Kaisar kemudian menghampiri Vanno dan mengambil alih Erlan dari gendongan pria itu.
Menatap Vanno yang tidak kalah tampan darinya, Kaisar mendekatkan bibirnya ditelinga pria itu. “Aku sarankan jauhi Jasmine sebelum kamu semakin dimanfaatkan olehnya,” bisik Kaisar kemudian berlalu membawa Erlan kearea bermain anak-anak.
Nala membantu Jasmine yang terhuyung karena hempasan tangan Kaisar tapi tangannya justru ditepis oleh wanita itu.
“Kakak nggak apa-apa?” tanya Nala yang melihat rahang Jamine memerah karena cengkraman tangan Kaisar yang begitu kuat.
“Nggak usah sok perduli padahal kamu senang kan Kaisar memarahiku?”
Nala menggeleng. “Nggak, Kak, Kakak salah. Aku nggak senang Kakak dimarahi Mas Kaisar. Aku menyayangi Kakak sebagaimana mestinya seorang adik menyayangi Kakaknya. Aku juga ingin Kakak bahagia, aku—”
“Bohong! Kalau kamu menyayangiku, kamu nggak akan merebut Kaisar dan Erlan dariku,” kata Jasmine memotong perkataan Nala.
Nala menggelengkan kepala. “Aku nggak pernah merebut mereka dari Kakak."
“Tapi kenyataannya kamu sekarang menikah dengan Kaisar. Kalau kamu ingin melihat aku bahagia, maka kembalikan Kaisar dan Erlan padaku. Kamu pergilah yang jauh dan biarkan aku bahagia bersama mereka.”
Deg!
Nala tersentak dengan perkataan Jasmine yang tanpa belas kasihan wanita itu menyuruhnya pergi.
Kasih sayang yang ia berikan pada sang kakak dibalas Jasmine seperti ini. Apa hubungan persaudaraan mereka selama ini tidak ada artinya untuk Jasmine? Apa kebersamaan mereka lebih dari duapuluh tiga tahun tidak ada artinya hanya karena dirinya menikah dengan Kaisar?
Kaisar sekarang suaminya dan ia mencintai pria itu. Tapi Nala tidak akan pergi meninggalkan Kaisar dan melukai hati pria itu.
“Aku nggak bisa melakukannya,” kata Nala membuat Jasmine mengepalkan tangannya dengan pandangan penuh kebencian.
tamat....
kan rangga belum ketemu sama shafira
gimana rasanya mengurus anak, seorang jasmin mau mengurus anak, nikmati aja, sakit lagi si erlannya, ya wajar karna dipisahkan dg orang tua yg dg kasih sayang mengasuh dan nerawatnya dr bayi